7. Bertemu

317 14 1
                                    


3 tahun berlalu~

Mark sudah bekerja di perusahaan papahnya, Sana yang mulai bosan karena ditinggal Mark bekerja

Makeuuu
Heiii
Makeuuu
P
P

"

Dasar"Mark tersenyum melihat pesan Sana

Bosan lagi hmm?

Tidak
Kau salah


Jujur saja sayang
Kemarilah
Aku merindukanmu 💞

Tidak
Kau pasti sibuk, nanti aku dimarahi appa lagi :(


Kapan appa memarahimu?
Appa tidak akan kemari


Kemarin :( appa memarahiku saat kau tidak ada
Kau juga bilang gitu kemarin


Kemarilah, bawakan aku makanan
Aku lapar
Sangat lapar :(

Baiklah baiklah aku kesana
Kau mau memakan apa?

Bibirmu

Yak Mark
Aku serius


Aku suka apapun yang kau bawah sayang


Baiklah, aku akan membawakanmu racun tikus


Kau ingin membunuh calon suamimu?

Sudahlah aku mau siap2 dulu


Hati hati sayang, minta antar supir nanti pulangnya bareng aku

"Yah apa ini? Chatku cuma dibaca?"Gerutu Mark

"Awas saja kamu Na" Mark menaruh hpnya diatas meja, bibirnya tersenyum melihat sebuah fotonya bersama Sana menggunakan toga saat dirinya wisuda 2 tahun yang lalu

"Sebentar lagi kamu akan menjadi miliku Na"Bibirnya semakin mengembang, setelah itu ia kembali fokus kelaptopnya

Lama ia masih fokus laptopnya hingga Mark tidak menyadari jika ada yang masuk keruangnya

"Kan sibuk kan"Sana Berdiri disamping Mark duduk

"Astaga kapan kamu masuk hmm?"Mark menarik tangan Sana agar calon istrinya itu duduk di pangkuannya

"Mark jangan seperti ini nanti ada yang lihat"Sana hendak beranjak namun dengan cepat dihatan oleh Mark, dilingkarkan kedua tanganya di perut Sana, ditaruhnya dagu di pundak Sana

"Katanya kamu lapar? Ayo makan dulu"Sana Memainkan tangan Mark di perutnya

"Sebentar, aku mengantuk"Mark
"Yasudah tidurlah sebentar"Sana mulai memainkan laptop Mark, mengotak atiknya mengerjakan tugas Mark yg harusnya Mark kerjakan

"Na"

"Hmmm"

"Na"

"Apa"

"Na"Sana menoleh kearah Mark, dengan cepat Mark Mencium bibir gadis itu, melumatnya pelan, Sana yg mulai terhanyut akan permaian Mark mengalungkan tangannya di leher Mark, membalas setiap kecupan yang ia berikan, lama hingga Sana melepaskan tautan Mark karena sudah kehabisan nafas, nafasnya memburu

"Aku menyangimu Na"Mark memeluk tubuh Sana erat

"Aku juga Mark, sangat menyangimu"Sana mengecup pipinya

KITA (Mark Sana) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang