Pesahabatan kami tak terasa sudah hampir 3 bulan namun sayangnya kita belum sempat bertemu lagi selepas itu. Karena berbagai kesibukan masing masing. Akupun memutuskan untuk kembali berkumpul di sebuah kafe terkenal di daerah jakarta, ya itu kota tempat tinggal kita semua meski satu kota tapi berbeda tempat.
Pertemuan itu juga sebari merencanakan perjalan pertama kita ber-lima. Gio selalu memiliki ide cemerlang dia mengajak kita semua untuk berlibur di kampung halaman nya di bali,dia tinggal di jakarta untuk kuliah saja. Dan akhirnya kita semua pun setuju. Persiapan demi persiapan sudah selesai dan kita berangkat bersama menuju bandara soekarno hatta. Akhirnya pesawat pun meluncur dari jakarta-bali.
Sesampai di bali kita semua menuju hotel terkenal di bali dan menginap untuk beberapa hari saja. Gio itu seseorang yang paling baik menurutku dari kedua temannya. Dia selalu membantu kita semua yang sedang kesusahan selain baik dia juga sangat asik. Saat itu aku kesusahan membawa barang barang yang terlalu banyak aku bawa dia membawakan koper dan tas ranselku tanpa basa basi."sini pasti lo butuh banget bantuan kan? Biar gue aja yang bawa" pinta gio sambil mengambil barang barang di tangan ku. Aku hanya mengangguk saja.
Raina sudah sampai duluan di kamar. Aku dan raina sekamar. Aku pun membereskan barang barang ku. Setelah selesai, aku menuju tempat santai."ra kita ke sana yu sambil foto foto. " ajak aku namun raina menolak karena ia masih belum selesai membereskan barang barang nya.
Sambil mengambil foto pemandangan pantai disana dengan kamera ku, gio datang menghampiri tanpa adnan dan raka yang usil.
"sejak kapan lo suka sama fotografer?"
"sejak gue suka sama hal hal yang berkaitan dengan traveling. Dan gue rasa setiap moment itu harus diabadikan"ujarku sambil melihat hasil hasil jepretan foto.
"gue rasa ga setiap moment lo harus mengabadikan nya soalnya moment itu kadang gabisa di abadikan oleh kamera". jawab ia begitu tegas meski sedikit memaksa.
"tapi, ada beberapa moment yang bakalan kita lupa jika tidak ada hal yang bisa membuat kita ingat"rasaku kesal mengatakan nya karena gio seakan tak suka dengan kegiatan ku.
"ya tapi menurutku hanya moment penting aja yang harus diabadikan. "jawabnya tak ingin kalah.
Tanpa basa basi Aku pergi meninggalkan gio sendiri yang sedang duduk di samping balkon tempat santai. Dan aku berpapasan dengan adnan dan raka yang menanyakan gio. Mereka bertiga memang selalu barengan kaya bayi kembar tapi mereka mempunyai sifat yang aneh aneh. Gio, sifatnya dingin dan jutek nya minta ampun, adnan, kebiasaan nya usil sana sini, tapi kalo raka, dia itu pendiem tapi kalo lagi mood nya baik wah ngeselin nya minta ampun.
Aku kira salah menilai gio itu baik dia itu terlalu serius dengan apa yang dia lalui.
Aku pergi menuju kamar dan disana raina sedang asik baca buku novelnya.
Esok harinya
Kita semua berkumpul di ruang makan hotel dan menentukan tujuan hari ini kita akan ke mana. Dan memutuskan untuk menuju pantai nusa penida terlebih dahulu. Adnan, dia suka usil sama semua orang tapi dia secara diam diam selalu memperhatikan riani. tapi, entah itu hanya perasaan aku saja. Dia begitu peduli dengan keadaan riani. Apalagi waktu riani bilang sedikit kurang enak badan dia paling depan untuk membantu riani dan menghawatirkannya. Untuk menuju pantai nusa penida kita harus berjalan terlebih dulu, dengan membawa perbekalan yang seadanya saja. Aku mencoba mengabadikan beberapa moment disana. Saat aku menyadari ternyata gio sedang memperhatikanku dari tadi aku sadar saat aku meliriknya dan ternyata dia sedang memandangku. Aku hanya mengabaikan nya dan kembali asik dengan riani.
Riani pergi menuju spot lain sedangkan aku hanya duduk di atas bebatuan yang cukup besar. Tiba tiba seseorang duduk disampingku."maaf kemarin gue salah dan sekarang gue tau apa yang dimaksud moment" suara itu terdengar persis di sampingku.
Setelah ku tengok ternyata suara itu suara gio.
"tak apa, semua orang punya pendapat. " aku mulai membuka pemikiran tentang sikap gio.
Waktu itu adnan pernah cerita sama aku tentang gio dia bilang
"gio itu orangnya dingin banget sama cewe tapi dia sebenernya orang baik apalagi kalo udah kenal dekat dia itu asik bii"adnan bicara padaku waktu di lobbi hotel.
Perkataan adnan membuat aku penasaran tentang sikap gio yang aneh itu. Dia terkesan cuek tapi kadang suka peduli.
"bii gue tau loh disini punya spot foto yang keren keren yuk ikut sama gue"omongan gio membangunkan aku dari lamunan tadi, tanpa ada kata izin dariku gio langsung menarik tanganku.
Benar saja dia membawaku ke sebuah tempat yang luar biasa disana kita bisa melihat pemandangan laut nusa penida dengan jelas. Dia menyuruhku untuk berfoto di sana.
"sana gue fotoin dari sini"dia membuka omongan dengan mengambil kamera yang aku pegang.
Aku hanya diam bungkam seperti tak percaya orang yang kemarin bersikap dingin sekarang jadi kaya gini.
"lahhh gimana sih katanya lo pengen selalu nge abadikan moment sekarang malah diem gitu"dengan mengerutkan dahinya.
Aku pun langsung bergaya sekeren mungkin. waktu itu dia sangat baik dan apalagi dia mengajarkan aku teknik mengambil foto dengan cara yang berbeda. Tak sengaja dia memegang tangan ku dan tak sengaja juga kita berdua saling bertatapan. Ohhh tuhan aku baru sadar ternyata gio itu tampan dan senyumnya manis juga. Pikiran itu membuatku langsung menghindarkan tangan ku dari nya dan sedikit salah tingkah atas kejadian tadi.
Kita berdua kembali mencari teman teman yang lain. Dengan melewati trek bebatuan yang lumayan rumit bebatuan yang sedikit licin membuatku tergelincir dan kaki ku menjadi terkilir. Gio yang ada di belakangku tak bisa menahan karena saat itu aku sedikit berlari.
"lo gapapa? "
"gapapa gimana lo liat kan kaki gue terkilir, gimana sih lo gio"sambil menggerutu aku menahan kesakitan.
"yaudah sini gue gendong aja"sambil jongkok di depanku.
Mau tak mau aku harus menuruti perintah gio. Bisa bisa aku ditinggalin di sini sendiri kalo aku marah marah ke dia.
"makannya kalo jalan tuh hati hati jadi kaya gini kan. "
Aku hanya mencibirnya di belakang.
Teman teman yang lain ternyata sudah menunggu di lokasi awal. Raka langsung riweh melihat aku di gendong gio."wihhh gio lo udah deket aja tuh sama rubby. Jadian aja sono. wkwkwk"sambil ketewa puas mengutuk aku dan gio.
Di sisi lain raina dan adnan hanya diam dan sedikit tersenyum.
"heh apaan sih lo ka. Ni orang masih aja bisa becanda. Gue gendong rubby itu gara gara kaki nya kekilir. Ayo kita kembali dulu ke hotel supaya kaki rubby bisa buru buru dibenerin" ujar gio sambil berjalan menggendongku.
Akhirnya sampai juga di hotel dan kaki ku segera di urut sehingga sekarang sudah lumayan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
journey is my love
PertualanganKisah perjalanan yang membuat bertemunya sebuah persahabatan hingga cinta yang terus menerus diuji hingga akhirnya akan ada seseorang yang mengalah demi cinta itu