"Masih mengelak?"
"Masih mengejar?"
"Mengejar? Aku bahkan tidak mengejarmu."
"Oh, ya? Kamu terus memburu langkahku dengan lembingan perasaanmu. Aku tidak buta."
"Jadi itu yang kamu sebut mengejar? Biar kuperjelas, aku tidak mengejarmu. Tapi aku mencoba menyadarkanmu."
"Aku selalu sadar. Jadi kamu tidak perlu repot melakukan itu."
"Tidak. Tidak. Kamu belum sadar. Yang kulihat, kamu justru menghindar. Kamu terus mengingkari. Pernah terpikirkan untuk berhenti? Bagaimana jika aku adalah orangnya? Bagaimana jika rasaku mewakilkan takdir Tuhan? Takdir itukah yang ingin kau ingkari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka Indah Karena Mereka Muncul dari Hati
PoetryBukan cerita. tanpa deksripsi.