Seorang gadis remaja yg berpakaian Putih Biru tengah duduk di depan cermin. Ia memperhatikan penampilannya yg sederhana tapi cantik. Ia mengenakan nametag di baju nya 'Alexa Thomas Halderman'. Ya gadis itu bernama Alexa Thomas Halderman. Setelah merasa siap, gadis itu keluar dari kamarnya lalu turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama keluarganya. Di bawah tepatnya di meja makan, ia telah ditunggu oleh keluarga harmonisnya. Ia pun berjalan menghampiri mereka dan duduk di kursi itu.
"Morning Ma, Pa, kak, bang" ucap gadis itu a.k.a Alexa.
"Too sayang" ucap kedua ortu nya
"Mck lama bgt lo dek, kalau gini kita bisa telat tau nggak." Ucap Dion Thomas Halderman yang tak lain adalah abang Alexa. Alexa tidak menghiraukannya, ia hanya menyantap sarapan pagi nya yg ia rasa sangat lezat itu.
"Mck lu denger gua ngomong gak sih" gerutu Dion sambil menjauhkan piring Alexa.
"IH rese banget sih kami bang? Yaudah sih kalau abang gak mau nungguin aku, berangkat aja sana, aku gak usah sekolah aja." Ucap Alexa dengan menahan isakan tangis nya.
"Lu ini gimana sih ion? Adek nya lagi makan malah digangguin, kalau lu gangguin begini, kapan dia selesai sarapannya? " ucap Caitlin Thomas Halderman a.k.a Kakak Alexa.
"Iya in deh, nih lu lanjut lagi sarapannya, gua tunggu di Mobil" ucap Dion mengembalikan piring itu kepada Alexa dan beranjak pergi. Sebelum ia keluar ia pamit kepada kedua ortu nya dan salim.
Dengan sumringah, Alexa melanjutkan sarapannya. Setelah selesai sarapan, Alexa dan Caitlin pamitan dan beranjak menghampiri Dion yg telah menunggu mereka di dalam Mobil Mercedes Benz miliknya sendiri.
Mobil tersebut adalah hadiah ulang tahun Dion ke 17 dari sang Papa. Dion dan Caitlin adalah anak kembar tidak identik jadi kemiripannya sangat minim. Usia mereka berdua dengan Alexa terpaut 5 tahun dari Alexa. Kini kedua kakak Alexa itu telah duduk di bangku perkuliahan, sedangkan Alexa masih kelas 1 SMP. Karena itu lay Alexa sangat dimanjakan oleh keluarga nya itu.
Sesampainya di gerbang sekolah yg bertuliskan International High School, Alexa turun dari mobilnya, tak lupa ia pamit dan mengecup kedua pipi kakak dan abangnya tersebut lalu ia berjalan menuju koridor sekolah. Di depan kelas ia bertemu dengan seorang makhluk absurd, *eh maksud gua seorang cowok tampan a.k.a sahabatnya. Bastian Steel, ya orang itu adalah Bastian. Mereka telah bersahabat sejak SD.
"Lama lu" ucap Bastian lalu berlalu dari hadapan Alexa.
"Hhh, dasar tengil lu bas" gerutu Alexa yg kesal karena ditinggal pergi oleh Bastian.
Setelah mengikuti Upacara Bendera yg sangat membosankan bagi seluruh siswa/i di sekolah itu, mereka pun memasuki kelasnya untuk melaksanakan PBM. Yeayy.. Alexa adalah siswi teladan di sekolah itu. Sudah banyak prestasi yg telah ia capai semenjak ia sekolah disitu. Padahal ia masih 8 bulan belajar disana. Jika mendengar kata belajar ia sangat semangat dan serius. Tapi ia tidak pernah memforsir belajarnya, bahkan ia sangat terlihat santai pada saat belajar. Sulit dipercaya memang jika ia adalah siswi yg pintar. Berbeda dengan Alexa, Bastian malah seorang siswa yg sangat kurang dalam pelajaran, suka bolos dan pecicilan. Tapi dia tidak pernah merokok, karena ia berpikir rokok hanya akan menghancurkan dirinya saja. *Oh sangat mengharukan*. Dia sering belajar dengan Alexa tapi ujung²nya ia malah tertidur. *huhh*.
Pada saat bel pulang berbunyi disana lah Bastian dan siswa/i yg malas berteriak kegirangan. Sedangkan Alexa hanya menggerutu, pasalnya ia masih penasaran dengan pelajaran yg diajarkan guru tadi. Mau tidak mau Alexa meyusun buku dan alat belajarnya ke dalam gas. Lalu beranjak keluar, ia adalah siswi terakhir yg keluar dari kelas selain piket kebersihan kelas. Hhh memang siswi teladan dia. Di depan gerbang, Alexa mengecek ponselnya, disana ada pesan dari Dion bahwa ia tidak bisa menjemputnya. Jadilah ia menggerutu, bingung ia harus pulang dengan apa.
"Oyy lex, lu kenapa jalan sendiri?" Tanya seseorang di belakang Alexa. Alexa pun menghampirinya.
"Bas, gua tuh kesel sama abang gua, mass dia bilang gak bisa jemput gua, terus gua pulang naik apa coba? " ucap Alexa menahan tangisnya.
"Ya ilah lu gitu doang mewek, mania bgt sih lu lex, yaudah sih gua anterin yuk." Ucap Bastian berusaha menenangkan sahabatnya itu.
" Ga mo ah, lu nya udah ngejekin gua tadi" ucap Alexa cuek dan membuang mukanya ke sembarang tempat.
"Yaudin kalo gitu, gua pulang duly ya, selamat berjalan dengan arwah penghuni jalan Alexa.. Hahaha" ucap Bastian dengan nada menakut-nakuti Alexa.
Belum sempat ia melajukan motornya, Alexa berdiri di hadapannya dan merentangkan tangannya.
"Stop.. Karna lu udah nakut-nakutin gua, lu harus nganterin gua. Fix gua ngalah" ucap Alexa lalu duduk di jok belakang motor.
"Sok nolak lu kucing, nih pake helm dulu" ucap Bastian menyodorkan helm ke Alexa. Alexa pun menerimanya dan mengenakannya.
"Udah?"
"Hmm"
"Huhh, dasar cewek tengil" ucap Bastian kesal dan melajukan motornya.
Sesampainya di rumah Alexa, ia pun turun dan melepas helm nya, lalu mengembalikannya kepada Bastian.
"Thanks bas, sering² ya kasih gua tumpangan gratis, bye hati² lu. " ucap Alexa. Tanpa mendengar ucapan Bastian, Alexa telah memasuki rumahnya dan menutup pintu.
"Dasar sahabat gak punya hati, bodo ah" gerutu Bastian lalu melajukan motornya.
Pada malam hari, Alexa mengecek HP nya ia menerima pesan dari Caitlin Dan Dion yg berisikan bahwa mereka pulang agak larut malam ini karena ada pertandingan balap. Memang Caitlin Dan Dion adalah pembalap yg sangat handal dan keren. Mereka jarang sekali malah dalam balap. Baik balap legal maupun illegal, mereka sangat dikenal dan disegani karena kehandalan mereka ini. Ortu mereka pun setuju² saja dengan kegiatan mereka ini. Karna menurut ortu itu, lewat ini mereka dapat mandiri dan membiayai kuliah mereka sendiri. ortu nya belum mengizinkannya karena belum cukup umur. Ingat *KARENA BELUM CUKUP UMUR*! Lagian ia tidak tertarik dengan hal yg begituan.
"Huhh, gini nih derita anak bungsu, banyak bgt pantangannya" gerutu Alexa. Saat ia tengah membaca buku sejarah nya, mama nya memanggil untuk makan malam. Ia pun keluar dari kamarnya lalu beranjak menuju meja makan.
"Sayang, makan yg banyak ya.. Biar cepat gede nya. Kan mau seperti Kakak Cait dan Abang Ion. " ucap Mama nya lembut sambil menyodorkan makan malam kepada Alexa.
"Ahh, mama ini apaan sih, Alexa gak tertarik sama itu ma, Alexa maunya jadi dokter. Kan lebih berkualiatas profesinya. Kalau gak jadi dokter, lexa pengen jadi pengusaha kayak Papa. Ya kan pa? " ucap Alexa mengalihkan pandangannya ke Papa.
"Ia Sayang, kamu ini memang anak papa yg paling berambisi. Papa bangga sama anak bontot papa ini." Ucap papa mengelus puncak kepala Papa nya ini.
"Heheheh" cengir Alexa.
Setelah makan malam , ia pamit kepada ortu nya ingin tidur,. Di kamar ia belajar, lalu ia membersihkan dirinya kemudian ia tidur.Next? OK nanti yah.. Jangan lupa tinggalin Votes(*) nya ya. 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
A Badgirl Is My Destiny 😘
Novela JuvenilMenceritakan tentang seorang badgirl yang dapat berubah jadi goodgirl setelah bertemu dengan seorang cowok baik yg penasaran dengan gadis itu. Bagaimana kisah mereka?.. Ikuti yuk dengan baca cerita gua. Join ya guys 😘