Hyunji tak henti-hentinya menatapi jam dinding yang berada dikamarnya. Sekarang sudah pukul satu dini hari, namun tidak ada tanda-tanda jika jimin akan pulang. Ia sangat khawatir, apakah masalah yang terjadi sangat besar hingga jimin terlambat pulang.
Pria itu tidak pernah pulang selarut ini, palin malam hanya sampai pukul sebelas atau sepuluh malam.
Kekhawatiran hyunji terhenti ketika ia mendengar suara deru mobil jimin yang memasuki pekarangan rumah. Dengan tergesa hyunji keluar kamar untuk segera menghampiri jimin.
Namun hyunji terperanggah mendapati keadaan jimin yang sangat kacau, tercium bau alkohol disekitar tubuh jimin.
Hyunji mendekati jimin yang tengah berbaring disofa ruang tamu. Dengan hati-hati ia melepaskan sepatu jimin. Jujur ia ingin sekali bertanya ada apa sebenarnya dengan pria ini, tapi ia sangat takut.
Pria itu tidak bergeming, ia dapat merasakan kehadiran hyunji namun ia tidak berniat membuka mata sedikitpun. Ia membiarkan hyunji membuka sepatunya.
“Akan aku siapkan air hangat untukmu mandi, dan akan kubuatkan susu hangat”
hyunji berdiri dan hendak berjalan kearah kamar namun terhenti ketika tiba-tiba jimin memeluknya dari belakang. Ia dapat merasakan kepala jimin yang bersandar pada punggungnya. Hyunji yakin jika jimin memeluknya dengan posisi duduk, sedangkan ia berdiri membelakangi jimin.
“Biarkan seperti ini sebentar. Kumohon” hyunji hampir tak mendengar apa yang diucapkan jimin dengan lirih.
Hingga beberapa menit mereka betah dengan keadaan seperti itu tanpa bersuara sedikitpun.
“Kau harus mandi, akan lebih baik jika kau segera istirahat”
Dengan perlahan hyunji melepaskan pelukan jimin, pria itu tidak protes dan menuruti perintah hyunji dengan pergi kekamar.
Setelah menyiapkan air dan pakaian untuk jimin, ia pergi kedapur untuk membuatkan susu hangat untuk menghilangkan efek pusing dari alkohol.
Ketika hyunji kembali kedalam kamar, ia mendapati jimin sudah selesai mandi dan tengah duduk dipinggir ranjang seraya menundukkan kepalanya dalam.
“Minumlah dulu setelah itu istirahatlah”
Tanpa diperintah dua kali jimin langsung menegak habis susunya.
Setelah hyunji mengembalikan gelas kedapur, ia segera kembali kekamar dan berbaring membelakangi jimin yang duduk bersandar dikepala ranjang.
Hyunji sama gelisahnya dengan jimin yang tidak dapat tidur, ia ingin membicarakan sesuatu dengan pria itu, namun jika melihat keadaannya sekarang bukanlah waktu yang tepat.
“Aku tahu kau juga belum tidur”
Tubuh hyunji seketika menegang, bukan karena ia terkejut akan jimin yang memergokinya belum tidur. Namun apa yang tengah pria itu lakukan sekarang.
Jimin tengah memeluk tubuh hyunji yang tengah berbaring membelakangi dirinya, pria itu semakin merapatkan tubuhnya pada hyunji, melingkarkan tanganya dipinggang gadis itu, menyandarkan kepalanya tepat dibelakang tengkuk hyunji, membuat sang empunya semakin tegang.
“Biarkan seperti ini”
Mereka masih terdiam dengan pikiran masing-masing, sama-sama tidak tahu harus berbicara apa dan mulai dari mana.
Hingga akhirnya jimin memutuskan akan mengatakan segalanya pada hyunji dan meminta maaf atas segalanya.
“Park hyunji”
Hyunji masih terdiam, mendengarkan dengan seksama apa yang akan diucapkan oleh jimin, ia sudah siap apapun yang akan dikatakan oleh jimin apapun.
“Bertahanlah, jangan tinggalkan aku”
Gadis itu membulatkan matanya, ia terkejut, sangat. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan suaminya.
“Aku tahu aku sangat berdosa padamu, tapi, tetaplah bertahan disampingku. Buatlah aku mencintaimu”
Jimin membalikkan tubuh hyunji agar menghadap padanya, jimin menghapus air mata yang sudah luruh tanpa hyunji sadari.
“Kumohon bantu aku, selamatkan aku yang tengah dihukum ini. Maafkan aku jika aku pernah berpikir akan menceraikanmu, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu. Tidak akan pernah!”
Hyunji tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun jujur ia sangat lega sekarang. Ia menganggukkan kepalanya.
Jimin semakin menarik tubuh hyunji agar merapat padanya dan meletakkan kepala hyunji agar bersandar didadanya. Gadis itu mulai terisak didalam pelukan jimin.
“Menangislah sepuasmu, aku akan ada disampingmu untuk menghapus air matamu. Dan berjanjlah setelah ini kau tidak akan menangis lagi, hanya boleh ada tangis bahagia dikeluarga kecil kita”
Hyunji menganggukkan kepalanya didalam dekapan hangat jimin. Ia tidak perduli apa yang membuat jimin menjadi seperti ini, tapi ia percaya jika suaminya benar-benar bersungguh-sungguh dalam setiap kalimat yang ia ucapkan.
Kita tidak akan pernah tahu seperti apa tuhan menuliskan garis takdir untuk setiap umatnya. Tapi kita harus percaya jika akan ada pelangi setelah hujan.
Seperti sebuah kehidupan, tuhan akan memberikan setiap umatnya sebuah ujian, namun sesulit apapun ujian itu tuhan tahu kemampuan dan batas setiap umatnya. Dan setelah ujian itu selesai mereka akan menuai hasil dari kesabaran mereka.
Seperti hyunji yang bersabar dalam menghadapi sikap jimin.
_ _ _ END _ _ _
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, DON'T RUN
Romanceff ini aku copy dari google. penulis aslinya @siken11 kalau kalian penasaran go baca, dan juga kalian bisa cek langsung penulisnya. http://www.bangjung.wordpress.com/ Ff ini real tanpa aku ubah2 kata2nya. Jadi kalian gak perlu khawatir. Jangan lupa...