15

8.7K 582 3
                                    

Bian pov's

"Dan sekarang kita PUTUS"

Aku kaget saat kinan mengeluarkan kata itu, tapi ada juga rasa senang dari diriku. Aku melihatnya menangis dan berlari, aku segera mengejarnya dan di ikuti marcel, tapi kenapa larinya cepet banget sih dan dia hilang dari pandanganku serta marcel.

Aku kembali ke kafe dan bekerja lagi hingga jam kerjaku habis. Aku pulang lalu saat melewati taman aku mendengar seseorang yang menangis dan kulihat disana ada wanita dengan baju putih dengan rambut yang di urai. Aku ketakutan hingga bulu kudukku berdiri semua. Aku ingin lari namun hatiku mengatakan jika aku harus menghampiri wanita itu.

Dengan perasaan campur aduk antara takut dan penasaran aku menghampiri wanita tersebut dan tak lupa membaca doa, jika ini mbak kunti maka aku akan langsung lari sekencang kencangnya. Saat aku menepuk pundaknya dia melihat kebelakang dan deg.

"Bian!!"

"Kinan!. Kamu kenapa di sini. Kukira kunti tadi!! gak bagus lo cewek sendirian disini"

aku langsung duduk di sebelahnya aku tak tega melihatnya dan aku tau kenapa dia menangis pasti gara-gara pria brengsek itu.

"Bian aku hiks aku hiks huaa"

Dia langsung memelukku dan aku hanya diam mematung. Aku tidak tau harus apa dan di dadaku ada yang bergerak cepat sekali. Lalu aku membalas pelukannya dan mengusap punggungnya.

"Sudahlah jangan menangis. Mungkin dia bukan jodohmu"

"Tapi aku mencintainya hiks hiks dan kenapa dia mengkhianatiku hiks"

Ada rasa kecewa saat dia mengatakan masih mencintainya aku juga tidak tau kenapa bisa begini.

"Ya sudah aku antar kamu pulang ya!!"

"Tidak mau, aku tidak mau pulang!!,"

"Nanti kamu bisa sakit kalau beginii"

"Baiklah aku mau pulang. Tapi kerumahmu,"

"Eh kok gitu, rumahku kecil, aku antar pulang aja ya!"

"Kalau begitu, aku mau disini saja cepat kamu pergi"

"Hufft Baiklah, tapi kamu kabari ibumu dulu nanti dia khawati"

"Oke, sudah"

Akhirnya dia pulang kerumahku, tapi rumahku kecil dan kasusrnya hanya ada 3 dan yang 2 pasti sudah untuk tidur JJ. Terserah lah dari pada aku meninggalkannya disini. Dan saat di jalan dia menggandeng tanganku dan membuat jantungku berulah lagi.

"Kita sudah sampai, ayo masuk maaf ya kalo cuma begini"

"Iya gapapa, bi itu adikmu tidur di depan tv apa gapapa? "

"Kami memang tidur disitu, kan sudah aku bilang rumahku kecil. Kamu aku antar pulang aja ya!"

"Eh gak usah gapapa. Aku boleh minjem kaos gak,? aku gerah dengan dress ini!"

"Boleh, akan aku ambilkan!"

Lalu aku mengambilkannya kaos. Dan itu sangat kebesaran di tubuh langsingnya, tapi itu membuatnya sangat cantik dan sexy. Eh aku langsung menggelengkan kepalaku dari pikiran kotor. Lalu aku mengambil gulungan kasur dan menyuruhnya tidur.

"Kamu tidur disini ya. Aku akan tidur di lantai!"

"Eh tapi kenapa, ini masih muat kok untuk kita"

"Udah gapapa, kamu kan tamu,dan tamu adalah raja"

"Baiklah. Selamat malam bi"

Aku langsung tertidur karna kantuk yang teramat sangat. Dan aku tertidur di lantai di samping kinan. Dan aku merasakan ada sesuatu yang lembut menyentuh keningku. Lalu aku tertidur dan tidak ingat apa apa lagi.

Kinan pov's

Bian tidur di sebelahku dengan lantai sebagai alasnya. Aku sangat senang bisa memandangi wajahnya dari dekat dan itu nampak seperti wajah yang sangat polos dan tidak tau apa apa.

Aku terus memandangnya dan entah dari mana dorongan itu datang sehingga aku mengecup keningnya dan itu sangat menyenangkan. Dan ku lihat dia sedikit menggeliat lalu aku menyelimutinya dengan selimut yang dia berikan kepadaku.

Dan kami tidur didalam satu selimut yang sama tapi berbeda tempat. Lalu aku tersenyum dan tidur.

.

.

.

.

Hari sudah pagi namun ku tidak melihat bian melainkan 2 anak kembar yang sedang memandangku.

"Kakak sudah bangun ya" ucap anak cowok.

"Kakak temannya kak bian ya" ucap anak cewek .

"Eh iya. Kalian adiknya bian ya. Soalnya kakak pernah liat kalian di pertandingan waktu itu"

"Hehehe. Kenalin kak aku jeno"

"Dan aku jeni. Jeno kakakku cuma selisih 1 menit saja"

"Nama kakak kinan. Eh tapi mana kakak kalian kok nggak ada?"

"Kakak sedang mandi. Ke belakang aja kak kalo mau,"

"Iya sekalian mau cuci muka juga nih!"

Aku menyusul bian ke kamar mandi dan apa yang kulihat dia hanya mengenakan handuk dari pinggang saja. Dan lihat badannya sangat bagus serta dadanya bidang dan tidak ada benjolan. Dia kaget dan langsung berlari kekamar mandi lagi aku hanya bisa tertawa.

"Kinan kenapa gak ngomong kalo mau kesini. Jeno ambilkan kakak baju cepat" Ucapnya berteriak.

"Tidak mau, biasanya kakak aja cuma pakek handuk kok"

Aku hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka. Dan setelah itu aku yang mengambilkannya baju.

TBC

Otor kasih sampe chap 15 ini mumpungb lagi baik dan masih lebaran

Salam dua jempol.

Si Bian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang