(Bab 3)

86 15 0
                                    

Ku ceritakan tentang pernikahanku pada kedua sahabatku Tasqia dan Mikhaella. Mereka tidak menyangka bahwa aku akan menikah secepat ini, pasalnya aku bukan tipe orang yang ingin menikah di usia muda. Usiaku sekarang 22 tahun, meskipun umurku sudah cukup untuk menikah tapi menurutku masih terlalu dini untuk membina rumah tangga. Tapi Allah berkehendak lain, kak Noval kemarin malam melamarku. Sampai sekarang aku masih tidak percaya, laki-laki tampan bernama Noval itu akan menjadi suamiku.

"Lu beneran kan? Bohong ni pasti". Ucap Cela tidak percaya akan perkataanku.

"Fi lu serius kan? Katanya nggak mau nikah dulu?". Tasqia menimpali.

"Iya serius, maunya sih gitu tapi Allah berkehendak lain". Ucapku sambil menahan rasa malu, gimana kalau mereka tahu bahwa kak Noval yang melamarku. Dari dulu aku hanya memendam rasa untuk kak Noval yang tahu hanya kedua sahabatku Tasqia dan Mikkhaella. Ahh pasti aku jadi bahan candaan mereka berdua nantinya.

"Siapa nama calon suami kamu, ganteng nggak? Ganteng lah pastinya, Fiya cantik gini". Ucap Cela heboh dengan mulut yang penuh dengan cilok.

"Telen dulu njir, nggak baik ngomong sambil makan". Ucap Tasqia menjitak kepala Cela. Cela yang mendapat jitakan dari Tasqia hanya terkekeh kemudian memakan ciloknya lagi seperti orang yang tidak merasa bersalah.

"Eh iya gue kepo nih nama suami lu". Ucap Tasqia dengan tatapan menyelidik.

"Calon kalee". Sahut Cela yang membuat Tasqia mendengus kesal.

"Fii siapa?". Ucap Tasqia mengintimidasi.

"Itu anu". kasih tau nggak ya, kasih tahu deh lagian nanti mereka juga bakalan tahu kalau kak Noval yang melamarku.

Sedangkan mereka berdua menatapku lekat menunggu jawaban dariku.

"Kak Noval". Bodoh mereka kan tanya nama kenapa aku bilangnya kak Noval.

Cella yang mendengarnya sampai tersedak cilok sedangkan Tasqia menampilkan ekspresi terkejut dengan pupil matanya yang melebar seakan mau copot.

"Whaaatt, kak Noval senior kita? yang dari dulu lu demenin?". Ucap Tasqia dengan nada terkejut sedangkan Cela berlari menuju ibu kantin membeli air untuk menghilangkan tersedaknya.

"Biasa aja dong, jangan keras-keras malu kedengeran sama yang lain". Aku mencoba menenangkan Tasqia.

Tasqia berusaha menormalkan ekspresinya.

"Oke-oke jadi beneran?"

"Iya Tas kemarin malam kak Noval melamarku"

"Haah serius, gila beruntung banget lu Fi". Ucap Cela yang datang dengan membawa sebotol air yang ia beli dari ibu kantin.

"Eciee akhirnya princess ku mendapatkan pangeran idamannya". Sahut Tasqia menggodaku.

"Ih apaan sih"
"Jangan lupa datang ya, acaranya dua minggu lagi". Aku mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"So pasti lah, ya nggak Tas"

"Yoi"
"Oh iya, lu kapan mau ngurusin surat pemberhentian Fi"

"Nanti abis sholat dzuhur aja nanggung"

"Uhh bakalan kangen deh". Kata Cella sambil menampilkan aegyonya.

"Ih lebay lu Cel"

"Hehe..."

Author POV


Setelah selesai mengurus pemberhentiannya Asfia mengajak kedua sahabatnya pergi ke toko buku. Setelah selesai dengan acaranya di toko buku ia memutuskan untuk pergi ke cafe menghabiskan waktu dengan Tasqia Dan Mikhaella. Ia sebentar lagi akan menikah sudah pasti jarang untuk bertemu dengan kedua sahabatnya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang