CHAPTER 5 BONEKA BERHANTU (PART 5)

4.5K 351 55
                                    


Roy terlihat menghubungi seseorang, awalnya aku tidak tahu siapa orang yang dihubunginya itu. Namun semua pertanyaanku terjawab ketika banyak anggota kepolisian yang datang ke rumah majikanku. Mereka membongkar tembok kamarku dan menemukan tulang belulang Hany yang memang dikubur disana.

Roy menceritakan detail masalah ini pada salahseorang anggota kepolisian yang sepertinya memiliki pangkat yang cukup tinggi. Tidak lama mereka berada di rumah ini, dengan membawa serta tulang belulang beserta boneka Hany, pada polisi itu pun pergi meninggalkan rumah.

Yang tersisa sekarang adalah menangani hantu Hany yang masih merasuki Lucy. Kedua orang tua Hany sedang berada di rumah ini sekarang karena Roy meminta mereka untuk ikut bersama kami. Menurut Roy hanya dengan cara ini kami bisa mengeluarkan hantu Hany dari tubuh Lucy.

Tubuh Lucy sedang terbaring lemah di tempat tidurnya, bisa ku rasakan hantu Hany masih berada di dalam tubuhnya.

" Hai ... Kau, ajaklah hantu itu bicara. Katakan padanya kita sudah memenuhi keinginannya."

Tentu Flinn yang mengatakan ini karena hanya dia yang dengan entengnya memerintah orang lain dengan tidak sopannya. Tapi aku tidak melawan kali ini, aku menuruti perkataannya.

Ku langkahkan kakiku mendekati tempat tidur Lucy. Lalu aku duduk di samping tubuh Lucy yang terlihat sedang tertidur itu.

" Hany ... kakak sudah membantumu. Kakak sudah menceritakan semua kebenarannya pada papa dan mamamu. Lihatlah mereka bahkan sengaja datang untuk menemuimu." Aku terperanjat kaget ketika ku lihat tiba-tiba kedua mata Lucy terbuka. Bola matanya berputar-putar ngeri membuatku segera membekap mulutku dengan kedua tanganku, menghindari agar aku tidak berteriak melihatnya. Lingkaran hitam yang mengelilingi matanya membuat bola matanya terlihat semakin menyeramkan.

Lalu tubuhnya melayang di udara dan secara perlahan merubah posisi berbaringnya menjadi berdiri. Kedua kaki Lucy sama sekali tidak menapak, dia masih melayang di udara membuat siapapun yang melihatnya akan merasa ngeri.

Hiks ... Hiks ... Hiks

Terdengar suara isak tangis yang memilukan, aku tahu betul hantu Hany lah yang sedang menangis saat ini. Aku pun tahu penyebabnya apa, dia menangis karena melihat kedua orangtuanya yang begitu disayangi dan dirindukannya.

" Pak ... Bu ... katakanlah sesuatu padanya. Dia Hany putri kalian, percayalah padaku." Ucapku mencoba meyakinkan orangtua Hany, aku tidak tahu setelah semua yang mereka lihat ini, telah membuat mereka mempercayai ucapanku atau sebaliknya mereka masih meragukanku.

" Hany ... sayang ... benarkah itu kau Nak?" ayahnya Hany bersuara, dengan diiringi tangisannya. Lucy mengangguk, hmm ... tentu sebenarnya hantu Hany lah yang mengangguk.

" Mama ... Papa ..."

Suara itu terdengar menggema di dalam ruangan ini. Suara Hany yang keluar dari mulut mungil Lucy. Kedua orangtua Hany terisak mendengarnya, seharusnya mereka tahu bahwa suara itu memang suara putri mereka. Ibu Hany yang sejak tadi terdiam bahkan kini mulai memperlihatkan responnya. Dia menangis sambil mengulurkan tangannya ke arah Lucy.

" Hany ... putriku ..." gumamnya pelan dengan disertai isak tangisnya. Ibu Hany hendak menghampiri tubuh Lucy yang masih melayang di udara, tapi suaminya segera menghentikannya dengan memeluknya.

" Kita harus merelakannya, putri kita sudah meninggal."

" Tidak ... itu Hany, putri kita." Melihat sepasang suami istri yang sedang dirundung duka karena melihat arwah putri mereka yang gentayangan, entahlah aku rasanya ingin meneteskan air mataku. Aku tak sanggup menyaksikan pemandangan yang sangat menyedihkan ini.

TEAM SEVEN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang