3.Hantu kepala buntung (part 2)

6 0 0
                                    

Mereka pun menelusuri jalan hutan belantara tersebut dengan harap-harap cemas. Setelah 1 jam mereka berjalan, mereka baru menemukan jalan berjalur warna merah.
“Eh, lihat deh, itu jalur warna merahnya!” ujar Naufal.
“Oh iya, ya udah yuk kita langsung ikutin jalurnya” ajak Azidan.
“Kalian yakin?” tanya Winda sambil gemeteran.
“Yakinlah Win, ayo!” jawab Azidan sambil menarik tangan Winda.

Singkat cerita, mereka pun sampai di air terjun pada pukul 14.00. Di air terjun tersebut memiliki kolam yang cukup luas yang terbuat dari alam, airnya pun mengalir langsung dari air terjun tersebut, di pinggir-pinggirnya terdapat hutan dan terlihat beberapa pegunungan di sana. Mereka pun langsung bermain-main air di sana.

“Huuuuh.. Bagus banget ya pemandangannya” ujar Winda.
“Tuh kan, Win, kamu gak akan menyesal ikut ke sini” sambung Naufal.
“Iya nih, airnya juga jernih sekali” ujar Bunga sambil mengambil air dari sungai kecil yang ada di bawah air terjun tersebut.
“Tapi kok di sini sepi ya?” tanya Winda dengan heran.
“Iya, mungkin belum banyak yang tahu tentang air terjun ini” jawab Azidan.
“Mungkin juga karena ini ada di tengah hutan dan jauh dari permukiman” lanjut Naufal.
“Ah, ya sudahlah, lebih baik kita nikmatin indahnya alam ini”ujar Bunga.
“Nah, iya tuh bener” jawab Azidan.

“Ayo, Bunga, kita ke kolam bawah” ujar Azidan sambil menarik tangan Bunga.
“Tapi, kita harus lewatin sungai kecil dan batu-batu ini dulu dong?” tanya Bunga.
“Itu mah gampang, ayo kita ke sana” jawab Azidan sambil menarik tangan Bunga.
“Tunggu.. Tunggu..” henti Bunga.
“Apa lagi?” tanya Azidan.
“Naufal, Winda, kalian mau ke mana?” tanya Bunga kepada Azidan dan Winda.
“Kita mau ke tebing situ, ya kan, Win?” jawab Naufal sambil menunjuk arah tebing yang ada diatas sungai kecil.
“Hmmm.. ngg.. ngg” jawab Winda dengan patah-patah.

“Maksudnya Winda itu iya benar kita mau ke sana” lanjut omongan Naufal.
“Hmmm.. i. Iyaa” jawab Winda sambil menganggukkan kepalanya.
“Kalian aku tinggal ke bawah gak apa-apa kan?” tanya Bunga.
“Iyaa gak apa-apa kok” jawab Naufal.
“Ya udah ayo, Bunga” ujar Azidan.
“Byee Naufal dan Winda” ujar Azidan dan Bunga bersamaan sambil meninggalkan mereka.
“Byee..” jawab Naufal dan Winda.

“Win, ke bawah air mancur yuk, di dekat tebing itu” ajak Naufal sambil menunjuk ke arah tebing tepat di bawah air mancur.
“Nggak ah..” jawab Winda singkat.
“Kenapa? takut? kan ada aku, kenapa harus takut? lagi pula di sana kan pemandangannya bagus” ujar Naufal.
“Nggak deh, kamu aja” jawab Winda.
“Yahh, Win, kamu kok gitu sih. Gak asyik!” ujar Naufal dengan sinis dan membuang muka.

“Fal..” sapa Winda kepada Naufal yang sedang membelakanginya. Namun, Naufal menghiraukan sapaan dari Winda, Akhirnya Winda mau diajak untuk ke tebing di bawah air terjun.
“Fal.. jangan cuekin gitu dong, iya deh aku mau ke sana” ujar Winda.
“Benar?” tanya Naufal sambil membalikkan badannya.
“Iyaa.. tapi kamu jangan marah ya sama aku” ujar Winda.
“Iya, mana mungkin aku marah sama kamu” jawab Naufal sambil membawa Winda ke bawah air terjun.

Mereka pun akhirnya sampai di bawah air terjun, kemudian mereka bermain-main air di sana, sehingga baju mereka basah semua. Namun, Winda melihat kehadiran hantu yang ia lihat pagi sebelum berangkat ke Villa. “Win.. ayo main air lagi, jangan melamun terus “ujar Naufal kepada Winda, namun Winda masih tetap melamun ke arah belakang tebing.

“Win..” sapa Naufal
“Win..!!” lagi-lagi Naufal menyapanya, tapi kali ini ia menyapanya dengan sedikit nada tinggi.
“Ha? iya? Hantuuuuuu!” teriak Winda sambil menutupi wajahnya dengan tangannya.
“Hantu? Win! mana hantu? gak ada hantu win, buka tangannya..” ujar Naufal.

“Nggak.. nggak mau..” jawab Winda.
“Win, buka tanganmu!” ujar Naufal sambil menarik tangan Winda. Akhirnya Winda membuka matanya dan langsung memeluk Naufal.
“Ta.. ta.. tadi ada ha.. ha.. hantu kepala buntung di balik te.. te.. tebing” ujar Winda sambil ketakuan.
“Hantu kepala buntung?” tanya Naufal.
“I.. iyaa.. hantu yang aku li.. li.. lihat tadi pa.. pagi di lapangan” jawab Winda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita hororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang