The Oldest Graduation

1.7K 304 31
                                    


Buat yang udah baca chapter yang dulu entah itu 'see ya' atau apa, chap ini ga dibaca juga tidak apa, soalnya isinya mirip.

"Selamat atas kelulusanmu kak Junkai!"

Junkai menerima buket bunga dari Renjun dengan senyum tipis. Menggumam terima kasih yang dibalas dengan senyuman oleh si bungsu.

"Aku sudah lama ingin memberikan kak Junkai buket bunga seperti selebriti!"

Dan Junkai mengacak gemas rambut Renjun setelah mendengar ucapan adiknya itu.

Sementara Hyunjin hanya diam dan memperhatikan sekitar dengan seksama. Membuat Junkai risih sendiri melihat matanya yang disipitkan itu.

"Apa yang kau cari?"

Hyunjin mengangkat bahunya acuh. Ia lalu menatap mengejek kearah Junkai.
"Diantara banyak nya siswa yang mendapat buket, hanya kak Junkai yang dapat satu. Itupun dari kami, sungguh malang.."

Hyunjin menggelengkan kepalanya seolah prihatin. Tapi raut wajahnya justru mengejek Junkai.

Junkai mendengus, menatap remeh kearah Hyunjin sebelum menunjuk kearah belakang tubuh Hyunjin dengan dagunya. Tempat dimana pohon rindang berdiri dengan gagahnya. Dibawah pohon itu terdapat bertumpuk-tumpuk buket bunga.

"Waahhh. Itu semua punya kak Junkai?"
Renjun bertanya antusias dan bergumam kagum ketika melihat Junkai yang mengangguk dengan santai.

"Cih...memangnya siapa yang memberi kak Junkai bunga?"
Hyunjin iri melihat betapa banyaknya buket yang diterima oleh Junkai. Ia mulai khawatir jika dirinya lulus nanti buket bunga yang ia terima tidak lebih banyak dari Junkai. Ia tidak mau kalah dari kakaknya yang galak itu!

Junkai mengangkat bahunya acuh
"Aku tak tau siapa mereka."

Dan si kembar hanya bisa menggeleng maklum mendengar jawaban Junkai. Yah, apa yang diharapkan dari kakak mereka itu? Jangan harap ia akan tersenyum bahagia jika mendapat buket.

"AAHH!!! Lihat itu!!!"

Hyunjin menjerit heboh, menunjuk kesatu arah dengan mata melotot, membuat kedua saudaranya melihat kearah yang ia tunjuk.

Dan Renjun hanya bisa menutup mulutnya tak percaya melihat pemandangan didepan sana. Sepasang siswa lelaki dan perempuan tampak berciuman dengan begitu mesra. Hyunjin sudah terkekeh jahil disebelahnya sementara Junkai hanya mendengus dan mengalihkan pandangannya.

"Eyy. Aku geli melihatnya."
Hyunjin tertawa keras sementara Renjun hanya menggeleng pelan sambil mengipasi wajahnya yang memanas.

"Saat rapat osis hal ini pernah dibahas. Tapi aku tak menyangka akan melihatnya secara langsung."
Ucap Renjun. Ikut tertawa bersama Hyunjin.

"Padahal kan ini tempat terbuka."
Sambung Renjun pelan sementara Hyunjin semakin terbahak dalam tawanya.

"Kalau kak Junkai kira-kira akan mencium siapa ya???"
Hyunjin memiringkan kepalanya, menatap Junkai dengan senyum menggoda.

Junkai menatap malas adiknya itu. Tak berniat menyahuti ucapan jahil nya. Ia beruntung Junkai sedang tidak ingin membanting nya kali ini.

"Junkai.... Maaf mama dan papa terlambat datang."

Ketiganya menoleh dengan kompak. Melihat orang tua mereka mendekat bersama Haruto.

Mama Wang mengelus lembut pipi Junkai yang hanya diam menerima perlakuan itu.
Sementara Junkai berbincang dengan orang tuanya Hyunjin berjalan mendekati Haruto yang hanya berdiri diam, bocah SMP itu tampak rapi dengan kemeja putih dan celana jeans.

"Mana hadiah mu?"
Tuntut Hyunjin pada Haruto yang tidak membawa apapun kemari.

Haruto tak menjawab, ia justru berlari kearah Renjun yang sedang berbicara dengan temannya. Ia langsung memegang tangan Renjun membuat bungsu keluarga Wang itu tersentak tapi tersenyum ketika tau itu adalah Haruto.

"Kalau begitu aku pergi dulu Renjun."
Jaemin tersenyum padanya sebelum berlalu. Sementara Renjun melambaikan tangannya dan beralih menatap Haruto yang masih memegang tangannya.

"Kenapa Haru?"

Haruto tak menjawab, dan Hyunjin yang berlari mendekat dibelakangnya berteriak dengan keras.

"Kau! Jauh-jauh dari Renjun!"

"Jika kau datang kemari hanya untuk membuat keributan sebaiknya kau pergi dari sini."

Dan Hyunjin hanya bisa memajukan bibirnya ketika Junkai berucap demikian.

Mama Wang yang melihat tingkah mereka hanya tertawa gemas. Ia lalu mengangkat kamera ditangannya.

"Sudah-sudah. Sekarang kalian berbaris, mama akan memfoto kalian."

Hyunjin dan Renjun kompak mengambil posisi mengapit Junkai. Sementara Haruto memilih berdiri disebelah mama Wang, tidak ingin ikut berfoto.

"Kau meninggalkan ini jagoan."
Papa Wang terkekeh jahil ketika Junkai menerima dengan enggan buket-buket bunga yang sengaja ia tinggalan dibawah pohon tadi.

"Senyum!"

Seru Mama Wang dan sikembar langsung tersenyum lebar sambil memeluk lengan Junkai. Sementara Junkai hanya tersenyum tipis menatap kamera.

Mama Wang tersenyum melihat hasil jepretannya. Beliau lalu melirik Haruto yang ikut melihat hasil bidikannya. Ia mendorong Haruto menuju Wang bersaudara.

"Haruto juga ikut dong! Sana ikut sama kakak-kakakmu!"

Dan Haruto dengan kaku berjalan mendekat kearah Junkai, Hyunjin, dan Renjun. Tanpa perlu ditebak pun Haruto sudah pasti akan memilih tempat disebelah Renjun. mana sudi ia berdiri disebuah Hyunjin. Dan Hyunjin yang melihat hal itu hanya bisa melotot penuh ancaman pada si bocah SMP yang bahkan tak peduli.

"Selamat atas kelulusanmu kak Junkai."
Ucap Haruto tulus dan Junkai menjawab dengan senyum tipis.

"Ayo senyum kalian semua!"

Seruan mama Wang membuat keempat lelaki muda itu menatap kearah kamera.
Dan Hyunjin yang sudah tersenyum tampan menatap kamera langsung berteriak tak terima ketika tak sengaja melihat Haruto yang merangkul bahu Renjun dengan santainya.

"Yak! Jangan memeluk Renjun!"

Ckrek!!!

Dan mama Wang tak bisa menahan tawanya ketika melihat hasil bidikannya.

Hyunjin yang berteriak marah sambil menunjuk Haruto yang balas menjulurkan lidah mengejeknya dan Renjun yang memeluk lengan Junkai sambil tertawa sementara Junkai yang menatap aneh pada si lelaki dengan bibir berisi itu.

Sungguh acara kelulusan yang menggemaskan.

Sungguh acara kelulusan yang menggemaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



|CHAOTIC|









Sebenernya udah males lanjutin book ini lagi karena hilangnya beberapa chapter yang sangat bikin mood down, tapi karena lihat respon kalian yang bagus jadi ga tega kalau book ini harus berhenti disini.

Jadi, terima kasih buat yang udah aktif vote dan comment. Satu vote dan comment dari kalian sangat berarti!

Salam, Yoonbeens ❤️

ChaoticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang