38.Cerita

162 19 10
                                    

Budayakan vote sebelum baca
Comments setiap baris  😉


"Hal yang terburuk adalah bersikap seolah baik-baik saja saat orang yang kita cintai lebih mencintai orang lain. Atau, orang yang kita cintai dicintai orang lain."
~~~~~~~


"Malvin!" panggil Dara saat ia baru melihat pria bernama Malvin itu keluar dari kampus.
"Ya, Dar.." jawab Malvin menghentikan langkahnya. Dara mendekati Malvin ke arah pekarangan kampus menuju parkiran itu.

"Vin, gue boleh nebeng gak? Sekalian anterin gue ke toko buku." kata Dara saat ia sudah sampai di hadapan Malvin. Malvin tampaknya sedang memikirkan jawaban yang akan ia katakan kepada Dara.

"Lo mau pulang bareng Hani, yah? Yaudah deh gue cari taxi aja." ujar Dara saat ia menyadari raut berbeda dari wajah Malvin.

"Eh, Dar. Enggak kok, gue gak pulang bareng Hani. Yaudah ayok." ucap Malvin akhirnya yang membuat raut wajah bahagia terpancar di wajah Dara. Namun raut wajah Dara berubah murung saat ia mengikuti arah pandangan Malvin.

Ternyata pria itu menuruti permintaannya karena ia baru saja melihat Hani naik mobil bersama Juan. Prediksi Dara tentang Malvin ternyata benar. Malvin benar-benar suka kepada Hani. Apa tidak ada kesempatan baginya untuk mendapatkan cinta Malvin? Apa salah jika ia mencintai pria yang sedang mencintai gadis lain? Pikir Dara.

"Hey, jadi kan?" seru Malvin menyentakkan Dara.

"Oh, iya. Ayok, Vin." ucapnya dan mereka segera melangkahkan kakinya menuju mobil Malvin.

***

"Lo suka novel juga?" tanya Malvin kepada Dara yang sedang fokus mencari novel yang menurutnya bagus. Mendengar suara Malvin, Dara langsung membalikkan tubuhnya.

"Gue pikir lo gak mau masuk." kata Dara sambil menyelipkan rambutnya ke daun telinganya. Malvin hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Oh. Iya, gue dari dulu udah suka novel. Bahkan gue uda nyoba-nyoba bikin blog." terang Dara.

"Hani juga suka banget novel, dulu setiap pulang sekolah hampir tiap hari dia dan steffy mampir ke sini." kata Malvin.

Dara berusaha tidak mengubah raut wajahnya, sekalipun dia ingin. "Oh, gitu yah." ujar Dara sambil memegang dua buah novel di tangannya.
"Lo deket banget yah sama Hani, Vin?" tanya Dara sedikit hati-hati. Ia takut pertanyaannya itu dapat membuat Malvin merasa tidak nyaman. Namun ternyata dugaan Dara salah, Malvin malah terlihat begitu semangat menceritakan soal Hani kepada Dara.

"Yah deketlah, Dar. Kan uda temenan dari SMA." ucap Malvin lalu menatap ke arah Dara sambil tersenyum lebar. Dara lalu melangkahkan kakinya ke arah kasir sambil membawa dua novel yang sudah dipilihnya sambil diikuti Malvin yang masih bercerita tentang Hani.

"Tapi gue lihat Hani tuh akrab banget sama Juan. Dulu pas gue baru kenal sama kalian gue pikir mereka pacaran." ujar Dara saat mereka sudah akan menaiki mobil Malvin.

"Iya mereka juga deket, rumah mereka juga gak terlalu jauh jadi yah mereka kemana-mana juga sering bareng." jelas Malvin seraya manyalakan mesin mobilnya.

"Hm." Dara hanya berdehem sambil sesekali menatap ke arah Malvin.

"Hani itu yah, pertama gue liat dia gue pikir dia orang yang kalem pendiam. Gak taunya heboh banget orangnya, apalagi kalau udah deket Rendy."  ujar Malvin sambil tersenyum lebar dan fokus ke jalanan.

"Enak yah jadi Hani, punya sahabat-sahabat yang asik kayak kalian." kata Dara masih berusaha terlihat biasa saja.

"Ya makanya lo harus sering-sering main sama Hani biar tau gimana wataknya.."

Omnia Vincit AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang