"Anjing,"
Nggak. Seongwoo nggak lagi bicara kotor atau menghina orang saat itu. Jonghyun yang ada di depannya melirik sekilas, lalu tertunduk lagi saat tau kalau Seongwoo cuma bergumam. Hyunbin masih sibuk dengan dengan pekerjaannya, sedangkan Jaehwan yang ada disamping pria bersurai hitam itu sedang menghubungi percetakan lewat telepon.
Sunyi. Aura dikacangin terasa kuat.
"Gue kira-kira cocok nggak sih pelihara anjing?"
Semua orang di ruangan itu masih terdiam untuk beberapa saat.
"Kenapa emang? Lo masih bingung soal anjing yang ngikutin lo dari dua minggu lalu itu? Yaudahlah pelihara aja! Toh kayaknya dia suka banget sama lo." Mulut Jonghyun komat-kamit dengan mata yang berfokus pada layar komputernya. Deadline pekerjaannya tinggal menghitung hari, kayak lagu Krisdayanto begitu, tapi perasaannya malah dibuat makin kesal gara-gara Seongwoo daritadi mengoceh soal anjing melulu. Ngomongin krisis global, kek! Ini ngomongin anjing!
"Tau nih bang, jangan tsundere kenapa." Kata Hyunbin yang lalu menguap, lebar sekali, muat sampai puluhan lalat mungkin, "ya lord ngantuk banget gue."
"Jadi gini. Gue punya asma, and that dog is hyperactive af. Nggak cocok banget kan gue pelihara begituan. Gue nggak akan bisa jadi owner yang baik."
"Lo kasih makan dia nggak?" Tanya Jonghyun. Muka Seongwoo yang tadinya santai masuk ke mode antagonisnya.
"Kasih lah! Gila aja dia numpang di rumah gue nggak gue kasih makan. Yang ada ntar kayak di TV-TV, gara-gara nggak dikasih makan ada anjing nyerang pemiliknya."
"Mandiin dia nggak?" Kini giliran Hyunbin yang bertanya. Matanya menyipit memperhatikan muka serius Seongwoo.
"Iyalah gue mandiin. Kebersihan itu nomor satu. Sayangnya nggak ada Dettol buat anjing." Seongwoo melirik Jaehwan yang baru selesai menelpon pihak percetakan, "kecuali kalo anjingnya kayak di sebelah gue ini."
"Apaan dah diem-diem begini dikatain anjing." Protes Jaehwan sambil memajukan bibirnya lucu, pipi mandunya seperti biasa tak membuat siapapun di ruangan itu gentar.
"Dia kelihatan suka nggak sama lo?" Lanjut Jaehwan penasaran. Seongwoo tampak berpikir.
"Hmm, gimana ya. Dia tidur kalo nggak sama gue nggak mau, he's always barking whenever sleeping without me. Ngikutin ke kamar mandi juga. Yang paling nyebelin itu, suka banget jilat-jilat wajah sama badan gue. Hii!" Jelas Seongwoo dengan ekspresi yang dilebih-lebihkan. Tuh kan, semua orang tau Seongwoo dan yang bisa dibilang anjingnya itu udah deket banget, udah sayang satu sama lain. Tapi Seongwoo aja yang nggak mau mengakui hal itu, denial-nya sungguh parah.
"Ya lu yang gila, bang. Namanya juga anjing!" Hyunbin berkata kencang, menekankan kata anjing-nya sambil memelototi Jaehwan.
"Ngapain ngomong anjingnya dikencengin ke muka gue, kadal!" Gantian Jaehwan yang membentaki Hyunbin, "nah itu, lo itungannya udah ngurus dia dengan baik sih, bang. Saran pelihara aja kalo lo emang sayang. Lo kan jomblo tuh, ya kalo nggak bisa dapet cewek atau cowok, dapet anjing leh ugha."
Pria yang diajak bicara menyunggingkan senyuman sinisnya. Pacaran? Di saat karirnya lagi stagnan begini? Mana mungkin dia bisa menghabiskan waktu buat main-main seperti itu. Ini waktunya kerja kerja kerja! Hmm, terdengar seperti mau nyapres.
"Sekarang bukan saatnya buat cinta-cintaan. Kapok gue!" jawab Seongwoo, singkat saja, "kayaknya gue harus sebarin info kalau anjing itu bisa diadopsi, deh."
Orang-orang di ruangan itu menggelengkan kepalanya heran. Bener kan, pada akhirnya Seongwoo pasti akan melepaskan si anjing samoyed. Tapi tentu saja, dalam kurun waktu beberapa hari, pria dengan tanda lahir bak konstelasi bintang itu pasti akan menyesalinya. Udah biasa dia cuma bisa menyesali hal yang tak bisa kembali. Misalnya sih, mantan pacarnya dulu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Master!!
Fanfiction"Kamu lucu juga, njing!" - Ong Seongwoo "Woff!" (read : you smell nice, human!) - Daniel ㅇㅅㅇ Romcom.