" Valerie? Kamu marah denganku? " bisik Devan pelan.
Bisikannya barusan membuatku tersentak dan tersadar dari lamunanku, " Hah? Oh tidak. Tentu saja tidak Devan. Malah aku senang sekali setidaknya itu adalah pembalasan dariku. Terima kasih, ya. Kamu memang sahabat sejatiku. " Tanpa meminta izin darinya, aku langsung memeluknya dengan erat seperti biasanya.
" ADUHHH! " serunya dengan keras
Akupun melepaskan pelukanku, " Maaf, terkena pipimu, ya? "
Tapi, Devan tersenyum, " It's fine, Val "
Ciri - ciri Devan yang pertama : Keras diluar, lembut di dalam.
🌸🌸🌸
Devan POV
Malam itu pusat perbelanjaan dipenuhi banyak orang, khususnya perempuan. Tentu saja kaum hawa memenuhi tempat ini. Bagaimana tidak? Tempat perbelanjaan ini sedang mengadakan
Sale up tp 70% yang artinya discount besar - besaran.Salah satu di antara kaum hawa itu adalah Valerie Natha Maroon.
Ia memintaku untuk menemaninya. Tetapi, aku lebih memilih untuk menunggunya di dekat pintu masuk yang menyediakan sebuah sofa sederhana. Untunglah yang duduk di sofa itu laki - laki, karena jarang sekali laki - laki ingin berbelanja seperti perempuan. Dan Ia tahu kalau pendirian aku tidak ingin ikut belanja.
Namun, Ia tersenyum simpul " Yasudah, aku akan menelfonmu kalau sudah selesai ya " ujarnya
Aku mengangguk singkat, " Jangan lama - lama. Ingat, belilah barang - barang yang kamu butuhkan, bukan inginkan. "
Itulah aku. Tidak suka menghambur - hamburkan uang hanya untuk membeli barang yang aku inginkan, bukan butuhkan.
Aku tidak suka keramaian. Entah apa alasannya, yang jelas aku tidak suka. Jika aku berada di tempat keramaian, aku bukan menjadi diri sendiri malah sebaliknya menjadi cuek, singat, dan ketus.
Namun, jika aku berbicara dengan Valerie, aku tidak akan memperlihatkannya dan harus mengontrol emosiku. Walaupun sebenarnya Ia mengetahuinya.Ciri - ciri Valerie yang kedua : Ia sudah mengetahui duluan, tanpa aku memberitahunya
🌸🌸🌸
Don't forget to vomment guys!
Love ya all! xx❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile
RomansaMenunggumu itu jenuh, perih. Entah mengapa setiap aku ingin mundur darimu, hati ini selalu melawan dan selalu meminta untuk terus memperjuangkanmu.