Part 7

1.6K 47 4
                                    

Imagine oleh: Nabila

(Fb: Nabila Zahra - Twitter: @nabilaazhr - Wattpad: nabilazahra4)

“Turn Around, Turn Around and fix your eye in my direction... So there is a connection”

Pagi ini aku terpaksa menaiki london underground. Itu semua berkat ayahku yang bertugas secara tiba-tiba... mau tak mau aku harus rela bangun lebih awal supaya tidak terlambat ke sekolah. Walaupun sebenarnya london underground sangat cepat... hanya saja stasiun kereta bawah tanah tersebut lumayan jauh dari rumahku. Sekitar 6 blok.

Perlahan aku mulai menuruni tangga yang akan menuju ke stasiun kereta bawah tanah.. dengan perlahan aku mulai melirik ke arah pergelangan tanganku. Sial. Sepertinya aku akan terlambat... aku mulai mempercepat langkahku. Mulai mengobrak-abrik isi tasku untuk mengambil kartu saldo untuk membeli tiket london underground... hingga akhirnya aku menabrak orang... atau mungkin lebih tepatnya ditabrak. tasku jatuh dan buku² tugasku berserakan di lantai stasiun. Sialan. Ini benar-benar menghambatku.

Aku mulai memungut buku tugasku yang berantakan dengan tangan kananku sementara tangan kiriku sibuk memegang kartu saldo. Disela-sela bunyi buku yang berdecitan oleh lantai aku mendengar suara pria yang sedikit berat meminta maaf... Aku mulai fokus kearah suara itu berasal. Ia menunduk sembari memunguti bukuku yang berserakan.. aku menatap punggungnya. Hingga akhirnya ia memasukkan bukuku ke dalam tasku yang tergeletak dilantai... mendongakkan wajahnya dan menatapku. Aku menunduk. Aku gugup entahlah. Aku merasa kacau.

"Terimakasih" ucapku sambil mengambil tasku dan mulai meninggalkan pria itu. Aku segera menuju ke peron untuk menaiki kereta. Sialan aku akan terlambat.

“I can't speak I can't make a sound to somehow capture your attention I'm staring at perfection”

Aku kaku. Ia meninggalkanku sambil mengucapkan terimakasih. Suaranya yang lembut berhasil menggetarkan hatiku. Aku masih berdiam diri menatap punggung nya dari belakang. Usahaku untuk mengeluarkan kalimat: "sebaiknya kau jangan mencari barang sambil berjalan.. kau bisa mempersiapkannya lebih awal jangan sambil terburu-buru" sayang. Ia sudah pergi meninggalkanku—yang masih tetap berdiam diri mengamati pancaran kecantikannya— bola matanya yang berwarna coklat terang drngan pancaran teduh.. wajahnya yang terlihat sangat natural. Aku tidak melihat sepoles make up di wajahnya. Dia sempurna. Dia menjadi dirinya sendiri. Saat aku menatap mata teduhnya aku bisa merasakan bahwa ia kurang percaya diri dengan penampilannya. Padahal menurutku dia sangat sempurna.

“Take a look at me so you can see… How beautiful you are”

Berada di ruang hukuman bergumam tak jelas itulah yang aku lakukan sekarang sambil menghentak-hentakkan kakiku. Jika saja aku tidak bertabrakan dengan pria tadi, Aku tidak harus menunggu selama 5 menit unutuk keberangkatan selanjutnya. 5 menit memang sebentar namun aku sangat menghargai detik demi detik yang kulalui.

“Ms. (yn) berikan surat ini ke ayahmu” suara bapak-bapak tua mulai menggema di telingaku

“yes sir. Apakah aku boleh pulang?" Ucapku berusaha ramah.

“tentu saja... hati-hati di jalan” aku mulai mengangguk dan menjabat tangannya. Mulai meninggalkan ruang hukuman. Aku mulai menuju stasiun kereta bawah tanah yang dekat dengan sekolahku.

*** Entah hari ini aku sudah berapa kali bolak-balik menuju stasiun kereta bawah tanah. Mungkin security yang berjaga di stasiun sampai hapal wajahku dan mulai bosan melihatku. Benar saja ia menatapku. Aku memberikan senyuman semanis mungkin. Dan ia membalas senyumanku. Ini kocak. Aku mulai mengeluarkan tiket saldo dari sakuku dan mulai menempelnya terhadap pintu pembatas yang akan menghubungkan ke peron. Aku mulai duduk di kursi tunggu. Aku hanya perlu menunggu sekitar 2 menit.

Kumpulan Imagine 1D oleh Directioners IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang