CHAPTER 2

167 2 0
                                    

HAI GUYS, PERTAMA AUTHOR MAU MINTA MAAF KARENA LAMA BANGET UPLOAD CERITA TERBARUNYA. MAKLUM AUTHOR KEMARIN SIBUK NGAJAR, HEHEE:). INSHA ALLAH SEKARANG TIAP MINGGU BAKALAN UPLOAD CERITA BARU. MOGA SUKA YA. LUV KALIAN SEMUAA:) JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT 



" Udah ah Ram, aku capek lari-lari ngejar kamu"

" Baru juga sekali ngejar aku udah capek, gimana aku yang bertahun-tahun ngejar kamu Rei" ujar Rama

Keduanya lalu duduk di sebuah bangku panjang yang terdapat di taman rumah sakit. Ditemani semilir angin sore yang berlalu lalang. Rama menatap Reina yang tengah terdiam cukup lama di bangku tersebut. Dilihatnya wajah yang penuh ceria itu dengan seksama. Rasanya sudah lama sekali, Rama tidak melihat wajah itu. Melihat senyum dan tawa yang dulu tak pernah lepas dari wajah Reina. Mendengarkan cerita demi cerita yang dulu selalu keluar tanpa henti dari bibir Reina. Bahkan menyaksikan sikap kekanak-kanakkan Reina yang selalu membuat Rama kualahan.

Terakhir kali mereka berjumpa, Rama justru harus menatap airmata yang turun tanpa henti di wajah Reina. Mendengarkannya menyebut nama orang lain, seseorang yang berhasil mengisi ruang hatinya. Dia yang mampu membuat Reinanya menangis dan merasakan "patah hati"

"Kamu tau Re, bagiku cukup melihat kamu bahagia dan tersenyum maka hariku akan sempurna. Seandainya kamu tahu itu. Seandainya aku punya ruang yang berarti seperti Dia di hatimu. Seandainya waktu dan jarak tak pernah memisahkan kita. Maka mungkin hanya aku yang ada dihatimu, bukan Dia" Batin Rama

Tiba-tiba seorang pelayan menghampiri mereka, "Dokter Rama" ujarnya. Rama menoleh begitu juga Reina. "Ini pesanannya" ujarnya lagi sambil memberikan pesanan. Rama pun mengambil pesanan tersebut. "Terimakasih" ujar Rama. Pelayan tersebut lalu tersenyum dan pergi meninggalkan mereka. Reina menatap pesanan yang kini tengah ada di pangkuan Rama. Matanya terbelalak tak percaya, dingatnya berulang-ulang pesanan yang tadi dia pesan. "Seharusnya tidak sebanyak ini yang datang" batinnya

" Dia engga salah kasih pesanan Ram?"

" Engga kok"

" Makan nih" ujar Rama menyodorkan sebuah burger ke tangan Reina

" Aku gak pesan ini"

" Tapi kamu suka ini kan, aku ingat dulu pas SMA kamu selalu pesan ini. Semoga setelah pisah 4 tahun kesukaan kamu engga berubah ya Re. Biar aku engga perlu berjuang terlalu keras "

" Masih sama kok" ujar Reina tersenyum

*****

Masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah. Persahabatan, cinta, perjuangan, semua akan ditemukan dimasa ini. Begitupula dengan Rama. Ia tidak tahu sejak kapan Reina menempati hatinya. Anak perempuan yang rambutnya selalu dikucir satu ini seolah tidak pernah berhenti menganggu dan merepotkan dirinya. Reina terlalu cerewet, terlalu suka berbicara, terlalu suka tertawa, terlalu manja. Namun semua sifat-sifat buruk Reina di masa itu justru adalah sesuatu yang berhasil menghiasi hari-hari Rama. Membuat masa abu-abunya menjadi penuh warna dan tantangan.

Pelajaran kimia baru saja dimulai, Rama yang biasanya duduk di bangku paling belakang kali ini justru tengah duduk dibangku nomor dua bersama Reina. Kebetulan pada hari itu, angel teman sebangku Reina tidak masuk sekolah karena sakit. Sesekali keduanya tertawa pelan lalu menulis beberapa kata dibelakang buku polio mereka dan kembali tertawa.

" Kamu pindah kesini, aku jadi malas belajar kan Ram"

" Jelas jelas yang mulai duluan itu kamu Rei"

CINTA DALAM DOAWhere stories live. Discover now