Prolog

115 36 13
                                    

London, Inggris

Seorang gadis dengan pakaian kasualnya memasuki kawasan perkantoran x-vor group, para pegawai kantor itu menunduk tanpa ada yang berani melihatnya. Gadis itu dengan wajah datarnya melewati mereka tanpa membalas sapaan para pegawai.

Bruuk

"Heh, kalo jalan liat-liat dong!!" bentak seorang pria dewasa dengan pakaian formalnya yang menabrak gadis itu, sedangkan sang gadis itu menaikan sebelah alisnya. Para karyawan yang melihatnya memandang gadis itu ketakutan.

"Hmm," jawab gadis itu acuh.

"Kau... "

Plak

Orang itu menampar gadis itu, membuat seisi kantor syok melihatnya. Muka gadis itu memerah menahan amarahnya.

"Shit... Siapa anda menampar saya?" ucap gadis itu setelah mengontrol emosinya. Tatapannya yang sangat tajam membuat orang tersebut merasa terintimidasi.

"Saya pemilik saham dikantor ini, " ucap orang tersebut dengan angkuhnya. Gadis itu tersenyum miring mendengarnya, Ia mengambil benda pipih dari dalam saku celananya.

"Batalkan kontrak kerja saya dengan perusahaan s-company," ucap gadis itu dengan dinginnya, dan berlalu meninggalkan orang tersebut dengan smirk menghiasi bibirnya.

💧💧💧

"Sabrina, Mr. Xivor ada?" tanya gadis itu pada sekretaris Mr. Xivor, pakaian sekretaris itu nyaris seperti ingin ke club membuat gadis itu memandang jijik sekretaris itu.

Merasa ada yang berbicara padanya, Sabrina menoleh kedepan mejanya, Sabrina memicingkan matanya menilai penampilan gadis itu dari atas hingga bawah.

"Ada perlu apa Anda mencari Mr. Xivor?" tanya Sabrina dengan ketus. Tanpa memperdulikan ucapan Sabrina, gadis itu melangkah menuju pintu yang bertuliskan Mr. Xivor dengan berlapis emas yang elegan. Sabrina ingin menahannya, namun terlambat gadis itu sudah masuk kedalam ruangan bosnya.

Di dalam ruangan yang bernuansa hitam itu terdapat sosok pria dengan balutan jas hitam. Usianya yang sudah tidak muda lagi, tidak membuatnya berhenti bekerja. Pria itu yang tak lain ialah Mr. Xivor, sosok kakek yang selalu ada untuknya.

Mr. Xivor tidak mengetahui bahwa gadis kecilnya berada di hadapannya karena terlalu fokus terhadap berkas-berkas di tangannya. Gadis itu berdiri di belakang kakeknya sembari memeluknya dari belakang.

"Hei Princess, kau ada disini?" sapa Mr. Xivor pada gadis itu.

"Hello Prince, kau saja yang terlalu fokus terhadap berkas-berkas sialan ini," ucap gadis itu sembari duduk disofa yang ada di ruangan tersebut dengan wajah cemberut membuat pria di hadapannya terkekeh geli mendengar ucapan cucu kesayangannya.

"Okey sorry princess," ucap pria itu menghampiri cucunya yang sedang menggerutu tidak jelas.

"Apa kita jadi kembali ke Indonesia? I miss them," lirih gadis itu pada pria di hadapannya.

"Hey don't be sad dear, we'll be back tomorrow okay," ucap pria itu menyenangkan gadis kecilnya agar tidak bersedih.

"Serious grandpa?," ucap gadis itu dengan nada berharap.

"Yes dear," ucap pria itu dengan senyumannya membuat gadis itu memeluknya.

"Wow wow dear," ucap pria itu kaget dengan perlakuan cucunya itu.

"Tapi kamu sudah selesaikan skripsinya?," tanya pria itu memastikan.

"Sudah grandpa, tenang aja bulan September nanti acara kelulusannya," terang gadis itu.

"Okay, terus kalau sudah di Indonesia kamu mau ngapain?"

"Hmm mau ke SMA yang ada Arif dan April, sekalian sekolah kalau boleh," pikir gadis itu membuat pria disampingnya bingung.

"Maksudnya, kamu mau sekolah lagi dear?"

"Iya grandpa, mau iseng aja sekalian ngurus perusahaan yang ada didekat sekolah kita, boleh?"

"Iya dear nanti biar grandpa urus, tapi ingat jangan terlalu capek," ucap pria itu dengan tegas.

"Yeyey kapten," ucap gadis itu sembari memberikan hormat, membuat pria itu terkekeh dengan tingkah cucunya yang terkadang ajaib.

💧💧💧

"Grandpa ayo kita berangkat, lihat sekarang jam berapa nanti kita tertinggal pesawat!!" teriak seorang gadis dari lantai tiga dengan heboh, membuat beberapa maid dan penjaga yang berada di mansion itu termasuk orang yang dimaksud gadis itu terkekeh geli mendengar teriakannya.

"Dear jangan teriak-teriak," ucap pria itu memperingati gadis kecilnya yang sedari tadi tidak ada henti-hentinya berteriak. Gadis itu hanya menunjukkan senyuman khasnya saat sudah di tangga terakhir.

"Hehe... Iya grandpa," ucap gadis itu membuat pria yang dipanggil grandpa itu menggelengkan kepala.

"Maaf tuan kita harus segera be-" ucapan Tony terpotong oleh pekikan gadis itu yang berlari kearahnya dan memeluknya.

"Uncle Tony...!! El rindu uncle." Tony yang mendengarnya tersenyum dan membalas pelukan gadis itu.

"Uncle juga rindu El, yaudah sekarang kita berangkat sebelum tertinggal pesawat okay," ucap Tony yang di angguki gadis yang dipanggil El.

Mr. Xivor yang melihat itu hanya bisa tersenyum, karena gadis kecilnya tidak pernah menangis walaupun gadisnya akan menunjukkan sikap dinginnya.

Mereka segera menuju Bandara Internasional London yang tidak terlalu jauh dari mansion, selama di perjalanan tidak ada henti-hentinya El berbicara hingga sampai Bandara pun gadis itu tetap berceloteh tentang perusahaan yang dikelolanya.

Setelah El masuk kedalam Jet pribadi, Mr. Xivor membisikkan Tony sesuatu. Tony hanya mengangguk patuh atas ucapan tuannya.

K ( Kamu, Aku, Kecewa, Dan Cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang