BAB 1

4.3K 342 32
                                    

Raja Pontasius dan permaisurinya, Syril, memiliki 5 putra duyung dan satu putri duyung yaitu yang paling kecil, Noah. Saat Syril mengandung Noah, samudera tampak bergolak dan seluruh mahluk dasar laut tampak gelisah. Tak ada ketenangan di bawah laut sehingga hal ini mengkhawatirkan Raja Pontasius.

Maka dipanggillah Marine, sang duyung peramal. Mermaid tua dengan ekornya yang gemuk beserta sisiknya yang berwarna cokelat. Rambut Marine berwarna putih, selalu tergerai mengambang. Marine mendengar keluhan raja dan tiba tiba dia berkomat- kamit dengan tatapan kosong.

"Duyung yang dikandung ratu sangat kuat. Seluruh mahluk di lautan gelisah karena mereka tidak tahu apakah duyung ini berdampak baik atau buruk," terang Marine.

Raja Pontasius terkejut. Dia memajukan tubuhnya dari dudukannya di singgasana. "Apa yang harus aku lakukan Marine?" tanya raja kalut.

Mendengar nada suara kalut sang Raja, Ratu berenang mendekat. Dia meletakkan tangannya di atas bagian perutnya yang membengkak. Wajahnya yang cantik memucat dan rambut hitamnya terlihat mengembang lebar.

"Aku tetap mempertahankan bayi ini berkembang dalam perutku Marine! Aku tak mengizinkan kau menyuruh apapun terhadapnya," teriak Syril. Dia berkata keras kepada Marine, namun tatapannya terarah tajam pada Raja Pontasius.

Raja Pontasius menekan pelipisnya, meletakkan trisula emasnya di sisi singgasananya. Dia beralih pada Marine. "Lihatlah kembali ramalanmu."

Marine kembali dengan tatapan kosongnya. Dia menggerakkan tangannya, berputar-putar di kedalaman air dan mulai bersuara dengan menggema.

"Mahluk ini sangat kuat. Kelak dialah yang akan menguasai Oceania, mengalahkan para saudara pangeran. Mahluk kecil ini telah diberkati Poseidon untuk menjaga Oceania. Hanya dialah yang pantas memakai mahkotamu yang mulia Pontasius."

UcapanMarine terhenti dan sepasang matanya yang tajam tampak berbinar. Lapat-lapat, dia kembali bersuara. "Untuk sementara, ramalan itulah yang dapat kukatakan. Kita tinggal menunggu kelahirannya saja."

Mendengar ini raja duduk tersandar dan bertatapan dengan sang ratu dengan tatapan lega. Itulah yang diharapkannya. Dalam hatinya Raja merasa akan datang putra duyung lagi. Masih lama saat dia menantikan putri duyungnya.

***

Selama masa kehamilan sang Ratu, keadaan Oceania begitu penuh gejolak, lautan bergelombang dan benar-benar tidak stabil. Ikan-ikan berenang gelisah dan para mermaid dan merman berwajah cemas. Meski kegelisahan mewarnai penghuni bawah laut, ramalan Marine yang diumumkan oleh pejabat istana cukup membuat ratusan mermaid dan merman merasa tegang menantikan kelahiran mahluk yang telah membuat lautan begitu gelisah. Apalagi menjelang kelahiran, lautan menjadi gelap dengan timbulnya banyak pusaran maut di mana-mana.

Tidak ada satupun rakyat Oceania keluar dari tempat tinggal mereka. Mereka semua berdoa agar ramalan Marine terjadi benar adanya bahwa mahluk yang akan dilahirkan sang ratu adalah penerus lautan yang akan menggantikan Raja Pontasius kelak. Mereka berharap lautan kembali tenang dan indah.

Berjam-jam berlalu dengan ketakutan luar biasa, 11 jam kemudian, sebuah cahaya terang benderang menyeruak keluar dari tiap jendela istana kerajaan Oceania. Cahaya itu amat terang dan besar, menyapu bersih segala pusaran maut dan menghentikan amukan samudera. Cahaya yang muncul itu menggantikan segala kengerian itu dengan tumbuhan- tumbuhan bawah laut yang indah serta ribuan terumbu karang dan kerang-kerang mutiara.

Seketika seluruh Oceania diliputi cahaya berkilau hingga cahaya ini menembus permukaan lautan. Membuat para pelayar tertegun melihat cahaya terang yang datangnya dari dasar lautan, bahkan penyelampun tidak sanggup mencapai cahaya tersebut yang berasal dari dasar lautan yang paling dalam.

LOVE UNDER THE SEA (REPUBLISHED) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang