THANKS FOR 12 DAYS

PROLOG

Terlalu sesak untuk berjuang lagi,

Saat kau lebih memilih menggapai yang lain.

Terlalu banyak perjuanganku menggapaimu, padahal aku tau kamu lebih memilih menggapai yang lain.

Terlalu lelah untuk mengejar lagi,

Saat kau lebih memilih mengejar yang lain.

Terlalu sulit untuk berhenti mencintai,

Saat kau lebih memilih, pergi dan tak akan kembali.

Terlalu bodoh hati ini, karena jatuh untukmu.

Terlalu sakit, jatuh lagi dan lagi.

Sekian kalinya, berulang kalinya.

Jatuh dan lagi.

Jatuh sendirian, dalam diam.

Jatuh, mengeluh sakit, tak akan ada yang mendengar.

Jatuh, berteriak minta tolong, diam lagi, yang akan menemani.

Jatuh, mencoba bangun, sulit, mati rasa, menangis dengan isakan pilu.

Sesak dada ini, kembali merasuki.

Rasa itu, kembali, membuat aku jatuh lagi.

Mata itu, mata yang selalu membuatku jatuh berulang kali.

Senyum itu, kembali, terlintas dipikiran ini.

Pelukan hangat itu, kembali, terasa lagi.

Genggaman tangan, itu kembali, melingkupi lagi.

Semua kenangan itu kembali, namun tidak dengan kamu.

Tidak ada lagi kamu dan aku.

Yang ada, kamu dengan yang lain, dan aku yang terluka.

Jatuh lagi, lebih dalam.

Semakin dalam, semakin lemah, raga ini.

Lemah, tak berdaya, tak punya kekuatan lagi.

Hanya memiliki hati, yang retak, pecah, tak bersisa, tersisa kepingan hancur.

Hanya memiliki raga ini, yang terlalu tinggi bermimpi bersamamu.

Hanya memiliki cinta ini, yang ada untukmu.

Hanya memiliki luka dalam, yang tak akan pernah kamu tahu.

Kisah ini, kisah pertamaku.

Kisah ini, kisah yang aku dekap erat, seerat, aku bertahan, hanya untukmu.

Jatuh dalam diam, meninggalkan luka, lagi.

Bertahan lagi, untukmu.

Berusaha tersenyum lagi, untukmu.

Berusaha membiarkan luka ini ada lagi, begitu saja.

Berusaha menghapus air mata yang akan jatuh lagi, seperti tak ada terjadi apa-apa.

Perasaan ini masih ada, akan selalu ada, selamanya.

Untuk kita,

Pernah. 12 hari yang melingkupi kisah cinta kita.

Kita yang sama, pernah ada.