Regret

10 2 3
                                    


And i'm tired of being alone

And this solitary moment makes me want to come back home


Your Call – Secondhand Serenade



'Meski sudah hampir seminggu berlalu namun London masih berduka karena kehilangan salah satu artis terbaiknya. Karena itu kami merangkum semua hal tentang wanita yang biasa di panggil Jessie untuk mengobati rindu kalian.'


Suara televisi terdengar samar-samar dari ruang depan. Benda elektronik itu sudah di biarkan menyala selama dua hari penuh. Bukan karena tidak ada orang di rumah namun sengaja di hidupkan agar ia tetap bisa merasa hidup. Atau mungkin karena ia ingin merasa seseorang tetap hidup.

Selain suara benda persegi panjang terdengar juga isak tangis yang naik turun. Kadang hanya selirih bisikan, kadang kencang seperti sedang meluapkan. Kadang dia di pojok kamar, kadang di depantelevisi, kadang di kamar mandi, kadang di ruang makan. Karena setiap sudut rumah memiliki kenangan yang hidup di benaknya.

Rasa penyesalan yang mengekangnya membuat senyum yang sering menghiasi wajahnya lenyap. Ketampanannya berkurang jauh karena hampir seminggu dia tidak keluar rumah sama sekali. Tidak ada cahaya matahari pun yang mengenai kulitnya secara langsung. Makanan yang masuk pun hanya untuk mengganjal perutnya yang melilit. Sejak kejadian itu.Sejak meninggalnya kekasih yang tanpa sadar telah menjadi separuh dirinya.

Seandainya manusia di beri kesempatan untuk kembali ke sebuah waktu, dia rela melakukan apapun termasuk mengganti dengan nyawanya agar bisa kembali ke malam itu. Hanya malam itu. Mengingatnya selalu berhasil menurunkan bulir-bulir bening ke pipi. Membuatnya frustasi hingga lupa diri.

"Jung Soo Yeon, maafkan aku..."


Malam itu adalah malam yang tenang. Kekasihnya bilang dia baru saja pulang dari Belanda untuk pemotretan namun beberapa jam setelahnya dia ada di hadapannya. Rasa rindu itu terobati meski ada rasa was-was takut kepergok paparazzi. Namun ada yang berbeda dengannya.Wanita itu tampak murung dan gelisah. Dengan sabar dia menanti cerita yang biasanya mengalir lancar dari mulutnya. Tentang lelahnya hari-hari yang ia lewati, tentang kota yang telah ia datangi, tentang serunya hari, tentang manajernya yang kelewat cerewet namun perhatian, tentang rekan kerjanya baik sesama model maupun para kru, tentang para lelaki yang mengajaknya tidur dengan iming-iming yang sangat menggiurkan mulai dari uang hingga kekuasaan, tentang bunga yang ia lihat di jalan, tentang rencana liburan yang ia inginkan, tentang kebahagiaan kecil yang ia dambakan. Namun hingga cangkir yang ia suguhkan menempel di meja wanita itu tak kunjung bicara.

"Aku..." Ia sungguh penasaran. "Aku... hamil."

Hubungannya dengan artis papan atas itu memang tidak di ketahui publik karena ini termasuk dalam perjanjian tidak tertulis yang telah mereka sepakati bersama. Selain itu ada beberapa poin lainnya yang mereka pahami meski tidak ada ucapan resmi untuk menegaskan. Salah satunya adalah hubungan ini tidak memiliki tujuan karena itu mereka selalu menggunakan pengaman ketika melakukannya. Berawal dari hubungan sebatas perlarian dari dunia hingga menjadi separuh raga dan jiwa, mereka sangat mengerti prinsip hidup masing-masing. Bukannya Donghae tidak menginginkan sebuah hubungan yang serius. Dia hanya takut tersakiti dan menyakiti. Dia merasa belum pantas untuk wanita setangguh Jessie. Dia merasa banyak kekurangan daan berita yang sangat tiba-tiba itu seperti petir yang menyambar dirinya, membuatnya terkejut dan hangus.

"Hahaha... kau-kau pasti berbohong... ya, kau pasti berbohong kan? candaan macam apa itu, Sayang?"

"Oppa..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRUMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang