Permulaan

142 5 1
                                    

Setiap hari pertama, diminggu pertama, dan dibulan pertama, SMA Medika selalu mengadakan 'upacara' yang merupakan kewajiban dari setiap sekolah diseluruh Indonesia.

"Sebelumnya, kita semua patut bangga atas salah satu prestasi yang diraih oleh salah seorang teman kita yang berhasil membawa nama harum sekolah. Celia Agatha, silahkan maju kedepan" ujar Kepala Sekolah, selaku pembina upacara disela amanatnya.

Seluruh Medika bersorak memberi tepuk tangan, Seorang gadis dari barisan paling ujung kanan maju kedepan dengan rasa bercampur aduk antara malu dan bahagia.

"Dia hebat banget" ujar seorang cowok dengan penampilan berkacamata bulat, Ucok.

"Siapa dia?" Tanya Arga yang berbaris tepat disamping kanannya.

"Celia Agatha, cewe IPA XI 1"

"Oh" ucapnya singkat. Basa-basi tanpa tujuan, mungkin bisa mempercepat upacara itu.

Seperti biasa jika ada yang mendapatkan penghargaan, selepas upacara, Rakyat Medika akan memberi selamat dengan 'jabat tangan' di lapangan, termasuk Arga

"Congrats" ujarnya singkat, tapi hangat karena disertai senyuman tipis.

"Thanks" kalau ada yang singkat dengannya, ia juga akan seperti itu. Seperti 'balasan' setimpal.

🍂🍂

Disebuah ruangan, mereka tampak serius membahas sesuatu. "Bentar lagi ada lomba band nasional gitu, masa band kita gaikut?" Ujar Ratih sambil sesekali memukul kedua stik drum nya.

"Kita kekurangan anggota" ucap Alvares, selaku gitaris nampak membenahi senar yang kurang pas.

"Oh ya, Celia!!" Seru Tamara

"Kenapa dia?" Ujar Alvares kebingungan.

"Ampun deh, tadi kalian upacara ngapain aja? Tidur?"

"Gue males denger Bu Tiara ngoceh, lamanya bikin ngantuk, btw emang dia kenapa?" imbuh Alvares, terkenal dengan siswa 'anti' upacara. Bukannya ia tidak menghormati jasa para pahlawan, tetapi amanat dari setiap pembina yang akan selesai jika siswa memberi 'kode' seperti, pingsan ataupun 'batuk berjamaah'

"Dia pemenang lomba nyanyi nasional pekan lalu" ujar Tamara

"Jadi maksud lo dia dimasukin ke Band kita tanpa test?" Ucap Arga yang sedari tadi hanya mengutak-ngatik benda tipis bermerk 'apel kemakan' tersebut.

"yes that's what i mean"

"Semua siswa yang mau masuk Band Medika, harus ditest, itu peraturan!" Seru Arga melihat mereka dengan tatapan serius.

"Tamara, lo panggil cewek itu kesini" tambahnya setelah memberi selang keheningan sebentar.

"Celia?"

"Ya"

Tamara segera meninggalkan ruangan band menuju kekelas Celia, tapi tunggu! Dia berhenti...

"Ampun, gue gatau kelasnya dia dimana astagaaa" ujarnya sambil menepuk jidatt.

"Dek, kelas Celia Agatha dimana?" Tanyanya pada seorang anak yang kebetulan berjalan kearahnya.

"Kak Celia kelas IPA XI 1, kak"

Tamara berlalu mencari kelas yang menjadi tujuannya, sesampainya didepan kelas, ada anak yang menghalanginya, "cari siapa kak?"

"Celia Agatha"

"Oh tunggu bentar ya kak" ujarnya masuk kedalam kelas, Tamara mendengar, anak itu berteriak nama Celia hingga 3 kali, "Celia lo dicari" sampai seorang gadis pergi kearahnya.

"Cari gue?" Ujar gadis itu, Celia.

"Lo ikut gue, ada urusan"

Celia yang belum menjawab, langsung ditarik tangannya pergi ke tempat yang tidak dia ketahui sebelumnya. Ruangan band yang dikenal siswa Medika, dijadikan tempat berkumpul anak-anak penting disekolah yang sangat disegani oleh Medika, yaitu Tamara, Alvares, Carissa, David dan tentunya Arga. Tidak ada pernah siswa memasuki ruangan itu sembarangan, selain orang yang memang memiliki kepentingan sendiri.

Dan sekarang, Celia berada tepat didepan ruangan itu. Ruangan mistis yang jarang dimasuki siswa Medika. Celia menelan ludah, setelah Tamara membuka pintu, empat orang melihatnya dengan wajah datar.

"Lo Celia?" Tanya Arga  mendekati gadis itu.

"Iiya" balasnya.

"Gue pengen denger lo nyanyi sekarang" ujar Arga kembali kebangku nya.

"Nyanyi?" Tanyanya kebingungan, arga nampak mendengus. Tamara segera menjelaskan.

"Test mendadak buat lo jadi anggota Band Medika"

Untuk sekali lagi, Celia menelan ludah, pasalnya kelima orang penting Medika akan mendengar suaranya diruangan khusus itu. Celia mulai menarik napas-menghembuskan-dan...

Fly across the sky tonight
Discovering the brightest light
Wish I was here with someone to hold tight

Hello there
I wish it was you
Playing in the rain and wait the rainbow to come and we'll dance
I wonder if you'd always be right here~~

Celia menghentikan nyanyinya, mereka tampak tertegun. Wajah mereka menakutkan. Celia berpikir, mungkinkah ada nada yang salah?

Prok-prok-prok* tepuk tangan dari Alvares,Tamara, Carissa, dan David mulai menggema keseluruh penjuru ruangan, kecuali Arga yang hanya diam. Celi melihat mereka, dan dibalas senyuman manis. "Oke lo masuk" ujar Arga meninggalkan mereka dengan wajah biasa saja.

"Dia kenapa, setahun ini aneh banget" ujar Carissa mengerenyutkan dahi.

Setahun?

"Celia, lo boleh balik kelas, besok pagi ketemu disekolah" ucap Tamara. Mendengar itu, Celia langsung meninggalkan ruangan itu, kembali kekelas dengan berbagai pertanyaan berkumpul pada otaknya. Arga? Dia gasuka gue disitu?

"Cel, tadi lo sama Tamara ngapain? Lo ga kenapa-napa kan" Tanya Nayya mendekati Celia yang baru saja duduk.

"Gue masuk Band Medika"

"Hah? Eh ga sembarangan orang yang masuk di Band Medika, dan lo masuk!!! Lo hebatt, Ceeliia!!!" Ujar Nayya menggoyangkan badan Celia yang seperti patung.

"Arga kayaknya ga seneng gue masuk, seperti terpaksa hanya karna kekurangan anggota"

"Dia emang orangnya kayak gitu, dingin banget"

🍂🍂

Pelajaran hari itu berjalan dengan baik. Celia dan Nayya pulang sekolah, Celia dijemput oleh sopirnya, Nayya pulang bersama pacarnya. Dan setiap hari selalu begitu. Disepanjang jalanan menuju kerumah, Celia terus memikirkan kejadian tadi disekolah, wajah dingin itu terus saja bergejolak pada dalam diriku*

🍁🍁🍁

Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang