Kedua pria itu memeriksa keadaan Lucy yang saat ini tengah terbaring lemah di tempat tidurnya. Hantu itu sedang berhenti berulah karena itu Lucy tampak sedang tertidur. Aku dan majikanku terus mengikuti kedua pria itu, aku hanya penasaran ingin mengetahui apa yang akan mereka lakukan untuk mengusir hantu anak perempuan itu.
" Bagaimana putri kami? Apa benar pemikiran kami ini, kami pikir dia kerasukan?" Tanya mama Lucy, memang dialah yang menyarankan untuk memanggil kedua pria itu guna mengusir hantu yang merasuki tubuh Lucy. Dia yakin sekali bahwa Lucy kerasukan, aku cukup lega karena dia menyadarinya tanpa aku harus memberitahunya.
" Ya sepertinya putri kalian kerasukan, tapi kami perlu menemukan bukti-bukti bahwa dia memang kerasukan sebelum melakukan tindakan. Roy mulailah ..." Ucap Flinn yang langsung ditanggapi Roy dengan sebuah anggukan.
Setelah itu dengan gesit Roy memasang beberapa kamera dan alat-alat lain di dalam kamar Lucy. Aku dan majikanku hanya menatap dalam diam pekerjaan mereka. Tak lama setelah semua peralatan terpasang, mereka meminta kami untuk meninggalkan kamar itu, meninggalkan Lucy sendirian.
" Apa putriku akan baik-baik saja?" Kali ini papa Lucy yang bersuara.
Majikanku tentu sangat khawatir saat ini karena sudah dua hari ini Lucy dirasuki oleh hantu itu. Lucy yang biasanya selalu membawa tawa dan kebahagiaan di rumah mewah ini seketika berubah menjadi sosok pembawa kesedihan dan kekhawatiran. Kami semua sangat menyayangi Lucy dan sungguh kami ingin segera melihat keceriaan Lucy seperti biasanya. Seandainya aku bisa melakukan sesuatu untuk menolong Lucy, tentu sudah aku lakukan. Tak peduli meski aku harus kehilangan pekerjaanku, demi menyelamatkan Lucy aku rela mengorbankan apapun. Namun sayangnya tak ada yang bisa ku lakukan, aku bisa melihat hantu itu tapi aku benar-benar tak berdaya menghadapinya.
" Anda tidak perlu khawatir, kami akan segera melakukan tindakan setelah menemukan bukti bahwa putri anda memang kerasukan." Roy yang bersuara saat ini, sedangkan Flinn sedang sibuk melihat ke arah layar laptopnya di ruang tengah rumah ini. Dia sedang melihat keadaan Lucy di kamarnya yang terlihat di layar laptop itu. Pastinya itu karena kamera yang terpasang di kamar Lucy.
" Bagaimana caranya kalian membuktikannya?" Papa Lucy tampak penasaran terdengar juga nada tidak sabar pada suaranya. Tentu saja, ku rasa tidak ada orangtua yang betah berlama-lama menyaksikan putrinya yang tengah kerasukan seperti ini.
" Dari alat-alat pendeteksi hantu yang kami pasang di kamarnya. Kamera yang ku pasang tadi merupakan kamera infra merah yang mampu untuk memotret hantu dan mendeteksi hawa panas, nama kamera itu Flir. Kami juga sudah memasang alat untuk mendeteksi perubahan suhu dalam waktu singkat yang bernama Etekcity Digital Infrared Thermometer. Bukan hanya itu kami juga sudah memasang xparanormal Detector yang mampu mendeteksi aktivitas hantu, lalu ..."
" Ehmm ..." Flinn mendeham dan seketika Roy menghentikan penjelasannya yang panjang lebar tadi.
" Kami ini profesional jadi anda tidak perlu mengkhawatirkan putri anda, cukup percayakan saja masalah ini pada kami." Dengan angkuhnya Flinn mengatakan itu, membuatku menautkan kedua alisku mendengarnya. Kesan pertamaku pada pria yang bernama Flinn ini ... dia pria yang angkuh dan arogan, sangat berbeda sekali dengan Roy yang cenderung terbuka dan ceria. Dua orang pria yang memiliki kepribadian yang bertolak belakang, tapi aku sungguh penasaran, benarkah mereka sanggup mengusir hantu?
Waktu terus berlalu, belum terjadi keanehan apapun yang ditunjukan Lucy. Dia masih tertidur sama seperti ketika kami meninggalkan kamarnya. Hingga ketika tengah malam, tiba-tiba Flinn bangkit dari duduknya setelah melihat sesuatu di layar laptopnya dan mengajak Roy untuk mengikutinya. Tentu aku dan majikanku bergegas mengikuti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEAM SEVEN (COMPLETED)
HorrorLanjutannya silakan baca di Dreame. Akun Dreame: ELLAKOR Kinsey ... gadis berusia 19 tahun yang terlihat normal. Dia yatim piatu dan dibesarkan di sebuah panti asuhan, hingga sebuah peristiwa membuatnya meninggalkan panti asuhan dan memutuskan untu...