Apa Seongwoo perlu memasang tanda awas ada anjing galak di depan pelatarannya?
Tapi sumpah, selama Daniel masih jadi anjing, ya sekarang masih kayak anjing sih, Daniel itu nggak pernah kelihatan ngamuk seperti sekarang! Alisnya berkerut, wajahnya terlihat garang, ekornya juga bergerak ke kanan-kiri seperti bersiap ingin menerkam musuhnya.
"Ka... Kamu kenapa?" Seongwoo bertanya, dia masih duduk sambil mengamati Daniel yang menatap benci ke arah pintu masuk. Pokoknya tatapan yang seolah bilang, aku benci aku jijik begitu lo!
"Orang jahat mau masuk! Mau jahatin Woo. Niel marah!" Dan omongan Daniel memang benar adanya, dia benar-benar terlihat marah, tangannya saja sudah mengepal di samping badan. Duh! Rasanya emang ada yang salah sama ini anjing. Nggak semua orang mau jahatin Seongwoo kok, Dan! Sampai sebegitunya ya kamu mau melindungi pemilikmu yang nggak bertanggung jawab itu?
Seongwoo mulai panik, kalau orang-orang sampai tau soal Daniel, bisa susah nanti urusannya. Yang pasti karena Seongwoo nggak bisa memberi penjelasan yang masuk akal soal siapa Daniel itu. Kalau sampai Daniel diusir dari komplek, dibawa peneliti-peneliti dan dijadikan bahan eksperimen? Nggak boleh lah pokoknya!
Eh, tapi kok nggak boleh kenapa ya, Seongwoo?
"Orang jahat gimana? Itu bukan orang jahat, Niel. Itu Jonghyun! Tau kan? Yang rumahnya sebelah itu." Jelas Seongwoo sambil menggoyangkan pundak Daniel, seolah memberikan dia kesadaran kalau nggak ada yang perlu dikhawatirkan sekarang.
"Jong?"
"Iya, Jonghyun."
Bukannya makin tenang, Daniel malah mendengus kesal.
"Jong jahat juga! Jong ajak Woo pergi tiap hari."
"Kan buat berangkat kerja bareng, Niel!"
"Pokoknya Jong jahat! Woo nggak boleh pergi! Harus sama Niel terus!" Telinga anjing milik pria itu bergoyang-goyang, tangannya bersiap meraih tubuh Seongwoo yang berdiri tepat didepannya.
"Seongwoo? Lo kalo diem aja kita masuk ya!"
Suara Jonghyun menyadarkan Seongwoo, membuat dia menghindari rengkuhan tangan Daniel yang mulai menggapainya.
"Eh, iyaaa, bentar!"
"Niel mau pukul!" Ujar Daniel, kepalan tangannyal yang tadi masih woles kini ia tumbukkan dengan telapak tangan yang lain. Pokoknya, Seongwoo nggak boleh dibawa kemana-mana sama si Jong!
"Jangan!" Sela Seongwoo, "emm, Niel masuk kamar dulu ya? Nanti kalo Jong sama temenku udah pulang, Niel boleh keluar."
"Nggak mau!! Niel maunya sama Woo!" Oke, Daniel mulai menampakkan jurus andalannya, yaitu raut muka sedih dengan puppy eyes ala-ala. Habisnya dia kecewa banget! Masak Seongwoo lebih milih Jong daripada Niel!
"Nanti kalo Jong udah pulang kan Niel masih bisa sama Woo! Janji deh!" Ujar si pria bersurai hitam yang mulai putus asa itu. Seketika, sikap Daniel melunak.
"Tapi Niel minta..." Daniel meneguk ludahnya, "minta peluk, boleh?"
Tangan Seongwoo menggaruk telinga belakangnya, salah satu kebiasaan yang ia lakukan saat bingung. Tak berpikir lama, pria itu mengangguk pelan.
"I... iya. Boleh," katanya sambil menggiring Daniel masuk ke dalam kamarnya, "eh, udah sana, sana, masuk kamar! Okay?"
"Janji boleh peluk?"
"Janji! Udah masuk dulu!"
Setelah berhasil menyembunyikan manusia anjing jadi-jadian itu, Seongwoo melangkah cepat ke ruang tamu, membuka pintu depan dan menyapa rekan-rekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Master!!
Fanfiction"Kamu lucu juga, njing!" - Ong Seongwoo "Woff!" (read : you smell nice, human!) - Daniel ㅇㅅㅇ Romcom.