Babak 2

4.4K 39 0
                                    

Surat dari Zain untuk Ainun

Ainun, taukah engkau definisi cinta pandangan pertama? Jika engkau masih ragu, aku akan memberitahumu. Mungkin takkan sama seperti definisi dari orang lain, tapi aku akan berusaha menyampaikannya seperti pemahamanku. ketika seseorang melihat orang lain untuk yang pertama kalinya ia merasa begitu tenang, nyaman, dan berdebar. Ia selalu ingin melihat pujaannya​ walau itu dari jauh. Taukah engkau siapa seseorang dan orang lain itu? Jawabnya aku dan engkau, Ainun. Aku sungguhan lho! Engkaulah cinta pandangan pertamaku, Ainun. Jika engkau bertanya mengapa? Maka aku takkan punya jawaban untuk pertanyaan itu. Karana aku tahu cintaku padamu tak membutuhkan alasan. Jika engkau memiliki rasa yang sama denganku, sudikah engkau menemuiku di tepi sungai hijau sore ini? Namun, jika engkau tak memiliki rasa yang sama denganku, biarkanlah aku menunggu sampai engkau memiliki rasa itu. Tetapi, jika waktu masih tak berpihak kepadaku, aku akan mundur dengan perlahan.

Zain

(Ainun duduk sambil membaca surat dari Zain, ia tersenyum ketika membacanya)

Aya : Ainun, kau kenapa kok senyum-senyum sendiri? (datang dari arah samping)

(Aya adalah sahabat Ainun)

Ainun: Eh... Aya, kau membuatku terkejut tahu. Pake ada acara  kepo segala lagi.

Aya: Ainun, beritahu aja deh.

Ainun: Baikalah akan aku beri tahu. Aku sedang membaca surat dari Zain. Ia sangat romantis. Sepertinya ia mencintaiku.

Aya: Kau pede sekali.

Ainun:  Kenapa emangnya? Ini bukan gombalan saja, ini ada buktinya kok.

Aya: Apa buktinya?

Ainun : Ini ini...( Memperlihatkan surat dari Zain dalam waktu singkat)

Aya : Eh, Ainun tunggu dong. Aku belum selesai membaca.

Ainun : Sudah dong. Sekarang Zain mengajakku ketemuan! Dan aku harus segera bersiap. Bye Aya.

Aya: Hei jangan berduaan saja,  karena ketiganya itu setan. (Teriak)

~~~

Di tepi sungai hijau, Zain sedang menunggu Ainun dengan gelisah. Ia tidak yakin Ainun akan menemuinya.

(Zain menghadap sungai, sedangkan Ainun datang dari arah belakang Zain)

Ainun : Zain…(lirih)

Zain : Ainun, kau benar-benar menemuiku? (Berbalik menghadap Ainun)

Ainun: Benar Zain, ini Ainun. (Mengangguk)

Zain: Aku senang sekali kau mau menemuiku. Kau pasti sudah membaca surat dariku bukan? Dan seperti isi surat itu, hari ini aku ingin menegaskan sesuatu kepadamu secara langsung.

Ainun : Apa itu, Zain?

Zain : Ainun, tatap kedua mataku terlebih dahulu. Aku ingin menegaskan, bahwa aku sangat mencintaimu. Aku ingin engkau menjadi kekasihku. Apakah engkau memiliki rasa yang sama denganku?

Ainun : Em... Aku... Em...

Zain : Jangan ragu Ainun. Aku akan menerima apapun yang kau ucapkan.

Ainun : Em... Zain, aku memiliki rasa yang sama denganmu. Namun, aku ragu.  Apakah cintamu sungguhan atau tidak? Aku tak tahu jawabnya, Zain. ( Menunduk lesu)

Zain : Tatap mataku sekali lagi, lihatlah. Apakah ada kebohongan di dalamnya?

Ainun : Jika kau benar-benar serius, aku mau menjadi kekasihmu. Tetapi, aku takut jika cintamu itu akan luntur seiring berjalannnya waktu.

Zain: Ainun aku mencintaimu tulus. Aku mencintaimu kamarin, hari ini, esok, dan selamanya. Masihkah engkau ragu kepadaku?

Ainun : (Menggeleng pelan)

Zain : Sebagai buktinya, esok ketika matahari terbit akan kupastikan lamaranku sudah sampai di rumahmu.

Ainun : Benarkah?

Zain : Iya. Maukah engkau berjanji satu hal kepadaku?

Ainun : Janji apa itu?

Zain: Berjanji untuk selalu menjaga cinta kita apapun kondisinya. Tetaplah setia kepadaku, akupun akan setia kepadamu.

 (Ainun mengangguk menyetujuinya)

Sore itu menjadi saksi pernyataan cinta 2 umat manusia yang saling mencintai satu sama lain.

~~~

Next babab 3 !

Ingkar (Naskah Drama) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang