Perpustakaan tersembunyi di ruangan kepala asrama. Bukan main, perpustakaan itu benar-benar luas dan banyak sekali buku. Membutuhkan waktu untuk mencari buku petunjuk mengenai Virellia maupun asrama.
Di sudut kanan 'Psikolog', sudut kiri 'Agama' dan masih banyak lagi. Untungnya setiap kumpulan buku diberi label. Mereka mencari buku dengan label yang tidak asing, yaitu 'Sejarah'.
"Aku yakin di sini pasti ada petunjuk."
Dengan sigap mereka langsung mencari buku-buku yang berhubungan dengan asrama. Yang paling menonjol dari semua buku yaitu buku berwarna merah pekat. Ken mengambil buku itu. Setelah mereka mencari dan menemukan buku-buku yang berhubungan dengan asrama, mereka duduk di sofa di ruangan kepala asrama.
"Baca masing-masing aja yaa, kalo ada info penting baru kita share."
"Oke."
Satu jam berlalu, mereka sudah selesai membaca dua buku bergantian.
Pukul 23.20
Semua informasi sudah ada di dalam kepala. Mereka tinggal menjalankan rencananya.
"Sekarang kita temui Virellia di kamarnya." Ujar Ali.
Tanpa rasa takut mereka menuju kamar no.13 yaitu kamar Virellia. Sesampainya di kamar Virellia, mereka melihat Virellia sedang duduk di kursi dan melihat jasadnya sendiri. Virellia menangis, matanya terus menatap jasadnya.
"Virellia..." panggil Ken. Virellia menoleh pada Ken.
"Tolong aku." Ujarnya.
"Kami akan membantumu." Ujar Ali.
"Kami sudah tau tentang kamu. Beritahu kami cara untuk menolongmu."
Hihihihihi....
Suara kuntilanak berambut panjang itu muncul lagi.
"Aku sudah tau kalian pasti ke mari." Ujarnya.
"Sebenarnya siapa kamu?" Tanya Aya.
"Aku temannya Virellia." Ujar Kuntilanak itu.
"Kamu bukan temanku, kalau kamu temanku, kamu tidak akan mengurungku di sini." Jawab Virellia.
Virellia dengan sigap memegang tangan Ken. Tiba-tiba Ken menghilang seketika.
"Di mana Ken?" Tanya Stev.
"Virellia mengajak Ken ke dunianya." Jawab Ali.
Bersamaan dengan menghilangnya Virellia dan Ken, kuntilanak itu juga pergi.
"Kita harus membantu Ken." Ujar Stev.
"Aku dan Aya akan masuk ke dunia Virellia dengan kekuatan kami. Stev dan Via jaga kami di sini." Pinta Ali.
"Oke."
Ali dan Aya memfokuskan pikiran mereka agar bisa menembus lorong waktu menuju dunia Virellia. Tidak mudah menembusnya karena ada lapisan lain yang menghalangi. Tapi karena mereka sudah membaca buku dari perpustakaan rahasia itu, mereka tau harus berbuat apa supaya bisa masuk ke dunia Virellia.
"Kita berhasil masuk." Ujar Aya.
"Kita harus menemukan Ken secepatnya." Ujar Ali.
Ali dan Aya terus berjalan. Tempat yang mereka kunjungi adalah Asrama Virell beberapa tahun lalu. Untungnya mereka tau seluk beluk asrama. Tapi mereka harus menemukan di mana keberadaan Ken.
"Kamu tau di mana Ken?" Tanya Aya.
"Di ruang kepala asrama." Jawab Ali.
Ali dan Aya menuju ruangan kepala asrama. Sesampainya di sana, sungguh berbeda dengan masa depan yang mereka tempati. Tapi mereka mengetahui satu jawaban. Ruangan kepala asrama serba merah begitu juga bagian asrama lainnya. Sepertinya itu asal usul warna merah di asrama ini. Tapi mengapa harus warna merah? Apa karena Virellia menyukai warna merah?
Di sisi lain Ken dan Virellia hanya diam seperti sedang melihat suatu kejadian. Ali dan Aya menghampiri Ken.
"Kalian ngapain?" Tanya Ali. Virellia menujuk ke arab sofa.
Ternyata Virellia ingin menunjukan masa lalunya ketika ia masih menjadi siswa. Terlihat Virellia sedang berbincang dengan seorang ibu yang mirip dengan Ibu Anna, kepala asrama.
"Ma, aku masih sekolah. Kenapa mama suruh aku nikah?" Tanya Virellia.
"Mama ingin lihat kamu menikah."
"Mama egois banget sih. Aku benci mama." Teriak Virellia lalu pergi ke luar ruangan.
Setelah melihat kejadian di ruang kepala asrama, Virellia mengajak Ken, Ali dan Aya ke kamarnya yaitu kamar no.13.
Tok..tok..tok..
Virellia membuka pintu, dilihatnya seorang wanita yang mirip dengan Ibu Anna."Masuk tan." Ujar Virellia.
"Seharusnya kamu tidak berlaku seperti itu pada mamamu." Ujar wanita itu.
"Tapi tan, aku gak mau nikah. Tante kan tau aku masih sekolah."
"Mama kamu sakit keras, itu sebanya mama kamu ingin melihat kamu menikah sebelum mama kamu meninggal."
"Maksud tante apa? Memangnya mama sakit apa?"
"Kanker, dokter bilang mama kamu gak akan bertahan lama." Virellia menangis sesenggukan ketika tau bahwa mamanya sakit keras.
Virellia menyesal atas ketidaktahuannya dan atas sikapnya yang sudah membentak mamanya.
"Jadi Ibu Anna punya saudara kembar?" Tanya Ali.
"Iya, Ibu Anna itu tante aku. Mama aku namanya Ani." Jawab Virellia.
"Lalu yang menghalangi kita dengan kekuatan hitam itu siapa? Terus yang simpan jasad kamu juga siapa?
"Tante Anna."
"Apa? Aku gak nyangka Ibu Anna sejahat itu."
"Sebenarnya tante Anna gak jahat. Dia terlalu sayang sama kakaknya yaitu mama aku. Sebelum mama aku meninggal, mama berpesan sama tante supaya tante tidak menguburkan aku."
"Tapi di buku diary itu, mama kamu meninggal sehari setelah kamu meninggal."
"Buku itu dimanipulasi oleh tante Anna. Oma gak suka kalau jasad aku disimpan di kamar no.13 itu makannya tante Anna memanipulasi semua bukti mengenai aku, mama dan tante."
"Jadi setiap malam ke-13 itu Ibu Anna selalu mengadakan ritual di kamar no.13. Karena itu siswa dilarang ke luar."
"Iya, kamu benar. Dan kuntilanak berambut panjang itu suruhan tante Anna untuk menjaga jasadku agar tidak ada yang menemukan aku."
"Ohhhh gitu, apa kuntilanak itu yang membuat kita sulit menembusmu?"
"Iya.. aku mohon bantu aku agar terlepas dari dunia ini."
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Kalian harus memusnahkan kuntilanak itu. Tapi tidak mudah karena kuntilanak itu mempunyai banyak pengikut."
"Gimana cara memusnahkannya?"
"Bakar ruangan di dalam lorong, ruangan itu banyak menyimpan benda pusaka. Di dalam benda pusaka itulah, kuntilanak itu menyembunyikan nyawanya. Kalau kalian bisa membakarnya maka kuntilanak dan pengikutnya akan musnah. Tapi tidak mudah masuk ke dalam lorong itu apalagi kuntilanak itu sudah mengetahui maksud kalian."
"Kami akan berusaha, tolong antar kami kembali."
****
Makasih udah baca karya aku yang seadanya ini. Maaf juga kalo banyak typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Ke-13 di Asrama
Mystery / ThrillerKarena kenakalannya, Kenzi dikirim ke Asrama oleh ayahnya. Alih-alih untuk membuat Kenzi berubah, Asrama yang yang ia tempati malah di teror wanita bergaun merah. Siapakah wanita bergaun merah itu? Dan bagaimana Kenzi menyelesaikan teror tersebut?