Sudah lebih dari dua minggu Ryan belum juga melapor untuk melakukan cek darah.
Sindi juga tidak terlalu memperdulikan itu, karena ia memang merasa lebih baik Ryan yang menghindar dibanding dirinya.
Ia juga canggung untuk bertemu dengannya lagi. Tiba-tiba William menghubungi Sindi, menyuruhnya untuk datang ke rumah.
Sindi : (Senyum)
"Ngapain?"William : "Oleh-oleh ini aku kasih ke orang lain saja, atau gimana?" (Bercanda)
Sindi : (Menepuk dahinya) "Oh ia, aku baru ingat!"
William : "Tumben. Kau sepertinya akhir-akhir ini sering lupa. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Sin! Ambil beberapa hari untuk istirahat, refreshing."
Sindi : "Tak enak refreshing sendirian"
William : "Mau ditemani?"
Sindi : "Emm..."
William : "Mau nggak? Aku free weekend ini. Mia sedang sibuk mengurus pekerjaan yang tertunda karena cuti nikah kemarin."
Sindi : (Tersentak bahagia) "Oke deh kalau begitu."
.
William : " Baiklah. Tentukan kita mau kemana ya. Tapi pergi pagi pulang malam."Sindi : "Yah.. nggak asik donk. Cape-capein badan saja!"
William : "Yah, nggak mungkin kan aku ninggalin Mia sendirian di rumah. Mau nggak? Atau kita pergi bareng dengan ibu dan bapak?"
Sindi : "Kita dua saja. Nanti ibu marah lagi kalau aku minjam kamu buat jalan-jalan."
William : "Kamu lebih takut sama ibu atau Mia? (Canda). Baiklah kalau begitu, hubungi aku nanti kalau sudah pasti."
Sindi dan William akhirnya pergi bertamasya bersama.
William mendapat izin dari Mia yang kebetulan pada hari sabtu juga masuk kerja.
William : "Kenapa harus ke daerah perkemahan?"
Sindi : "Aku ingin melihat pohon-pohon."
William : (Melihatnya sebentar kemudian kembali fokus menyetir)
"Matamu kambuh lagi?"
Sindi : (Menggeleng)
" Aku hanya ingin melihat pemandangan hijau. Pemandangan biru seperti pantai hanya menggagalkanku move on!"
William : " Hah! Apa kau.."
Sindi : (Meliriknya dari ujung mata kanannya)
"Dicampakkan."
William : "Kok bisa? Siapa pria bodoh yang mencampakkan adikku yang sempurna ini?"
Sindi : (Mengangguk-angguk perlahan)
"Ya. Dia memang bodoh."William : "Kau yang duluan menyatakan cinta?"
Sindi : (Diam)
William : "Astaga, kau benar-benar menyatakannya duluan. Kan sudah kuajari Sindi, jangan perempuan yang dahulu menyatakan perasaan."
Sindi : (Menggeleng) "Aku masih mengingat kalimat itu dan melaksanakannya."
William : "Lah jadi, kenapa kau bilang dicampakkan?"
Sindi : "Karena sudah ada wanita lain di dalam hidupnya."
William : "Yah. Jadi kau mau nunggu mereka putus nih?"
Sindi : "Bukan putus tapi cerai."
William : "Astaga. Mereka sudah menikah?"
Sindi : "Hmm.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Cinta Mia (Cerita Pendek)
ContoWilliam, calon suami Mia adalah teman kuliah Mia dan Ryan, yang sedari dulu sebenarnya sudah menyukai Mia. Namun ia tidak menyatakan perasaannya ataupun berusaha untuk merebut hatinya, karena Mia sudah memiliki Ryan. Mereka dipertemukan kembali di p...