new student

20 3 1
                                    

Happy Reading

Sinar mentari memaksa masuk melalui celah kecil jendela, sesaat kemudian terdengar langkah kaki yg menuju kamar gadis itu dan membuka semua jendela dan mengusik tidur sang putri.

"nonaaaaa kanzaaa banguuuuuuuuun" Teriaknya sambil bersenandung kecil.

"non ini udah jam 6 loh emang non ga sekolah?" Panggilnya lagi sembari menarik selimut gledy.

"sekolah?" cicit gledy sambil berusaha membuka matanya.

"haaaa ini udah jam brp ci?! Gmna klo aku telat!" panik gledy langsung terduduk diranjangnya.

"buruan mandi sana non biar cici siapin bajunya habis itu sarapan ke bawah"

"duuh knpa bisa telat sih" gledy menepuk jidatnya dan segera mengambil handuk.

Setelah pulang dari pesta semalam sampai rumah pukul 10 dan itupun gledy belum bisa tidur dia begadang semalaman karena memikirkan sesuatu. Gledy memang tidak biasa begadang, meskipun begadang toh itu cuma seminggu sekali dan itupun jika dia sedang ingin menghabiskan drakor atau sebuah judul anime.

Yaa gadis itu memang menyukai Animasi buatan jepang , kebanyakan orang menilai Anime itu tidak lebih dari kartun tontonan bocah. Tapi tidak bagi gledy menurutnya Anime itu sama seperti film lainya hanya saja visual yg membedakan jika drama manusia yg memerankan tapi anime sebuah animasi. Tapi pada Anime juga terdapat pesan moral. Malahan menurut gledy Anime bisa membuat baper lebih dari sinetron. Dan menurutnya jauh lebih susah membuat Anime yg pembuatanya tentu saja membutuhkan kerja extra dari otak karena harus membuat sebuah animasi yg menyentuh hati dengan berbagai metode canggih dan muncullah sebuah film yg nampak nyata.

Gledy telah selesai mandi dan memakai baju seragamnya. Rambutnya diikat satu namun lemah tidak diikat tinggi dan tegak seperti biasa. Ikatanya hanya dibiarkan menjuntai kebawah tapi tidak dibelakang namun dibawa ke samping didepan bahu kanannya.
Terdapat poni yg sudah terlalu panjang bila dianggap poni namun tidak menyamai panjang rambutnya yg diikat jadilah sisa rambut itu dia selipkan ketelinga. Membuat kesan sederhana pada dirinya. Wajahnya hanya ditaburi selapis bedak yg natural. Bibir kecilnya diolesi dengan lip tin berwarna pink yg padu dengan warna asli bibirnya membuat lip tin itu nyaris tak terlihat.

Gledy memang sudah cantik tanpa dipoles sedikitpun, dia sudah sangat cantik namun karena tidak mau wajahnya terlihat pucat bila tidak memakai bedak jadi gledy mempolesnya sedikit.

Gledy menuruni tangga dari lantai dua menuju meja makan disana ada bi ijah yg sedang menyiapkan makanan di meja.

"pagi bi ijah" gledy menyapa sambil tersenyum manis.

"pagi mang maman" sapanya lagi kepada lelaki yg hendak mengambil sesuatu didapur.

"pagi non cantik" balas mereka berbarengan.

Gledy terkekeh melihat kekompakan kedua manusia itu.

"ayo non sarapan dulu, bibi sudah siapkan di meja" suruh bi ijah.

"mama mana bi?" gledy tengah mencari sosok itu sekarang.

"ibu udah pergi non"

"kerja?" gledy menaikkan satu alisnya.

"iya nyonya tadi sepertinya sangat terburu buru, itu uang saku yg diberikan nyonya" bi ijah tersenyum simpul.

"yaudah bi ledy bentar lagi masuk ledy ga mau telat jadi ledy ga sarapan dulu yah ntar ledy makan dikantin deh" gledy mengambil uang saku yg diletakan ibunya di tepi meja makan.

"eitsss nona! cici udah siapin ini buat non, cici udah duga ini akan terjadi jadi cici siapin bekal deh buat non kanza dibawa yah non" suara cici dari dapur nyaring skali membuat gledy dan bi ijah menoleh padanya yg mendekat.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang