05- Ada apa?

59 3 5
                                    

Hari ini tepat seminggu setelah Rangga mengucapkan kata selamat tinggal untuk Dela. Tapi bagi Dela perasaannya tetap sama, walau memang sekarang Dela sudah lebih tegar dari hari kemarin.

Rupanya, kenangan satu tahun yang lalu belum juga mau beranjak pergi dari pikirannya. Disini posisi Dela adalah posisi paling tersiksa, sudah memilih pergi namun masih saja terasa menyakitkan bagi hatinya yang juga belum bisa melupakan cinta pertamanya.

Tidak pernah dibayangkan, Dela bisa serapuh ini hanya karna cinta. Semenjak hari itu, dimana dia memilih untuk pergi dari perjuangan nya yang sangat panjang, dia mulai ragu akan nama cinta.

Dia berusaha untuk terus bertahan pada posisi melupakan. Terus berjuang melupakan, namun tetap sulit. Ternyata saat ini mengingat lebih mudah dilakukan dari pada melupakan.

Hari ini, hari minggu. Pagi ini Dela masih bersahabat dengan selimutnya. Tapi pagi ini, nama Rangga benar- benar seperti sesuatu yang sangat melekat padanya. Sampai-sampai dia mimpi Rangga untuk yang kedua kalinya. Baginya memimpikan Rangga adalah sebuah mimpi buruk.

"Ranggaa!" Dela berteriak, dan bangun dari tidurnya. Ternyata mimpi lagi.

Dimas yang mendengarnya langsung berlari menuju kamar Dela.

"Kenapa lagi?"

Tanya dimas sambil memberikan segelas air putih. Dela hanya-geleng geleng, bisa kena omel Dimas dia jika tau dia masih saja memimpikan Rangga.

Dimas berdiri membuka jendela kamar Dela. "Kakak tau kamu mimpi Rangga"

Dela ternganga. Dimas mendekati adiknya, dan memeluk Dela.

"Kakak gak marah Dela, kamu kan cuma mimpiin Rangga, bukan balik sana dia lagi. Jadi untuk apa kakak marah?"

Dela hanya tersenyum di pelukan kakaknya, tidak dia tidak boleh nangis disituasi seperti ini.

Dimas melepas pelukan adiknya,
"Beli boneka yuk Del?"

"Untuk?"

"Dimakan, nanyak lagi ya untuk kamu lah"

"Seriusan? Ayok"

"Mandi dulu lah"

"Oke pangeran kodok"
Ucapnya sambil menaikkan tangannya seperti posisi hormat.

*****

"Kak ini bagus gak?"

Tanya dela di salah satu toko boneka terbesar yang ada di Bandung.

"Bagusan boneka buaya dari pada beruang"

"Ih kan gak gemesh kak" protes Dela.

"Apanya yang beda? sama sama boneka, sama sama di awali huruf B juga kan?" Jawab Dimas santai

"Au ah males" Dela membalikkan badan, membelakangi kakaknya

"Del liat kakak"

"Gak!"

"Cepetan liat deh lucu banget bonekanya"

Dela mendengus dan membalik kan tubuhnya menghadap Dimas yang sedang memakai topeng besar berwujud kuntilanak.

"Aaaaa setannnnn"

Teriak Dela, yang kemudian memukul pelan kakaknya. Dimas hanya cekikikan tidak karuan.

"Dasar penakut"

"Pokoknya aku marah" Ucap dela melipat tangannya di depan dada.

"Gak usah sok marah, mending cari boneka sekarang. Abis itu kakak ajak ke toko buku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku & Kamu Adalah SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang