3|Rasa|

17 0 0
                                    

Cewek berlesung pipi itu kini tengah berjalan di sepinya koridor area kelas XI, ia hanya sendiri karena KBM masih berlangsung.
Rena terpaksa keluar karena ia baru menyadari kalau pacar menyebalkannya tak berada dikelas setelah membuat ia tak bisa bernapas normal tadi.

Kata anak-anak cowok dikelas tadi, Zahran dan kawan-kawan nya sedang menyusun rencana tawuran atau apalah itu. Ingin rasanya Rena tak peduli tapi kepalang tanggung sudah sampai setengah jalan,mau tak mau Rena harus melanjutkan jalan menuju markas anak anak nakal yang dalam kamus Rena tak pernah terlintas sekalipun.

"Coba aja gue bukan ketua kelas,bodo amat gua sama gerombolan cecunguk itu."

"Ini lagi gimana coba keadaan kelas waktu gue tinggal. Ya Tuhan,pusing gue."

"Zahran itu anak apa sih. Bandel banget jadi bocah."

Gerutuan demi gerutuan Rena lontarkan sepanjang jalan, sewaktu menuju warung mbok Sri tempat Zahran dan kawan-kawan nya berkumpul. Itu pun juga katanya anak- anak kelas ataupun siswa-siswi yang lain,  karena Rena tak pernah tau tentang itu.Sabodo.Itu yang selalu Rena katakan saat teman-teman nya membahas tentang si bad boy itu.

***

"Anak Ganesha  bakal nyerang kita siang ini, yang gue denger dari saudara gue yang sekolah disana sih gitu." Kabar surya yang dari tadi diam sambil memotong kuku tangan nya menggunakan pemotong kuku yang cowok itu pinjam dari Dea.

Petikan gitar dari Reyhan dan suara sumbang Rizki seketika berhenti saat mendengar kabar tersebut. Tentu saja mereka terkejut, bagimana bisa sekolah yang menjadi kawan sekolah mereka itu,  kini menjadi musuh mereka? . Cih penghianat.

"KOK BISA SIH NJING?!" ucap rizki nyaring sekali.

Reyhan dan Rizki masih memasang wajah melongo karena terkejut mendengar berita tersebut. Surya hanya mengerutkan dahinya sambil menerawang jauh entah kemana pikiran nya. Dari semua yang ada di sana, Zahran lah yang paling tak terlihat terkejut akan berita tersebut.

"Bos, kok lu diem aje sih. Kaga terkejoet ape gimana sih lu,slow amat dah hidup lu." Tegur Reyhan yang heran melihat Zahran yang hanya diam saja.

Zahran menarik ujung bibirnya tipis sekali--sangat sangat tipis--. "Buat apa gue kaget, gue udah tau kalau mereka banyak yang gak suka sama sekolah kita. Di depan Jordi ada mereka keliatan baik sama kita tapi di belakang nya selalu ngobarin bendera perang ke kita. Tinggal kita lihat aja ntar jordi ikut apa kaga, kalau iya berarti anak Ganesha memang penghianat dan gak tau diri semua."

Zahran bangkit meninggalkan ketiga orang yang menatapnya sambil mencerna apa yang laki laki itu katakan. Zahran tak ambil pusing tentang  yang akan menyerang mereka, karena zahran sudah jauh hari mempersiapkan diri jika ini terjadi karena ia tau tak ada kawan yang benar benar menjadi kawan.

Zahran adalah salah satu tipe lelaki yang tak percaya akan pertemanan, ntah apa yang membuat ketiga teman nya itu betah berteman denganya. Padahal ia tak pernah menanggapi mereka lebih dari sekedar teman satu perkumpulan ynag kebetulan satu kelas dan satu meja dengan nya. Hanya itu. Ia tak akan dikhianati lagi.

Zahran mungkin terlihat seperti sosok laki laki yang friendable atau yang sangat menjunjung solidaritasan  namun itu hanya di luar saja. Tak ada yang tahu mengapa ia seperti itu, mereka para cewek-cewek di sekolahnya hanya tahu Zahran adalah makhluk sempurna minus kenakalannya,  tapi siapa yang tahu bahwa itu adalah topeng Zahran yang sengaja ia pasang untuk menutup jatidirinya.

Tanpa beban Zahran melangkahkan kakinya kearah kantin sekolah. Walaupun ia adalah seseorang yang mendapat julukan makhluk kutub dari siswa-sisiwi di sekolahnya, bukan berarti dia tak suka kantin, ia sangat suka susasana kantin saat jam pelajaran berlangsung. Hening dan Sunyi. Ia akan banyak menghabiskan waktunya di area yang sunyi dan hening karena baginya tempat yang terlalu banyak orang itu memuakan dan memusingkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

W U N D H E I L E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang