Bulan yang penuh dengan sinarnya yang berwarna kuning, perlahan-lahan tertutup oleh awan tebal yang menggantung. Bulan telah tertutup oleh awan sepenuhnya, langit malam tanpa bintang itu kini menjadi hitam sepenuhnya, kehilangan cahayanya.
Angin berdesir menggoyangkan ranting-ranting pohon, gesekan dedaunan terdengar jelas di keheningan malam. Suara anjing yang menggonggong terdengar dari kejauhan, serangga malam juga tampaknya tak lelah bernyanyi sepanjang malam.
Lampu di atas meja nakas menjadi satu-satunya penerangan di dalam ruangan itu. Cahaya redup berwarna oranye terasa hangat menerangi kamar yang tidak terlalu luas.
Pria yang tengah tertidur itu perlahan bergerak, membuka matanya untuk melihat adik laki-lakinya yang tidur di sebelahnya.
Seokmin membuka matanya dan melihat tempat di sebelahnya telah kosong.
Namun, saat ia sedikit mengangkat kepala untuk mencari keberadaan adiknya, Seokmin melihat punggung itu. Dia duduk di tepian ranjang. Kaus putih yang dia kenakan menempel di kulitnya karena basah, samar-samar memperlihatkan kulit punggungnya yang putih bersih, terlihat kencang dan halus.
"Soonyoung-ah...."
Panggil Seokmin dengan suara serak seraya menggosok matanya yang masih berat untuk dibuka.Orang yang dipanggil tidak menjawab. Seokmin segera bangun dan mendekati adiknya yang duduk di tepian ranjang, menyentuh bahunya yang kurus.
"Hyung...."
Anak itu menoleh untuk menatap wajah kakaknya, suaranya rendah dan sedikit bergetar. Dalam cahaya oranye, Seokmin bisa melihat wajah adiknya yang basah oleh keringat, pipinya memerah membuatnya terlihat sangat indah.
"Ada apa?"
Seokmin bertanya seraya turun dari tempat tidur, kemudian berdiri di depan adiknya, membungkuk untuk melihat wajah itu lebih dekat.Seokmin menyentuh pipi adiknya yang berwarna merah muda. Membelai pipi itu dengan lembut. Refleks membuat Soonyoung menutup matanya, menikmati sentuhan kakaknya.
Napasnya menjadi berat. Soonyoung dengan susah payah menelan ludah. Anak ini terlihat sangat seksi dan menggoda, kulit cerahnya bersinar karena basah, berkilauan seperti mutiara. Itu sangat indah.
Tangan Seokmin bergerak ke atas, mengusap poni Soonyoung ke belakang memperlihatkan kening cantiknya. Wajah adiknya terasa panas di kulit tangannya, Soonyoung seperti sedang demam, tubuhnya juga basah bermandikan keringat.
Seokmin sudah terbiasa dengan keadaan ini, beberapa kali Soonyoung mengalami hal seperti ini.
"Hyung.... a-aku..."
Soonyoung terbata-bata, napasnya berat, dadanya naik turun dengan keras. Dia seperti ikan kecil yang terlalu lama berada di darat."Lagi?"
Seokmin berlutut di depan adiknya.
"Tidak apa-apa... aku akan membantumu...."
Ucapnya dengan senyum lembut di bibir.Di sana ia bisa melihat penis adiknya berdiri tegak di balik celana tidurnya, di bagian ujung terlihat sedikit basah oleh precum. Soonyoung memalingkan wajahnya menghindari wajah kakaknya.
"Harusnya kau membangunkanku...."
Seokmin mengangkat kepalanya dan melihat baju adiknya sudah basah kuyup oleh keringat. Dia terlihat seperti baru saja terjatuh ke kolam.
Anak ini masih menghindari tatapan kakaknya.
Soonyoung takut jika ia melihat wajah kakaknya di saat-saat seperti ini, tubuhnya justru akan semakin tidak terkendali dan rasa panas akan semakin menyiksanya. Kondisi seperti ini tak pernah bisa ia tangani sendiri, dia selalu membutuhkan bantuan orang lain untuk membebaskan diri.
Anak remaja laki-laki pada umumnya akan mengalami kondisi seperti ini, namun berbeda bagi Soonyoung, dia memiliki libido yang lebih tinggi dari anak-anak lain seusainya. Hal ini membuatnya kesulitan dan tersiksa.
Dia tidak bisa klimaks menggunakan tangannya sendiri. Soonyoung selalu membutuhkan bantuan kakaknya untuk membebaskan diri. Sebenarnya Soonyoung merasa malu dan sedih dengan kelainan pada tubuhnya ini, ia kadang merasa jijik dengan tubuhnya sendiri. Namun, Kakaknya justru akan tersenyum dan membantunya, sama sekali tidak merasa risih atau jijik. Membantunya menyimpan rapat rahasia ini. Soonyoung hanya memiliki nenek dan kakak yang sangat mencintainya.
Di dalam hidupnya ia tak pernah mengenal sosok seorang ibu. Nenek-nya mengatakan padanya bahwa ibunya meninggal saat melahirkannya. Dan Soonyoung, yang tidak pernah melihat sosok ibunya, ia percaya dengan kebohongan itu. Hanya Seokmin yang tahu seperti apa masa lalu mereka. Walaupun saat itu Seokmin masih kecil, namun kenangan buruk masa kecilnya membekas dan tak akan pernah hilang dari kepalanya. Seperti apa perlakuan kejam wanita itu, suara teriakannya ketika dia marah, dan rasa sakit pukulan yang ia terima di tubuhnya setiap kali wanita itu marah. Seokmin masih ingat dengan jelas semuanya. Itu seperti luka permanen di jiwa-nya.
Hanya nenek mereka yang miskin yang merawat mereka dengan penuh kasih sayang. Memberikan cinta dan seluruh hidupnya. Sekarang, wanita malaikat yang merawat mereka dengan cinta terbaik di dunia telah pergi ke surga, meninggalkan kedua cucu tercintanya. Sekarang, hanya Seokmin satu-satunya keluarga yang Soonyoung miliki. Satu-satunya orang yang merawatnya dengan seluruh cinta yang ia miliki. Hanya mengandalkan satu sama lain untuk bertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You [SEOKSOON FANFICTION]
FanficSaat usia Seokmin masih 10 tahun dan Soonyoung masih bayi, mereka dibuang oleh ibu mereka sendiri ke tempat Neneknya. Mereka dibesarkan dan dirawat oleh Nenek mereka di desa, hidup miskin, namun di limpahi kasih sayang. Setelah sang Nenek meninggal...