2.Hantu kepala buntung (part 1)

6 0 0
                                    

Satu bulan setelah mereka mendapatkan hukuman, mereka memiliki acara untuk pergi berlibur menginap di puncak. Hari itu adalah hari Kamis. Mereka mendapat jadwal libur di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Mereka akan pergi hari Jumat pagi. Setelah pulang sekolah, mereka membahas tentang liburan yang akan mereka laksanakan besok pagi.

“Bro, besok kita jadi pergi kan?” tanya Naufal kepada ketiga sahabatnya.
“Bra, bro, bra, bro aja, sokap..” sahut Winda.
“Iyaa dong” jawab Naufal dengan santai.
“Hooo.. gaya banget sih!” balas Winda dengan nada kesal.
“Sudah, sudah.. kalian berdua ini bertengkar terus” sambung Azidan.

“Ekhemm..” kata Bunga.
“Apaan sih?!!” jawab Naufal dan Winda bersamaan.
“Sudah.. Jangan diteruskan lagi, besok kita jadi pergi. Besok kita kumpul di lapangan yang di dekat rumah kita ya” Info Azidan.
“Jam berapa, dan?” tanya Bunga.
“Jam 05.00” jawab Azidan.
“Ha? pagi banget?” ujar Winda serentak dengan rasa kaget.
“Lebay dah lebay!” canda Naufal pada Winda.

“Ihh.. Apaan sih?! serius tahu, itu terlalu pagi!” balas canda Naufal dengan kesal.
“Yaelah, maaf maaf” ujar Naufal.
“Hmm..” balas Winda tanpa membuka bibirnya.
“Ya sudah kalau memang menurutmu terlalu pagi, besok kita kumpul jam 05.15, tidak ada tawar menawar lagi! Karena takut kita terkena alternatif jalan atau buka tutup jalan” Jelas Azidan.
“Iyaa..” jawab ketiga sahabat itu.

Setelah memperbincangkan itu, mereka pun segera kembali ke rumah masing-masing. Mereka pun segera menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa untuk pergi esok hari. Mereka pun cepat-cepat tidur selesai salat Isya. Pagi-paginya mereka bangun pukul 04.00 walaupun berbeda rumah. Setelah mereka selesai melaksanakan salat Subuh, mereka segera berkumpul di lapangan yang ada di dekat rumah mereka. Winda dan Naufal datang pukul 04.50.

“Aduh, kok baru aku sih yang sampai di sini? udah seram, gelap lagi” ujar Winda ketakutan.
“DOORR!!” teriak Naufal sambil mengagetkan Winda dari belakang.
“Aaaaaaa!! Hantu! Hantu! tolong! tolong!” teriak Winda histeris saat dikagetkan.
“Hahaha!!” Naufal tertawa.
“Ih, apaan sih!! Ngagetin aja! Nanti kalau aku jantungan gimana? mau tanggug jawab?!” Tanya Winda sambil marah-marah.
“Hahah! maaf maaf” kata Naufal.
“Maaf maaf! Memangnya maaf aja cukup?!” ujar Winda dengan nada yang sangat kesal.

“Hahaha, ya udah, ya udah maaf.. Aku beneran minta maaf” ujar Naufal sambil merayu Winda.
“Tahu ah, aku pulang aja kalau gitu!” ujar Winda sambil pergi.
“Win..” ujar Naufal sambil menarik koper yang dibawa Winda.
“Apaan sih?!” balas kata-kata Naufal dengan kesal.
“Maaf ya, aku kan udah minta maaf, maafin aku ya?” rayu Naufal agar dimaafkan oleh Winda.
“Gak!” jawab Winda singkat.
“Win, tatap mata aku! lihat, aku minta maaf sama kamu itu tulus, aku janji, gak akan ulangi itu lagi ke kamu” ujar Naufal.

Naufal pun mengarahkan Winda untuk menatap matanya. Sekarang, mereka saling berhadapan. Winda pun menatap mata Naufal, beberapa detik ketika ia menatap mata Naufal, ia histeris berteriak karena melihat hantu yang lewat di belakang Naufal, ia juga terlalu refleks sehingga memeluk Naufal.
“Haaaaa!!!” teriak Winda sambil refleks memeluk Naufal.
“Kamu kenapa?” tanya Naufal kepada Winda. Naufal melihat Winda bergemetar, Namun Winda memejamkan matanya dan tidak melepas pelukan yang tidak disengaja olehnya.

“Hey? Win..? kamu kenapa? Hey?!” tanya Naufal dengan lembut.
“A.. a.. a” jawab Winda dengan sangat gugup.
“Kenapa hey? sini lihat aku, tatap mata aku” ujar Naufal sambil mengarahkan wajah dia untuk menatap matanya, Winda pun melepaskan pelukannya. Tapi, ia masih memejamkan matanya.
“Hey.. buka matanya coba, coba buka matanya” ujar Naufal sambil menenangkan Winda.

“Nggak! Hantu! Ke.. kepala buntung!” jawab Winda sambil memejamkan matanya.
“Hantu? Kepala buntung? nggak ada. Coba sekarang buka mata kamu, jangan panik, ada aku Win di sini, ada aku” ujar Naufal sambil berbisik mendekati wajah Winda.
“Ng.. ng.. nggak mau!” jawab Winda dengan bibir yang bergetar.
“Win! sekarang buka mata kamu pelan-pelan, lihat yang ada di depan kamu itu aku, bukan hantu! ayo buka mata kamu” ujar Naufal sambil meyakinkan Winda.
Dengan gemetarnya, Winda pun membuka matanya perlahan-lahan dengan rasa cemas dan takut bertemu dengan hantu yang ia lihat.

Cerita hororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang