03.

840 14 0
                                    

"Kita tadi dimarahin Umi gara - gara, 3 anak itu!" kata Kak Jidah sambil marah.

"Iya, Iyyah benci!" kata Kak Iyyah kesal.

"Kurang ajar anak - anak itu. " kata Kak Sohwa sembari mengeluarkan emosi.

Saaih menguping pembicaraan mereka. Saaih turun ke bawah. Mereka mendengar suara hentakan Kaki.

"Siapa tuh? Jangan, Jangan!" kata Kak Sohwa khawatir.

Sohwa membuka pintu dan melihat Saaih ngambek turun ke bawah.

"Kak Sohwa, Gak bermaksud itu aaih!" kata Sohwa dengan nada khawatir.

"Beruntung aaih puasa, sama Fatim udh maafin kalian. Aaih ga bakal aduin ke Umi. Kalo aaih aduin puasa Umi batal. " kata Saaih memasang muka ngambeknya.

"Siapa tadi kak?" tanya Jidah dengan penuh tanda tanya.

"Saaih. " jawab Sohwa dengan polos.

"Ngapain dia kak?" tanya Iyyah.

"Gak jelas tuh, dia bilang Fatim udh maafin kita sama dia lagi puasa" jawab Kak Sohwa.

"Jangan - jangan dia nguping." kata Jidah.

"Bisa jadi, lupain aja! Sekarang kalian punya ide gak cara saaih benci sama Fatim." tanya Sohwa.

Hari sudah sore. Mereka melakukan apa yg ingin mereka lakukan.

"Saaih, mau iPhone X gak?" tanya Kak Jidah.

"Mau, Mau! " kata Saaih antusias.

"Tapi kamu harus benci Fatim dulu" kata Kak Jidah mengeluarkan syaratnya.

"Kalo disuruh benci Fatim. Aaih mau Kak Jidah kasih iPhone X, Mac Book Air, sama iPad. " kata Saaih, Karena sebenarnya ia tidak mau membenci Fatim.

"Iya, Iya ntar Kak Jidah beliin" kata kak Jidah berbohong demi celakanya Fatim.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR! Adzan maghrib berkumandang. Fatim turun lewat tangga. Kebetulan tangga licin dan Fatim melihat Saaih terbaring di Lantai. Fatim lari dan terpeleset.

"Aduh, Sakit!" teriak Fatim.

"You okay kak?" tanya Qahtan sembari berlari ke Fatim.

"Ha! Syukurin! Percaya aja sama bang Saaih." kata Bang Saaih yang sudah berubah identitasnya.

"Bang Saaih kok gitu?" tanya Fateh.

"Gak perlu tau kamu teh!" kata Saaih.

"Yes, Berhasil!" kata Kak Jidah dalam hati.

Fatim tiba - tiba pusing dan pingsan. Umi berlari ke arah Fatim.

"Fatim! Kenapa dia pingsan teh?" tanya Umi kepada Fateh.

"Salah saaih Umi!" jawab para anggota Gen Halilintar.

"Bener itu saaih?" tanya Umi kepada Saaih.

"Bener umi" kata Saaih.

"Kamu buka puasa di kamar kamu! Gak boleh keluar sampe besok! Boleh keluar kalau mau ke kamar mandi. " marah Umi kepada Saaih.

Fatim terbangun di Sofa. Melihat keluarganya berkumpul.

"Umi, bang Saaih mana?" tanya Fatim menanyakan abang kesayangannya.

"Gak usah dipikirin sayang. Makan dulu, sudah buka ini" kata Umi sambil tersenyum.

"Oke mi.. " jawab Fatim kebingungan.

Sementara saaih dikamar,  makan sendiri. Selesai makan Jidah, Iyyah, dan Sohwa ke kamar Saaih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hidup. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang