Aku melihat bangunan yang ada di depan mataku. Sederhana tetapi nyaman, itulah yang kupikirkan saat ini. Bangunan yang akan menjadi tempat tinggal aku dan keluargaku.
"Kakaaak!"
Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati adikku yang sangat kusayang ini, yah walaupun lebih tinggi dariku:,) "Kakak, jangan di tengah jalan! Nanti kalau kelindes becak gimana??" Aku hanya mengangguk iya dan menghampirinya. Karena kalau direspon dengan kata lagi, tambah bacod nantinya tuh anak.
Aku akui kalau adikku yang bernama Guanho ini memang tampan,tinggi,pintar, intinya melebihi aku sebagai kakaknya. Tetapi aku sangat bangga padanya,setidaknya di masa depan nanti dia akan menjadi orang yang sukses. "kakak jangan liatin adek terus, nanti dikira pedophil lho.." setelah mengatakan itu,adikku langsung melesat pergi.
1
2
3...
"BAE GUAN HO!!! DASAR ADIK DURHAKA KAMU!!" Aku benar-benar menyesal punya adik kayak dia, ingin rasanya dia berubah-,-
Sudahlah, daripada ngurusin si Tiang gantung ini lebih baik bantu Mama, Papa ngangkatin barang-barang. Akupun menjauhkan pantatku dari sekeliling Tiang gantung dan menuju Papa, Mama aku tersayang~.
~
"Permisi... kami dari tetangga sebelah. Apa ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang Bibi kepada Mamaku. "Oh, tidak perlu terimakasih..." tolak Mamaku dengan sopan. "Baiklah, jika ada yang perlu kami bantu silahkan ke rumah sebelah kanan anda. Disitu adalah rumah kami.". Bibi itu tersenyum dan memberi kotakan yang dibalut dengan kain merah. "Ini adalah kue beras, tolong diterima sebagai penyambutan tetangga baru." Lanjut Bibi itu. "Oh baiklah, terimakasih banyak.". Aku hanya memerhatikan interaksi yang dilanjut Mamaku dengan Bibi itu. Tiba-tiba mataku mengarah kepada laki-laki disebelah Bibi itu. 'Tampan' itulah yang mendeskripsikan laki-laki itu. Kurasa, aku belok.
Tanpa kusadari, laki-laki itu berjalan mendekatiku. "Hai, namaku Hwang Min Hyun. Aku anak Bibi yang sedang bicara dengan Ibumu. Kurasa aku lebih tua darimu, panggil aku kakak ya. Salam kenal." Laki-laki bermarga Hwang itu mengulurkan tangannya kepadaku dan tersenyum.
"Eh? Ah... iya salam kenal kak. Namaku Bae Jin Young." Gara-gara senyumnya, aku memperkenalkan diriku dengan gaya yang 'gak banget ya ampuuun. Harga diriku jatuh sudah. Orangnya ketawa lagi, malu aku.Dan entah bagaimana bisa kami melanjutkan interaksi pembicaraan kita. Kami juga bertukar nomer telepon.
"Dek,kamu punya saudara ya?" Tanya kak Minhyun. "Iya kak, kenapa?". "Itu belakang, yang lagi meluk kamu intens." Tunjuk kak Minhyun. Aku melihat orang di belakangku sedang memelukku dan menatap tajam kepada orang di depanku. "Guanho,bersikaplah yang sopan pada tamu." Guanho menatapku sebentar, lalu membungkuk pada kak Minhyun dan pergi begitu saja.
Astaga, dia kekanak-kanakan sekali.
"Maafkan adik saya ya kak,dia kayaknya lagi Pe Em Es".
"Astaga, tidak apa-apa. Perempuan memang harus disabarin..."
"Kak, dia itu cowok."
.
.
.
.
.
"Oh".
~~
"Mama, listriknya kok gak bisa?!" Tanya Guanho sambil teriak pada Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bruder - PanDeep
FanfikceSetelah 20 hari berlalu semenjak adikku, Guan Ho menghilang, dia kembali ke rumah. Tetapi, dia nampak seperti orang yang berbeda di mataku. Tidak hanya adikku, perilaku kedua orang tuaku juga jauh berbeda dari yang kemarin. - Bae Jin Young