"HUAAAAAAAANJEERRRRRRRR PERGI LO MESSSOOOOOOOMMMMMMM!!!!!!!!!!"
Seongwoo menjerit sebisanya, sekeras-kerasnya. Tapi apa daya, manusia dengan bando telinga anjing itu malah diam ditempat, memiringkan kepalanya sambil memberi tatapan polos.
Oke, ini waktunya rencana L, alias Lempar semua benda terdekat sampai target sekarat. Seongwoo yang cerdik itu pun mengambil guling, kemudian dengan kekuatan penuh memukul tubuh telanjang si pria.
"Ah! Aduh! Aduh! Woo! Jangan jahat!" Pria bersurai silver itu mengaduh keras, namun posisinya tak beranjak dari atas ranjang Seongwoo. Sedang pria pemilik rumah itu tetap menghujaminya pukulan menggunakan bantal atau pun guling. Diotaknya terputar backsound soundtrack film kungfu untuk menambah semangat, anggep aja dia sekarang lagi memeragakan jurus bangau meraih bulan atau apapun itu. Intinya, serangan Seongwoo pada si pria asing beneran membabi buta!
Sedikit demi sedikit, Seongwoo bangkit dari tempat tidurnya sambil terus memukul si pria tanpa ampun.
"Jangan jahat? Jangan jahat lo bilang? Lo yang siapa, anjing! Main masuk ke rumah orang nggak pake salam! Nggak pake baju lagi—astaga!" Pekik Seongwoo, yang nggak sengaja memandangi tubuh atletis pria itu. Beneran astaga ini. Rasanya Seongwoo pengen nusuk matanya sendiri biar nggak ngintipin apapun milik pria itu. Kalau panicked gay mode-nya nyala gini kan susah!
"Niel memang anjing, Woo!" Seolah pasrah, pria itu tetap diam sambil menerima pukulan Seongwoo dengan lengannya. Seongwoo yang nggak paham apa yang dimaksud si pria pun tetap nggak peduli dan terus melancarkan aksi anarkisnya. Pokoknya, pukul sama guling sampai sekarat!
"Maksud lo gimana, anjing?"
"Woo, Niel itu Daniel."
Tunggu, Niel itu Daniel?
Akal sehat manapun juga nggak bakal bisa menerima kalau manusia lengkap dan mulus kayak makhluk di depannya itu Daniel, a.k.a anjingnya dulu. Tapi kalau dipikir-pikir, ini orang nggak biasa. Iya, gantengnya emang nggak biasa, nggak nyantai, tapi telinga dan ekornya ini lho!
Nggak masuk akal lah pokoknya!
Karena kalah akan rasa penasarannya, Seongwoo pun dengan berat hati menghentikan pukulannya pada si pria.
"Daniel? Da... Daniel... Anjing?"
Daniel mengangguk, senyumannya kembali mengembang sembari masih menatap Seongwoo. Pria itu pun berdiri dengan kedua kakinya, melangkah perlahan kearah Seongwoo yang masih bergidik ngeri. Badannya semakin mendekat, jarak antara mereka berdua nyaris menghilang. Tubuh Seongwoo yang bergerak mundur bahkan telah menempel pada dinding kamar.
"Woo, Niel pengen peluk..." Ujar pria itu sambil tersenyum lebar sekali.
Tuh! Tuh kan! Manis! Seongwoo menggelengkan kepalanya seketika, menarik kembali akal sehatnya yang tiba-tiba hilang akibat senyuman pria yang mengaku Daniel ini.
"Heh! Mundur!" Bentak Seongwoo sambil memelototi pria di depannya, "nggak mungkin lah kalo Daniel berubah jadi manusia kayak lo! Mana nggak pake baju lagi! Lo pasti orang mesum, kan!"
"Niel nggak pernah pakai baju, Woo."
Si anjing! Kenapa bangga banget ngomongnya!
Oke, Seongwoo nggak bisa berpikir rasional kalau keadaannya kayak gini. Pertama, dia harus bisa berbicara normal sama orang itu, dan pembicaraan normal nggak mungkin terjadi kalau pria itu masih memperlihatkan keseluruhan asetnya. Seongwoo pun beranjak menuju lemarinya sambil berusaha mengalihkan pandangan dari si pria yang mengaku Daniel.
"Bentar... bentar," Ia melemparkan celana pendek dan kaos paling besar miliknya ke arah Daniel tanpa melihat, "nih, pake!"
Satu menit... dua menit... Seongwoo setia menunggu pria itu memakai bajunya sambil berusaha dengan sangat agar nggak berbalik dan mengintip Daniel saat mengenakan pakaiannya. Tapi nihil, suara lemah Daniel membuyarkan usahanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Master!!
Fanfiction"Kamu lucu juga, njing!" - Ong Seongwoo "Woff!" (read : you smell nice, human!) - Daniel ㅇㅅㅇ Romcom.