Please, Don't Run

253 23 0
                                    

Ketika hyunji tengah memanaskan masakannya, terdengar suara pintu rumah yang dibuka. Mungkin itu jimin, pikir hyunji, dan benar jimin baru saja pulang. Terlihat jika jimin masih mengenakan pakaian yang sama.

Sejenak mereka saling pandang, hyunji melihat dengan pandangan kecewa dan sedih yang dengan sempurna ia tutupi. Sedangkan jimin menatap hyunji dengan pandangan biasa dan merasa tak bersalah.

Lama mereka berpandangan, hingga jimin lebih dulu memutuskan kontak mata mereka dan berdehem.

"Kau tidak perlu masak, aku baru saja makan diluar"

Tanpa melihat hyunji, jimin melangkahkan kakinya memasuki kamar.

Hyunji hanya tersenyum miris, harusnya ia tahu, tapi ia tidak bisa meninggalkan kewajibannya. Apalagi membenci jimin, itu tidak mungkin.

Sejak awal, kali pertama mereka bertemu hyunji sudah menaruh hati pada jimin. Jika hyunji bisa memilih ia tidak akan mau menaruh hatinya pada pria itu. Tapi apa daya, tidak akan ada yang bisa menolak jatuh cinta.

~

~

Tanpa mengeluh hyunji benar-benar menjalankan kewajibannya, memasak, mencuci, membersihkan rumah, menyiapkan keperluan jimin. Meskipun jimin mengacuhkannya, dan terkadang tidak memakan masakannya.

Dengan sabar hyunji menghadapi sikap jimin, ia tahu posisinya. Namun setidaknya jimin mau memakai pakaian yang ia siapkan, meski terkadang tidak mau makan malam dirumah dengan alasan sudah makan diluar.

Untuk sarapan jimin terkadang masih mau makan, jika tidak terburu-buru kekantor. Untuk makan siang hyunji tidak pernah menyiapkannya.

Dan karena hal itu sekarang hyunji menyiapkan makan siang jimin dan akan mengantarkannya kekantor pria itu. Hyunji melakukan ini karena permintaan ibu mertuanya.

Hyunji pergi kekantor jimin menggunakan taksi, karena dirumah mereka tidak ada supir.

Hyunji sudah sampai didepan pintu ruangan jimin, ia tidak mendapati sekretaris jimin dimejanya. Mungkin sedang makan siang, pikir hyunji. Jadi ia putuskan untuk masuk saja langsung keruangan jimin.

Baru hyunji membuka sedikit pintu itu, ia merasa menyesal karena memilih langsung masuk.

Jika saja ia mengetuk dulu mungkin ia tidak akan melihat adegan menyakitkan itu lagi. jimin dan wanita itu tengah berciuman diruangan jimin.

Dengan perlahan hyunji menutup pintu, kemudian berbalik untuk segera pergi. Sekuat tenaga ia menahan tangisnya agar tidak pecah.

Ketika ia berbalik badan hyunji bertemu gyuri dengan sekretaris jimin yang baru kembali.

"Oh, nyonya park. Apakah anda ingin bertemu dengan tuan park?"

"A-ak-aku, aku hanya ingin mengantarkan makan siang, tapi, sepertinya ia sedang bertemu dengan orang penting. Aku tidak ingin menganggunya. Bisakah aku menitipkan ini saja, padamu gyuri?"

Sang sekretaris agak bingung, mendengar nada serak hyunji. Dan sedikit bingung melihat mata hyunji yang sedikit memerah. Namun ia tidak berani untuk bertanya.

"Baiklah, akan aku sampaikan"

Hyunji memaksakan tersenyum, kemudian berlalu dengan tergesa. Meninggalkan tanda tanya pada sang sekretaris.

Tanpa mereka sadari sepasang mata tengah mengamati apa yang baru saja terjadi. Dan kemudian tersadar akan sesuatu setelah melihat pintu ruangan jimin yang masih sedikit terbuka.

Pria itu berjalan kearah pintu dan menutupnya, gyuri yang melihat pria itu mengkerutkan dahinya bingung. Pria itu membungkuk dan berlalu melewati gyuri begitu saja.

Gyuri semakin bingung dan tidak tahu harus bagaimana. Saat akan membalikkan tubuhnya gyuri tersentak ketika melihat atasannya sudah berada didepannya.

"Siapa yang berani membuka pintu ruanganku?"

Gyuri menelan ludah dengan susah payah.

"Ta-ta-tadi nyonya park hyunji datang untuk menemui anda tuan tapi ia urungkan, nyonya bilang anda sedang bertemu dengan orang penting. Tapi saya tidak tahu, apakah nyonya membuka pintu atau tidak"

Jimin mengkerutkan dahinya, gyuri yang melihat kebingungan atasanya kembali menjawab

"Tapi... tadi... saya melihat tuan min yang menutup pintu ruangan anda tuan"

Jimin memejamkan matanya dan mengerang pelan mendengar jawaban atas kebingungannya

~

~

PLEASE,  DON'T RUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang