🌹 🔸blood-blood

590 93 4
                                    


🌹 03. 45 am..

Gelap.

Malam, ah, bisa dibilang ini menjelang pagi.

Dengan gontai Kai turun dari ranjangnya. Diusaknya kedua kelopak matanya yang masih enggan terbuka. Ya, ini terlalu pagi, dan ia merasa haus.

Menoleh ke kanan, dilihatnya namja berrambut ungu itu duduk tertidur di kursi belajar.

"Pasti tidak nyaman" anak manis tan itu mengambil selimutnya, menutupi tubuh namja dewasa yang sedikit menggigil itu agar tidak lagi kedinginan.

"Hyung tampan" dirapihkan rambut ungu yang sedikit acak-acakan itu. Mata hyung ini sipit, wajahnya seperti boneka, apakah dia dari Ukraina? Negara yang dipenuhi manusia berwajah barbie? Kai sangat bersyukur bertemu hyung barbie ini, seperti dongeng masa kecilnya. Diselamatkan pangeran tampan seperti boneka barbie.

"Hyung baik" Kai akhirnya beranjak dan menutup pintu kamar dari luar perlahan.

Cklek..

Tap-tap-tap--

Langkah kaki Kai menyusuri koridor. Entahlah, ini tidak seperti rumah asia yang besar. Rumah ini minimalis dan sederhana dari luar, tapi didalam sangat luas dan berlorong, ya, seperti inilah rumah-rumah modern.

Masih Kai berjalan pelan, menengok kekanan kiri mencari tempat yang sekiranya seperti dapur.

"Apakah itu dapurnya?" dengan mata sayu mengantuk, Kai melongok kesebuah ruangan.

"Ya, itu dapurnya, sayang.." suara berat namja samar-samar terdengar ditelinga kirinya.

Kiri? Kai menengok ke kiri.

"Siapa?" dikerjapkan beberapa kali matanya.

Tidak ada siapapun. Lorong sepi.

"Baiklah, aku ingin minum" Kai melangkah memasuki ruangan gelap itu.

"Kau milikku.." sosok itu bersandar di daun pintu.

Tepat di sisi kanan Kai tadi.. saat Kai menengok ke kiri.

🌹 04. 12 am..

Pemuda Kim itu berjalan sembari mengantuk. Mengitari meja bundar dengan kursi kayu berukir unik. Masih saja belum menemukan kulkas.

"Mungkin aku harus mencari saklar" Kai meraba dinding dengan mata terpejam. Kantuk kembali menyerangnya.

Basah.. kakinya serasa menginjak sesuatu. Agak lengket.

Dengan enggan namja manis itu menunduk melihat genangan kental dibawahnya. Karena gelap, ia tidak bisa mengetahui apa warna cairan yang diinjaknya.

"Siapa yang membiarkan kecap menggenang dilantai seluas ini? Ini lengket sekali" kakinya jadi lengket menyebalkan. Diangkat dan dijangkahkan kakinya lebar-lebar menghindari genangan luas itu.

Baunya berbeda.. amis..

Darah.

"Ah, ini dia" ditemukannya saklar lampu yang sudah ditutupi sarang laba-laba.

Flip!

Seketika semua ruangan diguyur sinar terang benderang. Semua bersih dan rapih. Dinding ruangan ini putih.

"Nenek benar-benar orang yang bersih. Disinipun bersih" Kai melangkah menuju dispenser. Meraih gelas plastik berwarna biru langit yang tergantung rapih bersama gelas-gelas lain di samping.

Memilih air dingin untuk segera melegakan dahaganya.

"Ada bunga lily di sini?" Kai membuka jendela dan mengamati pot panjang tepat dibawah jendela belakang. Bunga-bunga lily itu berwarna-warni.

Eat This RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang