Part 19

761 23 1
                                    

Imagine oleh: Ira
(Fb: Ira Herawaty - Twitter: @iraherawatysin1)

30 MENIT DAN TEGUKAN CAPPUCINO

Hallo!! Kembali lagi dengan saya Istrinya Niall,adeknya Louis,Harry,Calum,Luke,Perrie,taylor swift mantannya zayn anaknya dan twinsnya ariana grande^_^ dari pada saya basa-basi mending langsung post ceritanya yah!! cerita ini saya ambil sedikit dari buku aku :''v ok.

Happy Reading~~~

Hujan turun deras saat aku baru saja menyalakan komputer. Kamar yang awalnya riuh dengan suara hujan kini bertambah ramai dengan suara musik dari speaker komputer. Perpaduan suara rinai hujan dan musik membuatku merasa nyaman. Ditambah dengan secangkir cappucinno, membuat sore hari ini makin bersinar. Hmm, social network akhir-akhir ini membuatku kecanduan komputer. Belum lagi kesukaanku melihat koleksi foto teman-teman.

Terutama foto Niall, seniorku di komunitas capoeira. Belum lima menit aku membuka akun social network, ponselku berbunyi. Dari Niall! Aku mengatur napasku yang memburu kegirangan. lalu membuka pesannya, "YN, kutunggu di Cafe Brontoseno pukul lima sore. There's important thing we must to talk" Tak peduli hujan yang turun deras, kusambar sweather dan kunci mobil. Sebelum pergi dengan mobilku, terlebih dulu kupoles mukaku dengan bedak dan menyemprot tubuhku dengan parfum. Meskipun terburu-buru, aku masih ingat siapa yang akan kutemui.. bisa dibilang Niall-lah orang yang menjadi obsesiku selama hampir setahun ini. Awalnya degup jantungku cukup normal, tanganku juga tidak sedingin es. Tapi setelah aku duduk di salah satu bangku Cafe Brontoseno, semuanya berubah!

Pertama, napasku memburu. Kedua, keringat dingin membasahi wajah dan tanganku sehingga aku harus berulang kali mengeringkannya dengan sapu tangan. Ketiga, aku merasa ada yang salah dengan Niall. Niall memang seniorku. Biasanya senior tidak terlalu dekat dengan juniornya, apalagi junior sepertiku. Hmm, aku bukan cewek gaul seperti perempuan-perempuan yang ada di sekelilingnya, aku hanya gadis remaja yang ingin belajar capoeira di komunitas yang sama dengan Niall.Tapi akhir-akhir ini kami cukup dekat. Selain berkomunikasi lewat social network, Niall kerap kali mengirim pesan pendek padaku. Niall bukan tipe orang yang suka datang terlambat. Tapi kini? Dia terlambat hampir satu jam dan membuatku menunggu lama. Adzan maghrib berkumandang 15 menit lalu.

Maka aku meninggalkan meja menuju musholla terdekat, dan menunaikan ibadah wajibku. Sekembalinya aku dari musholla, aku melihat Niall disana! Di bangku yang sama dengan senyum indahnya dan mata biru yang selalu memberikan rasa teduh kepadaku. Sore itu Niall tampak menawan dengan kaus biru, celana jeans, dan sneakers. Aku duduk di depan Niall, mencoba mengatur napasku yang memburu lagi.

Kupesan segelas cappucinno untukku. "Lama?" tanyanya memecah kesunyian,"Hmm..cukup," aku tersenyum padanya. Pandangan mataku teralih pada televisi yang dipasang di ujung Cafe. Televisi tersebut sedang memutar acara berita yang menampilkan sebuah mobil rally yang tergelincir di jalanan licin dan masuk ke jurang. Di acara tersebut,aku melihat bagaimana usaha para tim dokter untuk menyelamatkan pengemudi yang diduga masih remaja. Pengemudi itu tampaknya terluka parah, bahkan bisa meninggal dalam waktu dekat.

Sementara mobil rally berwarna hitam sudah hancur dan tidak berhasil diangkat dari jurang. Tunggu sebentar ... "Niall, itu mobilmu ?" tanyaku konyol, diiringi desahan ketakutan. "Pabrik nggak produksi satu mobil yang sama, YN," dia terbahak. "Jadi, apa important thing yang kamu maksud?" tanyaku setelah cappucinno pesananku datang. Tegukan cappucinno yang pertama, sebuah kehangatan datang.

Dalam hati kecilku, entah darimana asalnya, aku berbisik bahwa aku mneyukai Niall. aku suka segala hal tentang Niall. "YN, aku suka kamu," Tegukan cappucinno kedua, aku seperti bersorak dari dalam cangkir cappucinno-ku. sebuah keteduhan dan ketenangan datang. Dari mata biru Niall, aku tahu itu benar. Dari senyum Niall, aku tahu dia jujur, dan dari perasaanku, aku hanya berbisik dalam hati bahwa aku bahagia, aku tak ingin waktu ini berlalu. aku hanya diam.

Kumpulan Imagine 1D oleh Directioners IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang