13

8.1K 551 0
                                    

Bian pov's

Sekarang lah saatnya untukku menghadapi tantangan dari marcel , dan aku tidak akan lari dari sini, aku harus berani, disini  ada JJ , baryu, sofi, salsa, lalu kinan serta teman-teman yang lain . Aku tidak akan membuat mereka kecewa karena telah mengajariku bermain basket. Oke bian semangat, harus menang jika tidak kau akan tambah susah. Aku menyemangati diriku sendiri.

Dan yang menjadi wasit adalah  salsa dia sudah memegang peluit serta bola yang akan dia lempar keatas. Aku dan marcel berhadapan walau marcel lebih tinggi dariku tapi aku tidak takut  dengannya.

"Hei bian!! menyerah sajalah mana bisa kau mengalahkanku"

"Hehh jangan sombong dulu. Kita lihat saja nanti. Siapa pemenangnya."

Dan priit bunyi peluit serta lemparan bola keatas. Marcel sudah menguasai bola aku tidak akan kalah. Aku akhirnya bisa merebutnya dan plung yes  masuk. Dan raut wajah marcel seperti kesal.

Waktu terus berjalan dan sebentar lagi akan habis , aku dan marcel terus bermain dan poin kami hanya selisih sedikit. Dan sekarang poin kami sama, ini adalah kesempatan yang baik, aku akan berusaha untuk mengalahkannya. Dan saat aku akan melempar ke ring.

Tiba-tiba dia menyikut pipi kananku aku langsung terjatuh dan priit tiba tiba salsa membunyikan peluit.

"Hei marcel jangan curang kamu" bentakku ke marcel.

"Woi!!!. Jangan main kasar dong. Yang sportif ngapa." Teriak baryu dari pinggir lapangan.

"Ya itu salah kamu sendiri kenapa tidak menghindar"

"Bian apa kamu masih bisa melanjutkan pertandingan ini." Ucap salsa.

"Masih, aku masih bisa kok"

"Halah, udahlah bian nyerah aja. Gak usah  dipaksain"

"Tidak. aku tidak mau, aku masih bisa melawanmu"

Walaupun pipiku masih berdenyut aku masih bisa menahannya dan kulihat JJ dan baryu serta sofi yang terus menyemangati ku,  dan kulihat kinan, Nampak ada raut kekhawatiran dari wajahnya apa dia mengkwatirkanku. Ah sudahlah aku harus fokus dengan ini.

Pertandingan di mulai lagi. Dan marcel memasukkan bola itu semoga tidak masuk, Dan yes meleset dia, sekarang poin kami sama dan aku harus segera menyelesaikan ini. Ayo bian sebentar lagi , 3,2 yes masuk dan priit bunyi peluit berbunyi. Dan aku menang.

Baryu dan JJ langsung memelukku. Aku sangat senang lalu aku menghampiri marcel lalu menyalaminya. Tapi apa aku malah di tonjok.

"Woi mau cari masalah lu.. udah kalo kalah terima aja jangan main hajar aja." Teriak baryu emosi.

"Cih. Udah menang aja belagu"

"Eh kak kalo mau ngehajar orang jangan disini. Dan sekarang sesuai perjanjian kakak pergi dari sini" ucap jeno tak kalah emosi.

"Pecundang kalian cih"

Lalu tiba-tiba kinan menghampiri marcel dan

Plaaak.

"Ikut aku sekarang!!!" Ucapnya penuh ketegasan.

"Eh kenapa sayang apa kamu gak suka aku ngehajar dia"

"Ayo, aku mau ngomong sama kamu"

Lalu mereka pergi dari sini lalu menuju pohon yang ada disana. Aku penasaran lalu mengikutinya tanpa sepengetahuannya.

"Kak bian kakak gapapa" ucap jeni.

"Enggapapa kok. Kakak pergi sebentar ya"

"Mau kemana lo bi. Main pegi aja"

"Udah bay gue penasaran sama mereka. Udahlah gue pergi dulu"

Entah kenapa aku mau mengikuti mereka, dan kinan kenapa aku jadi penasaran dengannya apa mungkin aku... ah sudahlah. Saat mereka mengobrol aku sempat mendengar perkataan mereka dan aku bersembunyi di balik pohon.

"Kamu tuh kenapa sih yang,? Main tarik aja?"

"Kamu tuh yang kenapa. Aku gak suka caramu main tadi itu curang namanya dan yang kamu lawan tadi cewek. Dan apa apaan kamu tadi maen hajar aku tuh gak suka.!!"

"Emang kenapa sih kamu suka dengan bian"

"Itu bukan urusanmu. Aku udah capek sama kamu. Kamu slalu main tangan sama siapa aja, sama Aku juga kamu seringkan. Dan aku masih bisa terima dan jika yang kamu hajar itu  cowok okelah. Tapi ini cewek dan aku juga cewek"

"Tapi dia mirip cowok kok yang. Jadi bisalah"

"Jika kamu masih seperti ini lebih baik kita PUTUS oke aku udah capek!!".

"Jangan yang aku janji gak bakal main tangan lagi. Beri aku kesempatan 1 kali lagi yang"

"Baiklah hari ini aku memberimu 1 kesempatan jika kamu melanggar maka kita putus"

"Iya aku janji. Gak pernah main tangan lagi"

Itulah yang ku dengar dari perbincangan mereka. Dan mereka kembali lagi ke lapangan aku harus cepat sebelum kepergok sedang menguping. Akhirnya aku tiba duluan hufft.

"Bian aku minta maaf ya. Aku tadi sempat gak terima kalo aku kalah. Dan sekarang aku gak akan ganggu kalian lagi"

"Nah gitu dong. Jangan pengecut terima kalo kalah. Jangan langsung hajar. Bian ini masih cewek loo" ucap baryu.

"Baiklah aku memafaakanmu dan sekarang jangan pernah ganggu kita lagi."

"Iya aku akan pergi dan terima kasih, baru kali ini di kalahkan oleh musuhku sendiri."

Kemudian kami bersalaman dan marcel pergi bersama teman-temannya dan aku sangat senang bisa hidup bebas dan tidak di ikuti oleh ketakutan yang selama ini terus mengikuti ku.

TBC

Salam dua jempol.

Si Bian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang