Lee Seokmin, ia adalah anak yang lahir dari rahim seorang wanita penghibur, kelahirannya tak dikehendaki, tapi beruntung, wanita itu masih memiliki hati nurani dengan tak menggugurkan kehamilannya, dan membiarkan Seokmin lahir ke dunia.
Ibu Seokmin bekerja di sebuah club malam terbesar di Seoul, club tersebut memperkerjakan puluhan wanita penghibur yang terkenal cantik-cantik seperti bintang idola, club tersebut sangat besar dan terkenal. Wanita penghibur yang bekerja di sana diberikan tempat tinggal, satu orang perhak mendapat satu unit Apartemen, gedung itu memang tidak mewah, hanya gedung tua yang setiap unitnya memiliki ruangan kecil, satu unit hanya ada satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang televisi sekaligus ruang tamu dan ruang makan, walau begitu mereka masih harus membayar uang sewa setiap bulannya, uang itu dipotong dari penghasilan mereka melayani tamu setiap malamnya.
Lahir hingga berusia 10 tahun, Seokmin tinggal di Apartemen kumuh yang disediakan oleh pihak club, tempat itu sangat tidak layak untuk ditinggali anak-anak, kebanyakan yang tinggal di sana adalah para wanita penghibur, penjual narkoba, gigolo. atau kelompok dari gangster penguasa club itu yang selalu memeras pengunjung berkantong tebal. Apartemen itu adalah sarang dari para penjahat.
Namun, Seokmin hanyalah anak kecil polos yang tidak tahu apa-apa, dia berangkat dan pulang sekolah seperti anak-anak lainnya, dia ceria walau tidak pernah punya teman, dia sangat menyayangi ibunya walaupun ibunya tak pernah menginginkannya lahir ke dunia. Itu hanya sebuah kesalahan. Membuatnya ada di dunia ini adalah sebuah kesalahan. Setiap malam, Seokmin kecil dikunci seorang diri di dalam rumah, sedangkan ibunya pergi bekerja melayani pria hidung belang yang rela merogoh saku dalam demi beberapa ronde di tempat tidur. Sendirian di dalam unit Apartemen, Seokmin hanya ditemani buku gambar dan beberapa bungkus snack, televisi tetap menyala walaupun ia sudah tertidur di atas karpet bulu usang menunggu ibunya pulang, televisi akan tetap menyala, karena jika suasana sepi itu akan membuat Seokmin takut, ia hanya bocah berumur 8 tahun yang ditinggal sendirian malam-malam di dalam rumah.
Ibunya akan pulang saat sudah dini hari, dan dia akan sangat marah jika mendapati bungkus snack berceceran di atas karpet, bukan hanya dimarahi habis-habisan, namun, wanita itu juga ringan tangan, high heels-nya akan meninggalkan tanda ungu kehitam-hitaman di seluruh tubuh Seokmin kecil.
Dengan luka lebam di seluruh tubuhnya, Seokmin hanya bisa menangis di sudut ruangan sembari memeluk kedua lututnya erat, menyembunyikan wajah yang basah dengan air mata di atas lipatan tangannya. Sedangkan sang ibu mengunci dirinya di dalam kamar, tidur setelah lelah bekerja semalaman tanpa memperdulikan anaknya yang kesakitan di seluruh tubuh dan kelaparan tanpa ada makanan apa-apa.
Saat Seokmin berusia 10 tahun, ibunya hamil lagi. Entah siapa ayah dari anak itu, mengingat setiap malam bukan hanya satu pria saja yang dia layani, dalam satu malam bisa sampai 3 atau 4 pria yang menidurinya. Club itu memang terkenal kejam mempekerjakan wanita-wanita penghiburnya, tidak peduli kalau mereka akan mati di tempat tidur. Club tidak akan peduli dan tidak mau peduli,yang terpenting adalah mereka bisa memuaskan pelanggan dan mengumpulkan banyak uang. Wanita-wanita itu hanya mendapatkan 30% dari setiap kencan, 70% lagi untuk pihak club, itu sudah termasuk uang sewa Apartemen. Mereka yang di sana bekerja seperti budak.
Wanita itu memang tidak pernah peduli dengan anaknya, bukan hanya Seokmin yang selalu mendapatkan penyiksaan fisik dan diabaikan. Namun, bayi tak perdosa di dalam perutnya juga sudah mendapatkan perlakuan kejam dari ibu yang mengandungnya. Dia tidak berhenti dari pekerjaannya, setiap malam masih melayani pria hidung belang di tempat tidur dengan keadaan perut yang mulai membesar. Dia memang tidak punya pilihan lain, karena club tidak akan membiarkannya berhenti walau hanya sementara.
Hingga usia kehamilan 8 bulan dia masih bekerja, jika tenaganya masih memungkinkan bisa saja ia akan terus bekerja sampai beberapa hari menjelang persalinan, tapi seiring perutnya semakin membesar ia menjadi mudah lelah dan itu tidak memungkinkan untuk tetap terus bekerja. Pihak club akhirnya memberinya cuti, dia hanya diberi waktu satu bulan setengah untuk cuti, setelah itu dia harus kembali bekerja.
Setelah bayi tersebut lahir, di usia satu minggu, bayi tersebut dan juga Seokmin dibawa ke rumah orang tuanya (Rumah ibu wanita itu) yang ada di desa, dia meninggalkan begitu saja kedua buah hatinya, menyerahkannya ke tangan sang ibu yang sudah tua. Setelah menaruh anaknya di sana, wanita itu langsung kembali ke kota untuk bekerja.
Sembari menangis, Seokmin berlari hendak mengejar ibunya, namun sang nenek menahannya, menggenggam tangan mungilnya, mencegahnya untuk berlari mengejar wanita itu. Karena ia tahu hal tersebut akan sia-sia saja, Seokmin dan adiknya sudah dibuang, mereka tak pernah diinginkan, dan tak pernah diharapkan lahir ke dunia ini oleh ibu mereka sendiri. Wanita itu membenci darah dagingnya sendiri.
Hingga malam tiba, Seokmin terus menangis, ia tidak mau makan walaupun sudah ratusan kali Neneknya membujuk. Seokmin masih keras kepala, menunggu ibunya di depan rumah, berjongkok di dekat kandang anjing sembari terus menangis hingga suaranya habis.
Wanita tua itu hanya bisa memandang punggung cucunya dengan sedih, sedangkan bayi di gendongannya sudah tertidur lelap sejak tadi, bayi itu tidur dengan sangat damai, ia belum bisa mengerti perlakuan kejam yang telah ibunya lakukan padanya dan Kakaknya. Bahkan seekor binatang masih jauh lebih baik dalam memperlakukan anak-anaknya, tidak seperti wanita itu yang membenci kedua anaknya sangat banyak dan begitu dalam.
Wanita tua itu hidup seorang diri di sebuah rumah kecil sederhana, suaminya sudah meninggal 15 tahun silam. Walaupun sudah tua dan kecil, namun rumah itu masih sangat layak untuk ditinggali. Ia menanam berbagai sayuran di kebun sebagai mata pencaharian, menjadi seorang petani yang memiliki pendapatan tak seberapa. Sekarang ia harus membesarkan dua orang anak, memberi mereka makan dan menyekolahkan mereka.
Hari-hari akan semakin sulit, mencari uang untuk makan diri sendiri saja sudah susah, sekarang ia harus lebih bekerja keras lagi untuk menghidupi kedua cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You [SEOKSOON FANFICTION]
FanfictionSaat usia Seokmin masih 10 tahun dan Soonyoung masih bayi, mereka dibuang oleh ibu mereka sendiri ke tempat Neneknya. Mereka dibesarkan dan dirawat oleh Nenek mereka di desa, hidup miskin, namun di limpahi kasih sayang. Setelah sang Nenek meninggal...