part 1

191 7 2
                                    

Yani menggeleng pelan, menatap gadis didepannya dengan nafas berat. Bagaimana bisa ia memiliki sahabat yang terbilang cantik tetapi sangat barbar?

Melisa atau yang biasa dipanggil lisa, mereka bersahabat sejak saat duduk dibangku sekolah dasar.

"apasi? ngeliatin gua sampe segitunya" ucap lisa menatap layar ponselnya, sedang asik menulis novel romance diaplikasi wattpadnya.

Sesekali ia memakan snack yang dibawakan yani, baginya sangat mudah untuk mengutarakan isi hati dan pikirannya kedalam aplikasi favoritnya itu.

"bingung aja gitu, gimana lu gak jomblo 3 tahun coba? Ck, kelakuan lu barbar kaya begini" jawab Yani.

Terlihat sangat berantakan ruang tamu apartemen milik melisa, barang-barangnya berserakan entah dimana.

"ck! Yaela makanya kalo gamau liat gue jomblo jodohin gue lah sama temen lo yang ganteng diluar sana" ucap melisa yang masih setia menatap layar ponselnya.

Yani menaikkan alis dan bahunya acuh, ia merasa tidak heran. Karena kenyataannya memang seperti itu, semenjak lisa putus dengan mantan kekasihnya 3 tahun yang lalu, ia kembali menjadi wanita tomboy dan seakan tidak pernah lagi percaya dengan yang namanya cinta.

"lo gak ada kelas?" tanya yani, lisa menggeleng cepat dan melirik yani.

"bukannya lo ada kelas ya jam satu?" ucap lisa.

"iya, gue cabut sekarang ya. Salam buat nyokap kalo jadi dateng kesini" jawab yani.

"okay, hati-hati nii!" teriak lisa saat yani hendak keluar.

"iya, assalamualaikum" ucapnya.

"Walaikumsalam" jawabku.

Yani adalah sahabat terbaik, ia terlahir diantara keluarga kaya raya. Saat aku hendak merasa kesepian ia selalu hadir dan mengajakku keluar untuk jalan-jalan dan mentraktirku makan, rasanya ia seperti malaikat saja.

Ceklek!

Pintu terbuka dan menampakkan mama sedang melepas heels nya.

"astagfirullah, anak perawan punya rumah berantakan kaya gini. Ck! Bener-bener kamu ya" ucap mama marah.

"si mama baru sampe udah marah-marah" jawabku.

"ya habis, gak tinggal sama mama, tinggal sendiri, sama aja kamu gak ada berubahnya. Gimana cowo-cowo gak pada kabur coba?" oceh mama.

"aduuhh.. Mama apansi? Baru dateng tuh peluk cium anaknya, udah lama ga ketemu malah ngoceh terus, cape deh" ucapku.

"o aja yaa" jawab mama duduk didepanku.

"ini, mama beliin asinan buah kesukaan kamu" lanjut mama.

"tumben baik" jawabku.

"emang dari dulu, hm mama gak bisa lama-lama nengokin kamunya. Soalnya toko dirumah yang jaga cuma mba sri" ucap mama.

"iya gapapa, lagi juga ngapain nengokin lisa? Lisa udah gede, tenang aja" jawabku.

"alah kamu tuh pesan dari mama aja gak dibales hampir sebulan, gimana orangtua gak khawatir" omel mama.

"ya kalo kenapa-kenapa lisa bakal kabarin mama" ucapku.

Yah, aku memang anak yang aneh mungkin. Aku merasa selalu dapat mengatasi segalanya sendiri, dan tidak suka berbagi cerita dengan keluargaku.

Aku sangat tertutup dengan keluargaku, mereka merasa seperti itu. Tetapi benar juga sih, aku sangat ceria dan terbuka dengan orang-orang luar, tapi tidak dengan keluargaku. Entahlah..

"ck! Pokoknya setidaknya balas pesan mama, mama pulang ya. Kamu jaga kesehatan, jangan kebanyakan main hp. Udah mau semester berapa itu kamu, harus serius!" ceramah mama.

"iya mah ngerti, udah hati-hati ya dijalan" ucapku yang sudah bangkit dari sofa, mengantar mama sampai pintu.

Kemudian beralih ke kamar, aku terbaring malas diatas tempat tidurku dan kembali membuka ponsel karena terdapat pesan masuk dari Jose.

-Jose
Mel, ada job freelance nih lumayan 40 hari dapet fee 9juta didaerah jakarta pusat. Kerjanya enak kok bareng gua, mau ambil gak?

-Melisa
Ambiillll!!!!!

Jawabku dengan cepat, urusan duit aku paling depan. Apapun itu, asalkan job halal aku akan ambil hehehe.

-Jose
Okay, nanti aku kabarin lagi ya💪

'Rejeki anak soleh' ucapku dalam hati.

Tahu saja kalau aku sedang tidak ada uang, untuk membayar uang kuliah saja walaupun harus membayar setengahnya saja aku kepusingan mencari uangnya.

Aku tidak ingin membebani mama yang mencari nafkah seorang diri semenjak ayah tidak lagi bekerja, perlu kalian tahu aku benci dia dan apalagi aku memiliki dua orang adik lelaki yang masih sekolah.

Keadaan keluargaku cukup rumit, mama membiayai uang kuliahku walau setengah, lalu Marco adikku yang masih duduk dibangku kelas dua sekolah menengah atas swasta, dan satu lagi Ryan adikku  yang masih duduk dibangku kelas lima sekolah dasar negeri.

Serumit apapun hidup yang aku jalani, yang aku tahu aku hanyalah harus bersyukur, tersenyum dan tetap semangat.

_________________

Hai gaiss!
Loh malah bikin story baru hehe, aku mau tau nih pendapat kalian gimana dibagian part 1 ini.
Lanjutin jangan?

Instagram / @megadigaa

Wildest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang