Tiga puluh dua (banyak)

971 40 3
                                    

Noh gue kasih banyak...

Pada intinya aku saja yang terlalu berharap banyak padamu. Jadi tak ada salahnya pula kalau tidak merasa kecewa atas pengkhianatan darimu.

Jadi apalagi yang musti diperjuangkan dari hubungan ini? Seperti kayu yang terus menerus dibakar api, pada akhirnya hanya akan ada kehancuran.

‌Apakah kesabaran hatiku tidak pernah menyentuh batinmu? Baiklah kalau begitu, akupun rela menjadi pelit kesabaran agar kau memohon padaku.

Jangan bicara, mulutmu itu sudah terlalu banyak bisa dan racunnya.

Kalau janji yang kau buat padaku mengekangmu, maka lupakanlah. Sebab aku hanya menerima penetapan hati yang tulus. Bukan yang terpaksa.

Aku berhenti menjadi diriku sendiri ketika ibu terlalu banyak meneriakiku untuk menjadi orang lain.

Sebenarnya kebodohanku adalah apa yang kuketahui, andai dulu aku tak mengetahui kegelapanmu, mungkin aku tidak perlu repot berfikir untuk menerimamu.

Jangan berharap lebih, karena sesuatu yang berlebihan sering mendatangkan kekecewaan.

Tidak perlu memasang wajah innocent mu padaku. Toh, aku sudah paham bagaimana sandiwaramu berlaku.

Kupikir hal yang paling menyakitkan dari hubungan terpaksa ini adalah bagaimana aku terus pura-pura mencintaimu. Tapi aku salah, justru hal yang tersulit itu adalah berpura-pura harus terlihat membencimu.

Perasaan ini mungkin menyakitkan, tapi kalu kau suka. Aku akan bertahan, meskipun pada akhirnya hatiku yang harus mati.

Seperti siklus hidup manusia, orang bisa tersenyum untuk menutupi luka. Tapi seseorang tak bisa terus berpura-pura hidup baik-baik saja ketika hatinya sudah terlanjur mati.

Vote, lahhh.
Hargai dikit kenapa.

Caption : Pelengkap Foto di Medsos, Keren!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang