1. Prince Aksa

16.3K 1.3K 66
                                    

"Selamat pagi Prince Aksa." itulah sambutan yang selalu Aksa terima dari adik tingkatnya setiap pagi. Bukan semua adik tingkatnya tentu saja, hanya satu gadis yang begitu berani memanggil seperti itu kepada Aksa.

Ya. Hanya satu. Siapa lagi kalau bukan Love. Gadis yang terkenal cantik oleh penghuni sekolah yang berjenis kelamin laki-laki. Bukan hanya cantik, tapi juga jutek. Meskipun dia anak baru di sekolah, dia tak segan-segan menyemprot mereka yang berani mengganggunya.

Dan bukan rahasia lagi, jika Love tengah berjuang mendapatkan Aksa yang notabennya adalah pria pendiam dengan segala kharisma yang dimilikinya.

Aksa menoleh ke kanan dan langsung mendapati Love tengah memamerkan senyum menawannya yang hanya gadis itu berikan kepada 'Prince Aksa' nya ini.

"Pagi." hanya itu jawaban yang diberikan Aksa untuk Love. Aksa bukan pria yang bersikap sok cool seperti yang ada di dalam novel. Tapi beginilah memang dia, berbicara seperlunya jika ada yang penting, dan menjawab 'obrolan' yang orang lain tujukan padanya.

"Prince Aksa udah sarapan?" tanya Love yang berjalan di samping Aksa.

"Udah." singkat sekali. Tapi bagi Love, jawaban singkat yang diberikan Aksa untuknya adalah suntikan energi untuk seharian ini. Berlebihan sekali gadis itu.

Love tak lagi menanyakan hal yang tak perlu dan hanya menikmati aroma wangi yang menguar tanpa ampun dari tubuh Aksa. Mentari pagi, Aksa, dan aroma tubuh lelaki itu adalah duet luar biasa bagi Love.

Bahkan dia tidak akan bosan melakukan kegiatannya menunggu Aksa setiap pagi di tempat yang sama setiap harinya jika imbalannya begitu luar biasa seperti ini.

"Masuk dulu." pamit Aksa ketika dia sudah sampai di depan kelasnya. Dengan otomatis, Love berhenti melangkah dan membiarkan Aksa masuk ke dalam kelas. Bahkan lelaki itu tak memandangnya terlebih dulu. Tapi lagi-lagi Love tak peduli, membalikkan badan, kemudian dia melangkah untuk pergi ke kelasnya sendiri di lantai tiga. Dan kegiatan itu sudah dia lakukan selama sati semester ini.

"Cewek cantik dianggurin aja sih lo." baru saja pantatnya di dudukkan di bangkunya, Keno sudah berkomentar.

Aksa hanya mengedikkan bahunya dan membuka ponselnya karena sebuah video yang adiknya kirimkan untuknya. Senyumnya terbit seperti mendapat harta karun milyaran rupiah melihat adiknya mencak-mencak tak karuan karena ulahnya.

Tadi tuh ada di kamar, bunda, terus nggak ada. Pasti abang yang sembunyiin. Soalnya abang kan tadi masuk kamar adek. Itu suara adiknya.

Makanya kalau naruh barang itu yang rapi dong dek, bunda kan udah ajarin kamu. Kalau nggak nemu ya udah pakai yang lain aja, entar kalau ditanya pak guru bilang aja lupa di cuci. Suara sang ibu terdengar.

Nggak mau. Kata sang adik lagi. Aksa sudah terkekeh melihat kedua perempuan kesayangannya ribut pagi-pagi. Apalagi melihat sang adik yang hampir menangis itu benar-benar menyenangkan sekali.

Yang Aksa tak paham adalah, kenapa sempat-sempatnya adiknya itu memvideo kegiatannya itu padahal dalam keadaan genting. Ya, keributan yang terjadi itu adalah karena ulah Aksa yang menyebunyikan celana olahraga sang adik sebelum dia turun untuk sarapan pagi tadi.

Entah menurun dari mana Aksa memiliki sifat isengnya itu. Ah, tentu saja dari sang bunda. Kalau ibunya menemukan apa yang di cari, mungkin perempuan itu hanya akan geleng-geleng kepala saja nanti. Bagaimana tidak, dia meletakkan celana adiknya di dekat air mancur depan rumahnya dengan tulisan 'celana murah. 1520. Jika berminat, uang harus pas' begitu.

"Adik lo tu ya Ak, masih SMP udah bening betul. Kenalin lah ke gue." Aksa langsung mem back video tersebut dan mengantongi ponselnya meskipun video yang dilihatnya belum selesai.

Blind LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang