This Three

11.9K 885 61
                                    

KRIING

Seorang lelaki menyembulkan kepalanya dari dalam selimut, dengan mata yang masih menutup meraba-raba meja nakas disamping nya guna menemukan jam weker yang masih berdering.

Pukul 5 pagi
Setelah suara berisik itu berhenti dia menarik nafas panjang terlebih dahulu, mengumpulkan nyawa dan lekas bangkit dari tempat tidur.

Ia memaksakan tubuhnya berjalan menuju kamar mandi, demi apapun ia masih mengantuk karena baru bisa tidur pukul 1 dini hari tadi, salahkan saja tugas OSIS yang menuntut untuk dituntaskan.
Setelah selesai dengan urusan siap-siap ke sekolah ia berjalan keluar kamar, menuruni tangga dan menuju dapur rumah itu.
Mengecek bahan-bahan dikulkas yang tinggal sedikit dan memutuskan membuat omelet sederhana untuk sarapan pagi itu.
Lelaki yang sedang memasak itu bernama Renjun, Wang Renjun lebih tepatnya, bungsu dari tiga bersaudara.

Renjun melirik kearah jendela disamping kompor, langit tampak sudah lebih terang, ia lalu mengalihkan pandangannya ke tangga kemudian menghela nafas saat belum mendengar tanda-tanda bahwa saudaranya sudah bangun.

Akan Kubangun kan nanti,
Bisiknya dalam hati.

Setelah selesai dengan omelet nya, Renjun langsung menatanya kedalam tiga piring, kemudian menyeduh dua gelas teh hangat dan segelas kopi.
Tersenyum puas melihat hasil masakannya yang sudah tersusun dengan rapi di meja makan.

"Pagi Renjun,"

Renjun menoleh mendapati kakak kedua nya berjalan menuruni tangga dengan pakaian lengkap hendak berangkat sekolah.

"Kak Junkai mana?"
Tanya Renjun mendapati hanya Hyunjin, Kakak kedua nya saja yang ada disana, sementara si sulung entah kemana.

"Tadi kulihat masih memukul samsak di teras belakang"
Sahut Hyunjin cuek lalu duduk disalah satu kursi di meja makan

Renjun melepas celemeknya dan ikut duduk disalah satu kursi.
Baru saja ia duduk, si sulung dari tiga bersaudara itu muncul dan mendudukkan dirinya disebelah Renjun tanpa mengatakan apapun.

"Kak Junkai sudah pakai handprotector tadi?"
Tanya Renjun pada kakak tertuanya itu yang hanya mengangguk seadanya lalu menyeruput satu-satu kopi di meja makan.

"Kulihat samsak dibelakang sudah hampir hancur, haruskan kita membeli yang baru?"
Hyunjin yang sedari tadi hanya diam membuka pembicaraan, matanya melirik kearah Junkai yang juga menatap kearahnya.

"Berarti kita harus patungan untuk membelinya"
Ucap Renjun sambil memotong omelet nya

"Kalaupun harus beli, yang paling banyak keluar uang harus Kak Junkai"
Hyunjin tersenyum penuh arti kearah Junkai yang menatap tajam padanya

"Kenapa harus aku?"
Tanya Junkai datar

"Karena kau yang paling sering menggunakannya"
Jawab Hyunjin sambil menuding Junkai.

Sementara yang dituding memutar matanya, malas meladeni ucapan adiknya itu.
Mereka kemudian makan dalam keheningan.

"Taruh saja piringnya di westafel, nanti kucuci"
Ucap Renjun setelah mereka bertiga selesai sarapan, ia lalu melangkah naik kekamarnya untuk mengambil tas nya.

Saat ia turun ia sudah mendapati sudah tidak ada orang di meja makan,
Sepertinya kedua kakaknya sudah berangkat.
Renjun bergegas keluar rumah dan mengunci pintu rumah.

"Astaga"

Renjun mengelus dadanya, terkejut mendapati Junkai- kakak pertamanya berdiri Dihadapannya sambil memasang wajah datar.

"Kak Junkai kenapa belum berangkat?"
Tanya Renjun sambil berjalan menuju kakaknya.
Tidak biasanya kakaknya itu belum berangkat , mereka bertiga memang jarang berangkat bersama walaupun bersekolah ditempat yang sama.
Dan Renjun tidak heran saat Hyunjin tidak ada disana, dia pasti sudah berangkat lebih dulu

ChaoticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang