hari ini hari minggu. Samsul dan Zara bersepakat menghabiskan waktu libur mereka dirumah mama Zara. mertua Samsul. memurut Samsul, mama Zara lebih dari baik. wajar saja karena mama Samsul sangat keras dalam kehidupannya membuatnya bersikap keras juga dulu.
"mamaaaaa" Zara berteriak senang. kemudian memeluk wanita tua yang ia panggil mama. wanita tuabitu tersenyum membalas pelukannya. sudah hampir 3 bulan mereka tidak berkunjung kesana.
"kamu makin besar deh" goda wanita tua itu membuat anak keduanya itu memonyongkan bibirnya, cemberut.
"udah diet lho padahal" sindir Samsul bercanda. ia tahu padahal istrinya selalu makan.
"ih" umpatnya dan duduk disofa. mama nya dan Samsul mengikuti setelah sebelumnya Samsul menyalimi mertua nya itu.
"gimana kabar kalian? "
" baik, bu" jawab Samsul.
"masih main kerumah Sara, kan? Sara. mama Samsul yang memiliki sesikit gangguan kejiwaan karena masa lalu nya. sehingga wanita itu suka sekali memukuli anak - anak nya. ia membenci ibu nya sendiri. tapi ia tidak boleh terlalu larut membenci nya.
"masih kok, bu"
mama Zara dan Samsul asyik mengobrol. lelaki itu merasa akrab sekali dengan mertuanya. sedangkan istrinya sudah menghilang entah kemana. mungkin ke kulkas.
"nanananana" senandung itu jelas berasal dari Zara yang duduk menemui mama nya dan suaminya. benar saja, perempuan itu telah membawa dua bungkus makanan dan membuka nya.
"ini nama nya diet? " tanya mama Zara menunjuk ke makanan yang dibawa anaknya. Zara mengangguk. mamanya menggeleng.
" semua beda definisi, bu kalo sama dia" ujar Samsul tersenyum. mamanya menggeleng lagi.
" udah 3 tahun lho, kalian nikah. kok belum ada yang bertambah? " tanya mama Zara tiba-tiba. membuat Zara berhenti mengunyah dan Samsul menggaruk tengukuknya.
" tanya sama tuhan, ma kalo soal itu" sahut Zara cuek kembali mengunyah.
" mama juga tau kalo itu "
" belum takdir mungkin" Samsul menengahi. Zara bernapas lega ada yang membela nya. entah mengapa perempuan itu terlalu capek berharap. sehingga ia membatalkan niatnyanuntuk memiliki anak.
"ya udah kalian istirahat aja dulu sana. jauh-jauh kalian datang" wanita tua itu beranjak dari duduk nya dan meninggalkan mereka. kini tertinggal mereka berdua disana. Samsul menyandarkan kepalanya ke sofa lalu memejamkan matanya. sedangkan Zara berjuang dengan makanan yang sebentar lagi habis.
"gitu amat makannya" tukas Samsul tanpa melihat Zara, seakan tahu. wanita yang dimaksud hanya menoleh ke arah lelaki itu tak menghiraukan.
"mau? " laki-laki itu menggeleng.
" jangan makan banyak - banyak kalo masih mau diangkat " larang Samsul tersenyum memancing amarah istrinya. dan Zara berhenti mengunyah. menatap Samsul lama tetapi sia sia karena yang ditatap masih memejamkan matanya.
" makanya kamu makan juga"
"gak mau, nanti luntur gantengnya"
emang ganteng, sih. bukan, samsul bukan ganteng lebih tepat nya berkharisma. menurut Zara.
"sombong. " tukas Zara kesal.
" hmmm" gumam Samsul. Zara semakkn kesal karena ternyata lelaki itu tak sadarkan diri. alias tidur.
setelah makanan nya habis, ia pergi menuju kamarnya dulu. masih sama tidak ada yang berubah. ia memasukinya lalj menghidupkan saklar. berdebu.
"kangen... "gumamnya pelan menatap ruangan berukuran 5x5 m itu.
"nginap sini, mau?" Zara kaget mendengar ada suara lain dibelakang nya. walaupun sebenarnya ia tahu itu suara suaminya.
"mau"
"ok"
"tapi besok kamu, kan kerja"
"berangkat dari sini aja, nanti pulang aku jemput kamu" seketika Zara berbinar-binar. ia begitu senang. terkadang berayukur memiliki suami yang dewasa dan pengertian. ia tidam tahu harus membalas kebaikan orang-orang yang dicintai nya dengan cara bagaimana.
"duh jangan kuat kuat dong peluk nya, dek"
Zara tersentak. ia tidak sadar ia memeluk suaminya. karena terlalu bergembira. begitu menyadari ia segera melepas pelukan tersebut dan meninju perut Samsul.
"siapa juga yang meluk. " jawab Zara jutek. memutar bola matanya. Samsul mengangkat sebelah alisnya, heran.
rabun kali, ya
ia meninggalkan Zara yang sibuk merapikan kamar lama nya kini.
waktu berlalu dan kini telah pagi. sinar matahari menerobos jendela kamarnya. ia membuka matanya berat. Zara melihat sekeliling. hanya ia sendiri. dimana Samsul? ah bodo amat. ia kembali tidur.
"zaraaaaa.... bangun jam berapa ini! " yah itu teriakan khas dari mamnya yang gak pernah hilang dari dulu. ia terkesiap. merapikan kasurnya dan keluar. ia mengucek matanya.
" baru jam setengah tujuh juga"
"mana suami mu, hah? " tanya mamanya duduk di depan TV. rumahnya telah rapi. ia tidak ingat dimana ia menyembunyikan Samsul.terakhir yang ia ingat, suaminya mengatakan ingjn keluar sebentar. dan setelah itu ia tertidur.
YOU ARE READING
malaikatku
Short Storyaku merindukanmu, malaikatku! kemana saja kau pergi? apa kau melupakan ku? ini berisi seuntai kisah-kisah sedih yang mungkin beberapa diantaranya realita.