A F K A R • 1

110 31 1
                                    


AFKAR baru saja keluar dari kamar mandi, untuk mandi. Dia memakai pakaian santai ala rumahan, berjalan ke arah balkon kamarnya. Kebetulan malam ini udaranya tidak terlalu dingin. Lelaki itu memandang ke atas langit yang sangat indah, bulan malam ini cukup menarik.

Dia menghirup udara dalam - dalam, setelah itu menghembuskan perlahan. Tenang rasanya.

"KAK YUK MAKAN!" Teriakan itu berasal dari gadis berumur 14 tahun, dia menghampiri Afkar.

"Bawel." Cibir Afkar.

"Sensi amat, kak hahaha."

---

Afkar memasuki mobilnya, pagi ini terlihat cuaca cukup cerah. Sepertinya semesta sedang berpihak kepadanya. Dia menghidupkan mesin mobilnya dan pergi dari halaman rumahnya. Pikirannya kemana - kemana, tidak tenang.

Ketika Afkar melihat jalanan, di pinggir jalan dia melihat gadis memakai baju putih abu - abu dan terdapat lambang sekolahnya yang ada di lengan kiri. Dia berusaha mengalihkan padangannya. Menurutnya itu tidak penting, nanti dia yang akan ribet. Mobil Afkar melaju dengan kecepatan di atas rata - rata, menembus perjalanan menuju sekolah nya. Nadira yang melihatnya terkejut, karena dia mengetahui itu adalah mobil Afkar. Kakak kelas yang sangat dikagumi, bahkan bisa dibilang Dira menyukainya.

"Aduh kak Afkar." Kata Nadira sambil senyum - senyum sendiri. Bisa melihat mobil nya saja sudah membuatnya senang, apalagi melihat orangnya.

"Kenapa ganteng banget sih kak." Lagi - lagi dia bergumam sendiri.

---

"Dir lo kemana aja sih, jam segini baru dateng." Nadira yang baru saja datang sudah mendapat omelan dari sahabatnya.

"Habis mandangin kak Afkar." Senyumanya tidak berhenti - henti menatap Fifi.

"Emang beneran gila nih anak. Gue udah bilangin berapa kali, dia itu susah buat lo dapetin Dir." Memang benar, Fifi selalu memperingati Nadira untuk tidak menyukai kakak kelasnya itu, Afkar. Perlakuannya ke cewek saja sama sekali tidak ada lembut - lembutnya. Baginya, itu hanya merepotkan.

"Gue kan cuma suka Fi, emang gue salah? Kan semua orang punya hak buat suka ke siapapun." Balas Nadira yang membuat Fifi jadi diam, perkataan Nadira ada benarnya juga.

"Dan sekedar mengagumi aja."

"Tapi Dir..."

"Udah deh Fi gue lagi gak mau ribut sama lo."

Setelah Nadira mengucapkan itu, dia pergi dari hadapan Fifi masuk ke dalam kelasnya dan duduk di bangku yang baru beberapa kali Nadira tempati. Mereka murid baru kelas X MIPA 5, sudah ada sekitar beberapa minggu Nadira dan Fifi memasuki Sekolah Menengah Atas. Guru masuk kedalam kelas mereka, mata pelajaran matematika akan segera di mulai.

---

"Bangsat lo! Ngagetin aja. Gue hampir mati." Gilang terkejud karena perlakuan temannya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang