chapter 4

97 10 0
                                    

"Selamat pagi semua, mulai hari ini, saya dokter ayu akan membimbing kalian dalam menyelesaikan masa koas kalian."

Ya, beliau seorang dokter senior di rumah sakit ini. Meskipun sudah berumur sekitar kepala 5 an, tapi beliau masih terlihat muda. Tapi sayangnya beliau terlalu sering marah marah.

"Selamat pagi juga dok. Kami selaku anak koas mohon bimbingannya ya dok." kataku mewakili kedua temanku.

"Tentu. Jadi persiapkan diri kalian sebaik mungkin. Untuk jadwal tidak ada yang berubah dan selama kalian ada dalam bimbingan saya ada beberapa peraturan yang harus kalian patuhi. Ini."

Beliau menyodorkan secarik kertas dan terlihat tulisan tangan dari dokter ayu yang menyatakan beberapa peraturan yang beliau berikan.

"Disitu sudah tertera peraturan beserta konsekuensi nya. Silahkan dilihat dan dipatuhi."

"Baik dok."

"Ok, saya tinggal dulu, saya masih banyak pasien."

"Baik dok."

Beliau pun berlalu meninggalkan kami.

"Weh, ini sih bagusan sandi rumput. Nih tulisan gimana bacanya pula?" kritik reno.

"Tau tuh apasih ini?" tanya nandi.

"coba gua bacain ya,
1. terlambat datang jaga, jadwal  jaga ditambah.
2. Telat ngumpulin tugas, tugas ditambah.
3. Tidak sopan, tiap ketemu senior harus jongkok (2 hari)
4...e..e..

"Apa ris? Kok lu cuma e..e.. doang?"

"gue nggak bisa baca."

Aku menggaruk garuk kepalaku yang sejatinya tak merasa gatal sama sekali.

"Lu aja gak bisa baca, apa lagi gue. Liat bentar aja udah pusing." kata reno.

"Udah, yang penting jadi anak baek baek aja. Pasti gak bakal dihukum."

Tanpa kami sadari dokter ayu p. Lewat di depan kami dan berhenti.

"Kalian ngapain masih disini. Kalian teledor! Buat makalah tentang HIV. Minimal 50 lembar dikumpulkan besok."

"kalian kenapa kaget? Sudah baca peraturannya kan?"

"Peraturan? Eh, i..iya d..dok sudah. B..baik dok segera kami kerjakan makalahnya."

Kami pun gelagapan menghadapi dokter yang satu ini.

"Ya sudah, kembali bertugas. Jangan lupa buat catatan perkembangan pasien pasien kalian."

"Oh iya, konsul dengan saya paling lambat jam 4 sore."

"Siap dok." jawab kami serempak

"Good. Jangan lupa makalahnya."

Kamipun menghela napas kasar setelah dokter itu pergi.

"Huhu.... Makalah lagi makalah lagi. Mungkin pas mudik lebaran nanti bokap nyokap gua udah nggak ngenalin wajah gue yang tampan ini sangking bertambah hitam dan tebal kantung mata gue. Cobaan apalagi ini Ya Allah.. Tidaaaakkk."

Tuk.

Suara getokan tanganku ke kepala reno menginterupsinya untuk mengurangi kadar ke-lebay-an nya.

"ck, dasar korban sinetron sinetron alay zaman now." batinku.

"Udah jangan alay alay banget gitu ah. Mending langsung ngerjain komando dari bu bos, dari pada kena damprat lagi. Lagi pula bentar lagi kita harus konsul kan ke bu bos." terang nandi.

"Iya..iya.., "

Reno pun menampakkan wajah malasnya.

"Sial, sial. Baru kali ini gue sadar kalo gue seharusnya lebih bersyukur punya pembimbing yang dulu, kalo gue tau dokter yang ini nih, yang pembimbing baru kita ini lebih nyeremin dari pak gandhi."

Akupun terkekeh bersama nandi atas pernyataan reno baru saja.

.................

"Wih, jadwal konsulnya tinggal 2 menit lagi nih. Lari lari.. Sebelum singa betina ngamuk." teriak reno panik.

Langkah ku pun sempat terhenti karena berpikir siapa itu singa betina.

Seolah olah reno tau isi pikiranku. Reno pun lantas berkata..

"Udah, gue tau lo sekarang dalam lola mode on . Jadi, nanti aja mikirnya. Kita udah hampir terlambat nih."

"Oke..oke."

Aku pun lantas berlari menyusul reno.
.
.
Akan kah faris cs akan sampai tujuan dan menaklukkan sang singa betina ?

Yups

16.59.55

56..

57..

58..

59..
.
.
.
.
.
.

Ceklek...

"Selamat sore dok, permisi kami ingin konsul untuk perkembangan pasien kami selama 1 hari ini." kata reno cepat tanpa jeda.

"Apa kalian tidak punya etika?"

Kami pun tersentak. Kami bingung kesalahan apalagi yang menimpa kami kali ini.

"T...tapi mm..maaf dok, kira kira apa ya kesalahan kami?"

"Kalian tahu sopan santun saat memasuki ruangan orang lain? Ketok pintu dulu, ucap salam dulu, baru masuk. Kalian nggak pernah diajarin etika ya?"

Tooeeenggg.... Itulah kesalahan kami. Tadi pun aku sempat berfikir untuk melakulannya, tapi waktu yang mendesak kami untuk segera memasuki ruangan ini.

"Silahkan kalian bunyikan apa konsekuensi jika kalian tidak sopan!"

"JONGKOK SAAT BERTEMU SENIOR SELAMA 2 HARI" ucap kami berbarengan.

"Good."

Kami pun hanya pasrah. Kalau pun ada kamera atau cctv di ruangan ini, aku lebih memilih untuk melambaikan tangan dan mengangkat bendera putih di depannya. Bagaimana tidak, dalam 1 hari masa bimbingannya, kami sudah harus menerima 2 hukuman sekaligus. :(

"Karena saya lagi baik, mka hukumannya saya kurangi jadi 1 hari saja untuk kali ini."

...............

Thor, kelamaan update nya.!!!!!!!

Hehe maap maap keun saya. Gak tau kenapa nemuin mood susah banget.

Gimana ceritanya? Tunggu kelanjutannya ya... :)

“Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza”        :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jingga RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang