1.Sahabat?

940 33 2
                                    


"Nana buka matamu cepat, kamu mau kekampus jam berapa hah"Seorang laki laki berwajah tampan ini tengah bersusah payah membangukan gadis di hadapannya, yah dia adalah mark sahabat Sana sejak kecil, kedua orang tua mereka berteman sangat dekat karena itu kedekatan mereka kini menurun pada anak anaknya

"Diamlah Mark jangan berisik, tak taukah kamu aku tengah bertemu dengan pangeran tampan"Celoteh Sana yang malah semakin memeluk boneka kesayangannya dengan erat

"Cepat bangun tuan putri Sana, aku juga bisa terlambat karena tingah malasmu ini"Mark menarik kasar boneka yang ada di pelukkan sana lalu melemparkan ke kanan sana yg kosong

"YAKK MARK TUAN KENAPA KAMU TEGA SEKALI PADAKU"Sana membulatkan matanya, menatap tajam ke arah sahabatnya itu, Mark hanya membalasnya dengan hanya senyuman manisnya dengan kedua tangan yang dilimpat di depan dadanya

"Yak apa kamu pikir senyumanmu itu manis tuan Mark, Pangeran yang ada di mimpiku jauh lebih tampan dibandingkan kau"Teriak Sana, geram Mark dengan ocehan (?) Sana, ia langsung menggendong tubuh kecil Sana, meletakan pada pundaknya

"YAK MARK AKU BUKAN BOCAH! CEPAT TURUNKAN AKU"Ronta Sana sambil memukul mukul punggung Mark
Mark sama sekali tidak menghiraukan teriakan sana, ia hanya fokus memegang tubuh sana erat agar ia tidak terjatuh dan berjalan kearah kamar mandi yang berada di dalam kamar Sana yg luas ini

"Kamu tau Mark? Kamu menggagalkan ciumanku pada pangeran itu"Sana menatap Mark sinis saat Mark sudah menurunkan tubuh Sana kedalam bathtub, Mark menyalahkan keran lalu membalas tatapan Sana

Mark mulai mendekatkan wajahnya ketubuh sana, dengan cepat sana menggeleng gelengkan kepalanya lalu menyilangkan kedua tanganya di atas dadanya karena bajunya sudah mulai basah karena air yg dinyalahkan mark tadi

Mark mengecup bibir sana sekilas, lalu mengedipkan sebelah matanya "Kalau didunia nyata kamu bisa mendapatkan kiss dari pengeran sungguhan, kenapa kau harus mengharapkan dari mimpimu itu"
"Kamu lancang Mark Tuan"Sana menyipratkan air yang mengisi bathtubnya, Mark hanya tertawa dan menghindari cipratan air dari Sana

"Sudah cepat mandi, apa kamu juga ingin aku memandikanmu?" Mark mengedipkan sebelah matanya

"YAK CEPAT KELUAR"Mark tertawa lalu lari keluar kamar area kamar Sana

"Apa Sana merepotkanmu lagi nak?"tanya Ny Tozaky

"Ahh tidak eomma, malah dia sangat menggemaskan"Mark dengan senyuman khasnya, saking dekatnya keluarga mereka Mark sudah mengganggap orang tua Sana seperti orang tuanya sendiri begitu pun sebaliknya

"Ya sudah eomma, sama appa pergi kekantor dulu, eomma titip Sana ya nak"Mark hanya mengacungkan kedua jempolnya kepada kedua orang tua sana, lalu membungkukkan badanya untuk memberi hormat, tuan Tozaky hanya menepuk pundak Mark lalu meninggalkannya sendiri

****

Hining.....
Tidak ada percakapan di mobil ini, Mark fokus menyetir, dan Sana asik mengotak atik tumpukan kertas di pangkuannya

"Kenapa Na? Tumben diam"Mark mulai merasakan keanehan Sana

"Mark kamu sudah membaca skripsiku kemarin kan?" Sana yg masih berkutik dengan tumpukan kertas di dalamnya

"Sudah Na memangnya kenapa? Kan sudah kamu cek berkali kali juga, tenang aja"Mark melirik sekilas kearah Sana

Sana memasukan tumpukan kertas kedalam tasnya, kemudian menaruh tasnya di jok belakang mobil Mark
Lalu menatap melas ke arah Mark "benar benar takut aku Mark"

"Tenanglah Nana sayang jangan seperti ini, jika seperti ini terus kapan kamu lulusnya"Mark mulai menggengam tangan Sana erat

"Nikah aja yuk Mark" tatap Sana

KITA (Mark Sana) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang