01.

1.3K 22 3
                                    

Fatim baru saja bangun dari tidurnya. Fatim turun dari kamarnya yang berisi hanya Fatim dan Saleha. Fatim hanya tersenyum membuka kamar saudaranya masih tertidur semua. Tapi ternyata sebelum Fatim membuka pintunya.

Sementara sebelum Fatim masuk di Kamar Kak Iyyah, Kak Jidah, dan Kak Sohwa

"Jidah, Iyyah gimana kalo ntar sahur kita kerjain Fatim?" cetus Kak Sohwa.

"Ide bagus Kak!" sahut Kak Iyyah dan Kak Jidah.

"Tapi taktiknya gimana kak?" tanya Kak Iyyah dengan senyuman liciknya.

"Jadi, aku ambil bubuk susu yang sudah kebuka, Iyyah kamu bantuin Fatim untuk buat susu, Jidah kamu senggol Fatim waktu dia pengen ambil gelas biar gelasnya pecah" kata Kak Sohwa mengeluarkan taktik liciknya.

"Sip!!" sahut Kak Jidah dan Kak Iyyah.

Umi dan All GH sudah lengkap dibawah kecuali mereka bertiga.

"Kak Sohwa, Kak Jidah, Kak Iyyah!! Bangun!! Sahur!!" teriak Fatim.

"Biar Umi aja. IYYAH, JIDAH, SOHWA  SAHUR!" teriak Umi.

Mereka bertiga pun turun. Sohwa mengedipkan salah satu matanya sebelum turun kebawah.

"Iya mii" jawab Kak Sohwa.

"Maaf mi..." kata Kak Jidah dengan lesu.

Ternyata sehabis mereka berdiskusi, mereka sempat menghubungi Thoriq dahulu.

"Tim, buatin abang susu dong!" teriak Thoriq dengan senyuman palsu.

"Oke bang!" sahut Fatim.

Sohwa menyodorkan susu bubuknya kepada Fatim. Fatim menerimanya dan tidak sadar bahwa ia membawanya miring, saking kurang fokusnya.

"Tim, udah bangun? Susu tumpah tuh" ledek Bang Atta.

"Hah!?" kata Fatim Kaget.

Fatim menyadarinya dan All GH menertawakan Fatim.

"Sini Kakak Bantuin!" kata Kak Jidah dan Kak Iyyah bersama.

"Makasih kak!" kata Fatim tersenyum.

Iyyah menaruh sisa susunya di gelas. Fatim mengambil gelas tersebut, Jidah mengikutinya dari belakang. Jidah menyenggol Fatim saat di dekat meja makan.

PRANG! Gelas pecah, air pun tumpah.

"Duh! Adek abang yang satu ini ceroboh banget sih!" kata Thoriq.

"Maaf bang... " kata Fatim menahan tetesan air mata dari matanya.

Tak lama, tangis Fatim pun pecah. Ia memilih tempat yang tidak ada pecahan gelas dan lari naik ke kamarnya. Disana, tangisan fatim tidak terdengar jelas karena ia tutupi oleh selimutnya.

"Dasar cengeng!" teriak Thoriq sendirian seperti orang gila :v

Emosi Qahtan pun pecah, ia sempat di tenangkan oleh Fateh dan Bang Saaih terlebih dahulu tapi itu gagal. Qahtan pun mengeluarkan kebenarannya.

 Qahtan pun mengeluarkan kebenarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hidup. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang