prolog

881 105 18
                                    

Ini fanfic terinspirasi dari drakor "Come and hug me"

.
.
.

"Hyung..."

"Jangan takut. Ada hyung.  Kalian tidak perlu takut padanya"

Kyuhyun mendekap erat kedua adiknya yang ketakutan setelah melihat ayah mereka membunuh ibu mereka.

"Hyung tidak akan membiarkan appa  menyakiti kalian"

"Anak-anak sampah!!!  Kalian semua harus mati!!"

.
.
.

"Hyung, ini..."

"Apa ini?"

"Ini, surat kontrak dimana sekarang aku menjadi salah satu member BTS"

"Huwah...hyung ku akan menjadi terkenal"

"Seok Jin~ah,  apa kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Kyuhyun

"Aku yakin, hyung. Aku ingin menjadi terkenal.  Aku ingin, hyung dan Kyungsoo tidak hidup menderita lagi. Aku ingin kalian bahagia bersamaku. Aku janji,  akan membeli rumah,  agar kita bisa tinggal bersama"

.
.
.

Kyuhyun terjatuh dan tangan kanannya diinjak oleh salah satu dari korban ayahnya yang masih memiliki dendam padanya.  

"Arghh!!! "

"Apa yang kulakukan padamu hari ini!  Tidak seberapa dari apa yang appa-mu lakukan pada eomma-ku!!"

"Hentikan!!  Jangan sakiti Kyuhyun hyung!!"

.
.
.

"Hai...apa...aku boleh bergabung dengan kalian?"

"Eh. Bukankah dia anak pembunuh itu?"

"Pembunuh?  Siapa?"

"Itu...pembunuh bengis yang dipenjara seumur hidup"

"Maksudmu,  Kim Yunho?"

"Nde"

.
.
.

Seok Jin yang baru saja ke luar dari Van,  ia tak bergeming setelah beberapa haters melemparinya dengan telur busuk. 

Ia terdiam,  tubuhnya bergetar,  bahkan kedua lututnya terasa lemas karena suara-suara kebencian itu ditujukan padanya. 

"Anak pembunuh!  Tidak pantas kau menjadi member BTS!!"

"Kau harus keluar dari BTS!!!"

"Mereka tidak akan terkenal,  jika kau masih menjadi bagian dari BTS!!"

"Keluarkan Kim Seok Jin!!!"

.
.
.

"Seok Jin~ah,  kau kenapa?"

"Ehm...aku...hanya merindukan kalian saja"

"Kau tidak sedang ada masalah kan?"

"Tidak, hyung.  O iya,  dimana Kyungsoo?"

"Kyungsoo belum pulang"

.
.
.

"K...kau...a...apa yang kau...inginkan?!"

"Aku?"

Pemuda itu begitu ketakutan saat menatap sorot mata tajamnya,  karena tersirat aura kejahatan dari balik masker yang dikenakannya. 

"Aku...ingin darahmu!"

.
.
.

"Ini untukmu..."

"Apa ini?"

"Sepertinya dari fans mu"

"Gumawo"

"Ne"

Seok Jin tidak menyangka jika dirinya akan menerima hadiah seperti  member yang lainnya. Seok Jin sangat antusias membuka kotak tersebut. 

Ia memandangi softdrink yang diberikan untuknya.  Tanpa rasa curiga,  ia meminum softdrink tersebut.

.
.
.

"Hyung kenapa?"

"Hyung tidak apa-apa, Kyungsoo.  Hyung mungkin hanya kelelahan saja"

"Hyung jangan sakit, ya. Aku sedih jika melihatmu sakit, hyung"

"Jangan khawatir. Hyung baik-baik saja"

.
.
.

"Hei coba lihat. Pembunuh itu ternyata kabur dari penjara"

"Jangan-jangan, dia mencari korban lagi"

"Semoga saja polisi segera menangkapnya"

"..." Kyuhyun yang tadinya hendak menyuap makanannya, kini sendok yang dipegangnya terjatuh ke lantai. 

Wajah itu...adalah wajah yang sangat ia benci. Wajah yang membuat dirinya juga kedua adiknya selalu ketakutan dan susah untuk menghilangkan rasa trauma yang mereka alami sewaktu kecil.  Kini wajah itu,  harus kembali ke kehidupan mereka.


.
.
.

"Kyungsoo, apa yang kau lakukan disitu?"

"Ah. Aku hanya mencari sesuatu untuk tugas sekolah"

"Ayo,  makan dulu"

"Sebentar, hyung"

.
.
.


Kyuhyun menjatuhkan benda berlumuran darah tersebut.  Dugaanya selama ini benar. Ia tidak menyangka, jika adiknya akan melakukan tindakan seperti yang ayah mereka lakukan dulu.

.
.
.


"Apa kabar, Kyu!  Lama sekali appa tidak mengunjungimu"

Seketika tubuh Kyuhyun mematung. Sorot mata kematian itu kini menatapnya dalam,  seraya ia tersenyum licik padanya. 

"Ap...ap...pa..."

"You Will Die In My Hands"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang