Story by : Higitsune
Pairing this chap : TaeSoo
Disclaimer : hanya Johnny dan cerita ini yang saya patenkan
Warnings : AU, percayalah kawan Jisoo bukan PHO begitupula DY.
.
.Melangkahkan kaki cepat menuju apartemen dilantai sembilan, seorang pemuda bersurai perak segera masuk lift guna menekan tombol lantai tujuan. Penampilannya sedikit berantakan dengan dasi hitam tak lagi bertengger apik di kerah kemeja biru tua, pun tak diindahkan olehnya tatkala ujung kemeja tersebut keluar tak tertata rapi tertutup celana, dua kancing kemejanya terbuka menampakkan leher putih tanpa cacat. Pemuda itu menghela nafas.
Selepas kerja bergegas ia merapikan berkas dan mengendarai motor dengan kecepatan penuh untuk menemui kekasihnya. Mereka janjian jam delapan malam, tapi ia terlalu sibuk hingga tak sadar waktu telah menunjuk pukul setengah sembilan.
Keluar dari lift masih tergopoh, kaki jenjangnya berjalan menuju pintu bertuliskan nomor 908, berdiri tepat di depan, pemuda itu menekan bel yang disediakan.
Pintu terbuka menampakkan seorang gadis berambut legam dengan mata sedikit merah seolah habis terisak, "Taeyongie," gadis itu berujar.
"Apa aku boleh masuk Jisoo?" Taeyong menatap pilu, ingin rasanya ia menghapus jejak air mata dipipi gadisnya. Tapi sekarang ia menahan diri terlebih dahulu, keduanya perlu bicara.
Gadis itu terdiam tak beranjak, manik kelamnya bergerak kesembarang arah begitu cemas menghindari sang pemuda.
Taeyong menghela nafas, "Kau tau aku tidak mungkin bisa masuk jika kau hanya membuka pintu sesempit itu kan."
Menggeser tubuh, Jisoo mempersilahkan pemuda tampan itu masuk dalam kediamannya. Mempersilahkan sang tamu duduk di sofa, Jisoo beranjak menuju dapur hendak menyiapkan suguhan.
Taeyong menghela nafas berat, tujuannya kemari adalah membicarakan masalah perjodohannya dengan seorang pemuda, anak dari kenalan sang ayah. Padahal Taeyong sudah berujar tegas bahwa ia memiliki kekasih, tapi pria pertengahan usia lima puluh itu memilih tuli dengan segala alasan yang Taeyong katakan padanya.
Kim Jisoo, kekasihnya adalah seorang model suatu agensi ternama. Sepak terjangnya dalam dunia modelling tak perlu lagi diragukan, brand terkenal apapun dari segala jenis barang tak luput dari wajah Jisoo sebagai ambasadornya. Gadis cantik bersurai hitam legam itu memang visual nomor satu di Korea Selatan, sosok yang diagungkan, sosok yang diinginkan. Dan bukankah Lee Taeyong sangat beruntung mendapatkannya?
Menarik nafas dalam, Taeyong menatap secangkir teh dihadapannya, mengepul tanda panas. Sama panas dengan hatinya yang gelisah. Bagaimana ia harus menjelaskan pada Jisoo? Padahal rencananya hanya tinggal menunggu beberapa minggu dan Taeyong berharap bisa melamar gadisnya. Namun naas benang takdir berkata sebaliknya.
"Jisoo, aku--"
"Tidak apa Tae," suara lembut gadis itu terdengar begitu pasrah. "Jangan durhaka pada ayahmu, bliau adalah keluargamu." Tersenyum getir.
Mengacak rambut frustasi, Taeyong mengerang tertahan. Bukan ini yang ia inginkan. Taeyong datang berharap Jisoo bisa sedikit egois terhadap hubungan mereka, memintanya untuk tetap tinggal dan membatalkan perjodohan. Tapi yang namanya Kim Jisoo, malaikat baik hati dengan senyum secerah mentari tidak mungkin tega memaksakan egonya.
Dan Taeyong terlalu takut untuk mengambil tindakan, ia ingin kabur saja bersama Jisoo ke tempat antah brantah dimana hanya ada mereka berdua. Tanpa adanya tekanan dari publik atau keluarga. Setidaknya jika Jisoo meminta, jika Jisoo memohon, maka Taeyong akan melakukan segalanya untuk gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Sided - Series of Broken Heart
FanfictionLima hati, Empat cinta, Tiga cerita, Dua penderitaan, Satu kehampaan Percayakah dirimu akan cinta pada pandangan pertama? Aku percaya, karena aku mengalaminya. Jatuh cinta pada parasnya yang sempurna. - Kim Doyoung Apa boleh jatuh cinta pada sahabat...