(4). Enak gak?

3 0 0
                                    

 
-Cinta tak seharusnya selalu diumbar cukup tanam dalam hati dan rasakan apa yang terjadi.-

-Zidan arianda putra.

-o0o-

  Pagi itu hari minggu sekolah Raisya libur dalam menjalankan segala aktivitas seperti biasanya. Dan seperti biasa Raisya hanya malas-malasan dengan terus bergumul bersama kasurnya seakan tempat tidur itu memeluknya untuk jangan pernah bangun. Sesekali dia hanya merubah posisi tanpa niat sedikit pun untuk bangkit.

Sampai akhirnya ponsel yang ditaruh di dekat bantalnya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk untuk dirinya.

Dengan malas Raisya membuka ponsel tersebut dan terus memicingkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang akan masuk menerobos dua bola putih berkilau tersebut.

Dan benar saja yang mengirim pesan tersebut adalah Zidan.

Zidan bawell

Zidan: Pagi kebo.

Raisya: paan?

Tak butuh waktu lama untuk Raisya dapat menerima balasan dari pesan yang dia kirim untuk Zidan tersebut.

Zidan: nonton hayu? Ada film bagus sya.

Raisya memutar bola mata malas.
Bagaimana bisa sahabatnya yang selama ini tahu kebiasaan mager nya mengajak dia menonton pada saat seperti ini?

Raisya: g ah mgr.

Zidan: oke, jam 11 gue jemput. Kalo belum siap juga gue ceburin ke kolam ikan.

Raisya: ah lu mah g bs liat org sng.

Zidan: bct lu ya sya:) gue pengen bikin lo seneng ini

Raisya: tai.

Zidan: sono buruan dah jam 10 ini.

Raisya: hm y.

Dengan malas Raisya berdiri dari tempat kesayangannya apalagi kalau bukan tempat tidur. Dia segera bersiap dan mandi setelah selesai membersihkan tubuhnya dengan butiran dari pegunungan Raisya segera memakai baju.

Dia menggunakan setelan baju kaos berwarna putih dipadu padankan dengan jaket wanita berwarna baby pink dan levis hitam dan rambut yang masih tergerai karena masih lembab.

Saat sedang bersiap handphone Raisya berdering dan tertera nama Dani disana. Ya! Dani menelponnya entah dengan alasan apa lagi. Raisya memutar bola mata malas sebelum mengangkat telepon dari Dani.

"Halo sya?"

"Iya dani. Ada apa?"

"Ke cafe baru deket sekolah itu yuk?"

Sesaat dia mengingat janjinya dengan Zidan. Tentu saja dia memilih untuk pergi menonton dengan Zidan bukan karena dia tak ingin pergi bersama Dani melainkan karena dia tak ingin memberi harapan lebih dan akan salah di cerna oleh Dani.

"Duh gimana ya, gue ga bisa."

"Lah kenapa?"

Tampak nada kecewa dari sebrang sana. Bahkan sangat kental perubahan suara yang terasa karena suara yang tadinya sangat semangat menjadi suara yang agak terdengar serak tersebut.

"Gue udah ada janji sama si Zidan"

"Oh yaudah lain kali aja ya sya"

"Iya dan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In A SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang